part 23

1.6K 106 1
                                    

Erlyn mempertajam penglihatannya, ia seolah tak percaya atas pemandangan di depannya.

Disana tampak jace sedang asyik berbincang-bincang dengan Elya, sesekali Jace tertawa renyah, pemuda itu bahkan tidak terlihat canggung saat merapikan helaian rambut saudara kembarnya yang sedikit berantakan karna tertiup angin.

Bagaimana mereka bisa seakrab itu ya? Sejak kapan.

Karna penasaran Erlyn menghampiri kedua remaja itu, saat ini mereka semua pergi berlibur bersama  keluarga masing-masing, dengan menyewa sebuah penginapan yang berhadapan langsung dengan pantai.

"Kak Jace," panggil Erlyn sambil terus melangkah menghampiri keduanya yang nampak kaget, menampilkan senyum kaku dan langsung saling menjauhkan diri.

"Kalian lagi ngapain?" tanya Erlyn polos, tidak ada sedikitpun kecurigaan dimata gadis itu, walau menangkap keanehan sikap keduanya yang nampak canggung.

"Kita abis liat sunrise tadi," jawab Jace sedikit gugup.

"Kok gak ngajak aku sih sayang, kan aku mau juga liat sunrise.," ucap Erlyn manja sambil menggamit lengan Jace, tanpa sengaja Erlyn melihat ke arah Elya yang memalingkan wajahnya ke arah lain, seperti tidak mau melihat kemesraan antara Erlyn dan Jace.

"Aku udah mau bangunin kamu tadi Lyn, tapi gak tega ngeliat kamu yang tidur nyenyak banget, lagian kita gak janjian ketemu kok, semuanya emang gak direncanain, aku juga gak nyangka kalau kak Jace juga mau kesini." jawab Elya dengan wajah datarnya yang terkesan tenang.

Yaaah... Padahalkan aku pingin banget liat sunrise," lirih Erlyn dengan nada kecewa.

"Besok kan masih bisa Lyn," ucap jace dengan nada lembut, sambil melirik ke arah Elya yang masih belum mau menatap ke arah mereka.

"Kamu besok mau temenin aku," ucap Erlyn dengan nada suara yang berubah riang.

"Tentu saja," jawab Jace biasa.

Erlyn langsung melonjak senang, dan tanpa terduga gadis itu memeluk dan mengecup pipi Jace, membuat pemuda itu membelalak kaget, dan langsung melirik khawatir ke arah Elya, yang justru tengah menatap kearahnya.

Dengan canggung Jace melepaskan pelukan Erlyn.

"Aku mau mandi dulu," pamit Jace buru-buru, ia segera melangkah meninggalkan kedua gadis itu. jam di pergelangan tangan Jace sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi, dan pantai ini masih dalam keadaan sepi, mungkin karna hujan yang tercurah sejak malam tadi, membuat orang malas untuk keluar pagi ini, di tambah suasana dingin dan lembab, sisa-sisa hujan semalam.

+++

Kedua keluarga itu nampak sedang menikmati makan siang mereka di sebuah meja makan, dari beberapa meja yang disatukan.

Saat ini mereka tengah makan bersama di sebuah restoran pinggir jalan yang cukup asri, yang masih berada dalam area pantai, dengan lahan parkir lumayan luas, sehingga dapat menampung delapan mobil sekaligus.

"El mau nyobain sate ayamku gak, enak loh," ucap Jace pada Elya yang duduk berhadapan dengannya, sedang Erlyn masih terlihat serius dengan ponsel ditangannya, tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

Tania mengernyitkan alisnya, melihat tingkah laku Jace yang lebih dekat dengan Elya daripada Erlyn yang duduk di sebelahnya.

Dengan santainya Jace meletakkan beberapa tusuk sate ke piring Elya yang tersenyum canggung, seperti sudah terbiasa berinteraksi dengan gadis itu, bahkan kini lelaki itu tengah sibuk memotongkan steak milik Elya, tanpa menyadari sang mama yang menatapnya tajam.

Tidak ada yang menyadari kejadian itu selain Tania, karna yang lain tengah mengobrol serius sambil menyantap hidangan masing-masing.

"Jace, suruh Erlyn untuk makan, dia bisa lupa waktu jika sibuk dengan handphone-nya itu," perintah Tania dengan nada tajam.

Menggapai cinta Jace (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang