part 14

1.6K 109 1
                                    

"Kak Jace terimakasih ya," ucap Erlyn senang sambil memeluk jace erat.

"Iya Lyn," jawab Jace canggung, terlebih saat baru menyadari kedua orangtua-nya juga berada di sini, beserta Elya kekasihnya.

"Hmmn ... Sepertinya ada aroma percintaan baru di keluarga kita, kapan kalian akan meresmikannya?" tanya Tania antusias, ia senang sekali karna impiannya untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan keluarga Nina akan segera terwujud.

"Eh itu ... "

"Erlyn sih mau secepatnya tante, tapi kan nunggu ultimatum dulu dari kak Jace,iya kan kak," jawab Erlyn malu-malu.

Gawat, mereka semua sudah salah paham, ini terjadi karna kebodohanmu sendiri Jace. Aku harus secepatnya mencari solusi dari masalah yang telah ku buat.

"Kak Jace pasti akan meresmikan hubungan kalian secepatnya, aku yakin itu," ucap Elya tiba-tiba, membuat Jace segera berpaling menatap Elya dengan mimik tak percaya.

Elya apa yang telah kau katakan, geram Jace dalam hati.

"Kau lihat Jace, kami semua mendukungmu, jadi jangan ragu sayang, Erlyn juga sudah memberikan lampu hijaunya, mama tunggu kabar dari kalian secepatnya," ucap Tania lagi antusias, tanpa menyadari tatapan marah Jace ke arah Elya, juga kesenduan di paras Elya yang kini tertunduk.

+++

"Apa maksud dari perkataanmu tadi hah!" ucap Jace marah, sambil mencekal pergelangan tangan Elya, saat hanya tinggal mereka berdua di ruangan ini.

"please kak, nanti ada yang melihat kita," ucap Elya panik, sambil. melirik cemas ke seluruh penjuru ruangan.

"Memangnya kenapa, kau adalah kekasihku, dan itu kenyataannya," jawab Jace dingin.

"Kak... " ucap Elya memohon, sambil mencoba menarik lengannya kembali yang masih di cengkram Jace dengan sangat erat.

"Apa maksudmu dengan mendorongku untuk menerima Erlyn, apa kau sudah tidak waras hah!" ucap Jace meninggi.

"Erlyn sangat mencintaimu kak, dan aku... "

"Dan kau tidak, begitu... " potong jace kasar.

"Kau tahu siapa yang ku cintai Elya, kita berdua saling mencintai, tapi mengapa dirimu ... Sikapmu ini membuatku tidak mengerti Elya, kau telah menciptakan masalah besar pada hubungan kita,' ucap Jace gusar.

"Maafkan aku kak," balas Elya sedih.

"Maaf ? Kau seharusnya sadar akibat dari kata-katamu itu El, kau seharusnya berfikir dulu sebelum bicara, Atau .... Kau memang sengaja melakukan semua ini," ucap Jace lagi dingin.

"Kak aku... "

"Dugaanku benar bukan?" tanya Jace getir sambil menatap kekasihnya yang tertunduk diam.

"Aku tidak menyangka jika kau tega melakukan ini, apa ini adalah balasan dari semua sikap burukku dulu padamu Elya?" tanya Jace lagi yang hanya di jawab dengan keheningan.

"Jawab aku Elya, jangan diam saja!" Bentak Jace murka, ia sudah tidak perduli lagi kalau seisi rumah akan mendengar bentakannya.

Elya berjengit kaget, gadis itu terdongak dan bertemu dengan tatapan Jace yang membara.

"Ya, aku memang sengaja melakukannya, aku tidak pernah mencintaimu. Sama sekali tidak, memuakkan rasanya jika harus berpura-pura bersikap manis padamu, aku menerimamu hanya untuk membalas semua sikap burukmu padaku dulu, hanya itu dan kau terlalu bodoh untuk tidak menyadarinya," jawab Elya dingin.

"Elya ..." ucap jace lirih, ia terlalu shock mendengar jawaban kekasihnya hingga tidak mampu lagi berkata-kata.

"Kau sudah mendengar kenyataannya bukan, sekarang, kau boleh pergi!" usir Elya dengan sorot angkuh, suara dinginnya seakan mencabik-cabik perasaan Jace yang makin terluka.

Jace tertegun mendengar jawaban Elya, ada binar luka di sorot mata Jace yang sedikit memerah, jace bertepuk tangan sambil menatap Elya tajam.

PROK PROK PROK...

"Permainanmu hebat sekali Elya, aku samasekali tidak menyangka, kalau gadis yang sangat aku cintai begitu tega mempermainkan perasaan tulusku ini, hanya di karna kan sebuah dendam dan keegoisan," jawab Jace dengan perasaan terluka.

"Selamat Elya, usahamu untuk  melukaiku telah berhasil," ucap Jace getir, ia segera berlalu meninggalkan Elya dengan perasaan kecewa.

"Maafkan aku kak," lirih Elya setelah Jace menjauh, aimata gadis itu turun perlahan, menangis tanpa suara seorang diri.

+++

Elya pov

Aku tidak tahu lagi, apa yang kulakukan ini benar atau salah.

Semua ini kulakukan hanya untuk menjaga perasaan saudariku Erlyn.

Aku sadar,  diriku telah menyakiti perasaan Jace terlalu dalam. Tapi apa yang bisa kulakukan jika aku baru saja mengetahui suatu fakta kalau saudara kembarku telah lama menderita kelainan, bahkan sejak dia masih duduk di bangku SMP.

Ya Tuhan saudara macam apa aku ini, baru menyadarinya setelah sekian lama, dan seharusnya aku sadar akan perkataan Erlyn, yang tidak sengaja di ucapkannya malam itu saat mengunjungi kamarku.

Selama ini aku hanya tahu jika tubuh Erlyn lemah dan sering sakit-sakittan, gadis itu berulangkali pingsan dan sesak napas, bahkan terkadang mengalami demam tinggi tanpa penyebab yang jelas.

Sampai dua hari lalu, tanpa sengaja aku membaca curahan hati saudaraku, dalam selembar kertas yang terselip di antara tumpukan catatan kuliahnya yang aku pinjam waktu itu.

Saudaraku mengalami brugala syndrome, semacam penyakit kelainan genetik pada pembuluh darah di koroner, yang dapat membuat detak jantung terlalu cepat, terlalu lambat bahkan tidak teratur, yang beresiko pada kematian mendadak.

Di balik keceriannya selama ini, saudariku itu ternyata menyembunyikan banyak luka dan kesedihan. Jadi, bagaimana mungkin aku sanggup menambah penderitaannya lagi, dengan menjadikan satu-satunya kebahagiaan Erlyn menjadi milikku.

Tidak mengapa jika kak Jace akan sangat membenciku, aku hanya berharap suatu saat dia akan membalas perasaan Erlyn dan membuatnya bahagia, walau hal itu akan semakin melukai perasaanku sendiri nantinya, tapi aku rela, selama kebahagian Erlyn tidak akan hilang dari hidupnya.

TBC

Menggapai cinta Jace (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang