part 29

2.9K 141 2
                                    

Elya mematap tajam ke arah Jace yang terlihat resah dalam duduknya, di dalam kamar pengantin yang kini mereka tempati. Gadis itu meminta penjelasan, dan Jace harus menjelaskan semuanya, malam ini juga.

"Sebenarnya semua ini murni rencana Erlyn El, aku hanya mengikuti skenario dari saudaramu saja," jawab Jace akhirnya.

seharusnya inikan malam pertama gue, bukan malah di interogasi kayak gini.

"Terus, kenapa kamu mau matuhin Erlyn?" tanya Elya tajam.

"Yah, karna aku sudah putus asa ngadepin kamu, perkataanmu waktu itu nyakitin banget tau," jawab Jace kesal.

"Kapan kalian berdua ngerencanain semua ini?" tanya Elya lagi dengan nada kembali tenang, tanpa memperdulikan aksi protes suaminya.

"Ya, saat aku jenguk Erlyn waktu itulah, kamu masih ingetkan pertemuanku dengan Erlyn saat dia baru sadar, gadis itu menanyakan semuanya padaku, dan aku terpaksa menjawabnya dengan jujur."

"Lalu...?"

"Ya lalu, Erlyn minta aku buat jalanin rencananya itu, kalau aku ingin di maafkan olehnya," jawab Jace pasrah.

"Kalau begitu, pelukan dan semua kedekatan kalian selama ini hanya sebuah sandiwara, yang memang sengaja di ciptakan, buat bikin aku sedih dan cemburu."

"Hah! Jadi beneran kamu cemburu sayang, aku sempet gak yakin buat ngejalanin semua rencananya itu. Sorry, karna kupikir kamu beneran gak cinta sama aku, tapi ternyata... "

"Apa ada orang lain yang tahu tentang rencana kalian ini," potong Elya tidak sabar.

"Iya, dan mama kamu salah satunya," jawab Jace sedikit ragu.

"Hah?! Jadi mama ikutan juga, Lantas, siapa lagi yang ikut terlibat dalam sandiwara kalian selain mamaku?" tanya Elya tak percaya.

"Ya semuanya El, mama papaku, kak Fredo, kak Fanya, juga papamu," jawab Jace jujur. Sudah kepalang basah, mau tidak mau dia harus mengatakan semuanya.

"Kamu... " jawab Elya geram hingga tidak bisa berkata-kata.

"Sayang, kamu gak marahkan, dosa lo marah sama suami," potong Jace cepat.

Elya kembali tersenyum yang bagi Jace lebih mirip sebuah seringai, entah kenapa perasaannya langsung tidak enak.

"Aku gak marah sayang, cuma kesal aja. Oke, karna kamu udah bikin aku galau selama beberapa bulan ini, maka kamu harus bersedia aku hukum," ucap Elya dengan senyum tipis.

"Kok malah aku yang di hukum sih yang, itu semuakan rencananya Erlyn," protes Jace, yang langsung mendapat pelototan galak dari Elya.

"Iya aku salah, tapi hukumannya jangan berat-berat ya," rayu Jace dengan memasang senyum super manís.

"Gak berat kok, paling hukumannya cuma malam pertama kita yang akan aku tunda sampai minggu depan" jawab Elya santai, tak memperdulikan tatapan memelas suaminya.

"Yah kok gitu. Tega banget sih yang, akukan udah pengen," protes suaminya lirih.

"Gak ada kata protes, udah ah aku ngantuk mau tidur. Selamat bobo Kak Jace sayang," ucap Elya semanis mungkin, sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal, meninggalkan Jace yang hanya bisa menarik napas gusar.

Padahal gue udah seneng banget ngebayangin bakal belah duren malam ini. Nasib,nasib.
+++

Keesokan harinya.

"Kak Jace kok kusut banget sih, sampai mukanya di tekuk gitu," goda Erlyn yang baru saja datang dari arah dapur, dan langsung duduk di sebelah Jace yang dalam posisi setengah bengong, sambil mengunyah sebatang coklat.

Menggapai cinta Jace (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang