Jace baru saja akan bersiap untuk menjemput kekasih barunya, ketika Erlyn dan Elya sudah berdiri manis di ambang pintu rumahnya.
"Selamat malam kak Jace," sapa mereka dengan senyum lebarnya.
"Malam," jawab Jace singkat, sambil terus melangkah menuju ke mobilnya.
Kedua gadis itupun berlari mengejar Jace yang hendak membuka pintu mobilnya.
"kak Jace, kok main ninggalin aja sih," ucap Erlyn sambil cemberut.
Tanpa memperdulikan pertanyaan dari Erlyn, Jace segera memasuki mobilnya.
Kedua gadis kembar itu serentak membuka pimtu belakang mobil Jace, dan duduk dengan manis di sana.
"Mau apa kalian berdua ikut masuk!" Gertak Jace kesal, dia sudah hampir terlambat menjemput kekasihnya Vina, dan dua mahluk jadi-jadian ini semakin memperlambat waktunya saja.
"Mau ikut kak Jace," jawab Erlyn manja, sedang Elya hanya mendukung ucapan saudara kembarnya dengan anggukan.
"Keluar gak!" perintah Jace kesal, tapi gadis kembar itu serempak menggeleng, sambil melipat kedua tangannya di depan dada, membuat Jace semakin berang.
Dengan kesal Jace keluar dari pintu kemudinya, membantingnya hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras, beralih ke pintu bagian belakang dan membukanya kasar.
"Gue bilang keluar... !" umpat Jace semakin kasar, sambil menarik lengan Erlyn untuk keluar dari mobilnya, tapi kedua gadis itu masih tetap kekeh untuk bertahan.
"Jace apa yang kau lakukan ! Begitukah caramu memperlakukan wanita?" ucap Tania kesal, wanita itupun melangkah menghampiri Jace yang sudah terlihat semakin geram.
"Jace mau pergi dengan Vina mah, tapi mereka berdua maksa ikut," jawab Jace memberitahu.
"Ya sudah, kamu ajak saja mereka berdua," jawab Tania santai, membuat Jace membelalak kaget.
"Mah, Jace tuh mau pergi kencan, masa sih dua cewek kurang kerjaan ini mesti ikut juga, yang ada mereka malah bikin acara kencan Jace jadi berantakan," protes
Jace pada mamanya."Dengar Jace, mama tuh gak suka kamu jalan sama perempuan binal macam Vina, sebenarnya apa yang kamu lihat dari wanita centil itu, dia bahkan tidak memiliki etika sebagai seorang wanita.
"Tapi mah.. "
"Jika kau mau pergi, ajak mereka berdua, tanpa mereka kau tidak mama ijinkan untuk pergi, setidaknya mereka akan menjagamu dari wanita binal itu," ucap Tania Final.
Ekspresi kesal semakin tampak di paras tampan Jace, tapi tak ayal, dia pergi juga bersama Erlyn dan Elya, walau harus menahan emosi.
+++
Vina tersenyum senang ketika melihat Jace yang sudah berdiri manis di ambang pintu apartment-nya, sontak gadis yang berpenampilan sangat hot dan seksi itu, merangkulkan lengannya di sekeliling leher Jace, dan menciumnya panas, setelah menutup pintu apartment-nya, berpelukan di tengah lorong Apartment yang sepi.
Jace membalas ciuman Vina tak kalah panas, pemuda itu sempat mendesah, ketika Vina dengan amat sengaja menyusupkan jemarinya ke dalam kemeja Jace dan mengusap dadanya lembut dengan gerakan memutar, tanggan Jace pun segera beraksi meremas bahu kekasihnya pelan, membuat ciuman mereka semakin dalam.
"Bagaimana kalau kita teruskan permainan ini di dalam Jace," desah Vina di telinga pemuda itu.
Jace sempat tergoda atas ajakan gadis itu, tapi ia segera menepisnya, ketika teringat akan dua gadis kembar yang masih menunggu di dalam mobilnya.
"Ayo kita pergi," ajak Jace sambil menarik lembut jemari kekasihnya, membuat Vina memberengut kesal, ia segera menepis tangan Jace kasar, dan berjalan lebih dulu meninggalkan Jace, yang tersenyum geli melihat kekasihnya yang sedang merajuk.
+++
Mata Vina membelalak lebar, menatap Erlyn dan Elya yang menyeringai licik ke arahnya,dengan menyembulkan kepala mereka dari jendela mobil yang terbuka lebar.
Gadis itu segera membalikkan tubuhnya menatap tajam jace yang terlihat salah tingkah, sambil mengusap tengkuknya pelan dengan ekspresi memelas."Kita tidak jadi pergi!" ucap Vina marah, gadis itu langsung berbalik untuk melangkah menuju apartment nya kembali.
"Please honey, anggap aja mereka gak ada ya, masa kamu tega ninggalin aku sama duo resek itu," rayu Jace sambil menahan pergelangan tangan Vina.
"Lantas, kenapa kamu malah ajak mereka? Kamu sendirikan tahu bagaimana sikap mereka sama aku," jawab Vina tak terima, sambil menoleh ke arah Jace yang berdiri tegak menghadang langkahnya.
"Aku tuh gak ngajak mereka Vin, mama yang maksa aku," jawab Jace menjelaskan.
"kak Jace cepetan dong, kita udah capek nunggu nih!" teriak Erlyn yang sudah berdiri di samping mobil Jace dengan senyum evil-nya,membuat Jace meremas rambutnya karena stress.
Bagaimana Jace tidak merasa stres, sudah puluhan kali, kedua cewek ini berhasil menggagalkan aksi kencan dirinya dengan seorang wanita, haruskah kali ini acara kencannya kembali gagal.
"Pokoknya aku tetap gak mau ikut titik. Satu hal lagi Jace,aku gak bakal sudi jalan sama kamu, kalau mereka masih tetap menguntitmu," ucap Vina marah, gadis itupun segera berlalu pergi meninggalkan Jace dengan menggeser tubuh Jace yang menghadang langkahnya.
Jace mengumpat kesal sambil melangkah kembali ke arah mobilnya, ia segera meluapkan emosinya dengan menendang ban mobilnya kasar, sebelum masuk kembali ke dalam bangku kemudi, sambil melirik kesal ke arah kaca kecil berbentuk persegi di depannya, tatkala menyadari ulah si kembar yang terkikik geli atas tingkahnya barusan.
Arghhhh... Menyebalkan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai cinta Jace (END)
Teen Fiction(sequel maafkan aku) Jace pemuda berusia 19tahun yang terkenal playboy, harus di pusingkan dengan dua cewek kembar yang sangat tergila-gila dengannya, siapakah yang akan jace pilih, erlyn yang periang dan supel atau elya yang pendiam dan polos.