epilog

4.5K 165 5
                                    

3 bulan kemudian

Elya mengernyit dalam tidurnya karna merasa terganggu oleh kecupan-kecupan ringan yang menyapu pipi dan rahangnya.

"Sayang bangun yuk, aku sudah siapin makanan yang kamu pesan kemarin ," bisik Jace mesra, sambil mengusap lembut perut istrinya yang mulai membuncit.

"Sebentar lagi sayang, aku masih ngantuk," jawab Elya manja dengan kelopak mata yang masih memejam.

"Nanti dedek bayinya kelaparan loh sayang, kamu gak kasian apa," ucap Jace lagi lembut.

"Gendong," ucap Elya sambil mengangsurkan Kedua tangannya ke arah Jace dengan mata yang mash memejam.

"Manja.. " ucap Jace gemas, sambil mencubit pelan pipi istrinya, namun tak urung lelaki itu meraih juga tubuh sang istri dan menggendong-nya ke arah kamar mandi yang terletak di dalam ruang tidur mereka.

"Sekarang kamu mandi dulu ya sayang, aku tunggu di depan," ucap Jace mesra,  sambil mengusap puncak kepala istrinya yang tersenyum senang.

"Iya sayang," balas Elya yang berubah menjadi manja sejak kehamilannya.

Jace segera melangkah pergi setelah Elya menutup pintunya. Pemuda itu melangkah menuju meja makan.

Mereka saat ini tinggal berdua, di rumah satu lantai yang di beli Jace sebagai hadiah pernikahan. Sebuah rumah bergaya minimalis seluas 150 meter persegi, dengan carport, dan taman mungil yang terdapat di teras dan ruang belakang.

Jace tersenyum manis saat memandang istrinya yang sudah terlihat cantik dan segar, dengan gaun putih selutut berbahan katun.

Dengan sigap Jace menarikkan kursi untuk istrinya, mereka sarapan dengan saling melepas senyum. Oh Jace gemas sekali menatap istrinya yang tampak malu-malu, terutama bibir merah merekahnya itu. Membuatnya tidak tahan untuk segera menginvasi kelembutannya yang menggoda.

"Jace!" pekik Elya kaget, saat tiba-tiba sang suami melumat bibirnya dalam.

"Abisnya, bibir kamu menggoda aku banget sih sayang," cengir Jace tanpa dosa.

"Kamu tuh udah bikin baby yang ada dalam perut aku kaget tau," omel Elya sebal, yang justru terlihat makin menggemaskan di mata Jace.

"Kok kamu tau sih yang kalau baby kita kaget, emang dia laporan gitu ama kamu?" tanya Jace dengan mimik pura-pura bingung.

"Aduh! "

Sebuah cubitan langsung mendarat bebas di perut ramping Jace, atas keusilan kata-katanya tadi.

"Gitu ya, udah mulai berani kamu  ngeledekin Ibu hamil. Kalau gitu, sekarang kamu abisin semua makanan yang ada di meja makan ini, setelah itu anterin aku ke tempat mama," perintah Elya jutek, wanita itu berdiri dari tempat duduknya dan berbalik. Diam-diam, Elya tersenyum licik tanpa sepengetahuan Jace.

Kapan lagi gue bisa ngerjain suami kayak gini.

"What's inikan banyak banget sayang," protes Jace gusar.

Wanita itu terlihat tak perduli dan terus berlalu pergi,  meninggalkan Jace yang menatap tak percaya ke arah beberapa masakan dalam porsi besar, yang di belinya di restoran tadi malam. Padahal  Jace sudah bersusah payah memenuhi permintaan istrinya untuk mencari restoran dengan koki cowok  berawalan S. Alhasil Jace harus menahan malu, dengan menanyakan setiap nama koki di restoran yang dia datangi. Dan pada pencarian ke dua belaslah, jace akhirnya berhasil menemukan restoran dengan chef berinisial huruf tersebut. Tapi setelah susah payah mencari, istrinya itu malah meminta Jace untuk menyimpan semua pesanan yang di mintanya tadi ke dalam kulkas, untuk di makannya besok.

Menggapai cinta Jace (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang