2 bulan kemudian
Hari pernikahan Jace sudah semakin dekat, hanya tinggal menunggu hari hingga semuanya terlaksana.
Jace kini tengah menyelesailan skripsinya sebelum mulai bekerja di perusahaan milik ayahnya yang bergerak di bidang properti tersebut.
Sebenarnya baru dua tahun lagi Jace menyelesaikan kuliahnya, tapi karna kecerdasannya, ia mendapat akselerasi hingga menempuh jenjang pendidikan jauh lebih cepat.Dan sejak dua hari lalu, Elya terus mengurung diri di kamarnya, di tengah kesibukan semua penghuni rumah yang sedang mempersiapkan pernikahan Erlyn dan Jace, hingga tak menyadari perubahan sikap Elya, bahkan mamanyapun lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, menemani Erlyn dan Jace, mengurus segala keperluan untuk persiapan keduanya menghadapi hari H.
Entah sudah berapa banyak airmata Elya yang tertumpah malam ini, rasa sedih dan sesal semakin menggerogoti perasaannya, mengapa ia baru menyadari, rasa cinta
nya yang begitu mendalam pada pemuda itu.Karna terus manangis hampir sepanjang malam, keesokan harinya Elya terbangun dengan mata sembab. Elya berusaha menyamarkannya dengan bedak dan riasan sedikit tebal di bagian mata.
Selesai merias diri, Elya keluar dari kamarnya, keadaan di lantai atas nampak sepi, mungkin kedua orangtuanya sedang berada di bawah, pikir Elya sambil terus melangkah mendekati arah tangga.Gadis itu menuruni tangga dengan langkah gontai, samar-samar Elya mendengar percakapan di area bawah.
Di sana, nampak kedua orangtuanya dengan Erlyn dan Jace yang terlihat berdiskusi dengan sangat serius, mendadak suara mereka menghilang ketika mendapati sosok Elya yang mendekat, perasaan curiga sempat terbesit di pikiran Elya, terlebih saat melihat keempatnya yang nampak sedikit gugup, seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
"Oh Elya, Kau sudah bangun nak," sapa Nina, dengan senyum yang terlihat di paksakan.
"Iya, Elya pergi dulu ma," ucap gadis itu sambil mengecup pipi mamanya sebelum menghampiri papanya, Elya sebenarnya bermaksud menyapa Erlyn, namun lagi-lagi gadis itu berpura-pura menyibukkan dirinya dengan Jace.
"Kamu mau kemana sayang, pagi-pagi begini?" tanya Arya papanya, yang sudah terlihat rapi dengan pakaian kantor.
"Mau ketemu teman pah," jawab Elya, yang masih dalam posisi berdiri di dekat meja makan.
"Kamu gak sarapan dulu sayang?" tanya Nina kembali, dengan suara lembut.
"Enggak ma, Elya sudah hampir telat, ma pa, Elya berangkat dulu," pamit gadis itu kembali yang hanya diangguki oleh kedua orangtuanya, sedangkan kedua manusia yang duduk di sebelah mamanya, masih nampak acuh, menyibukkan diri dengan handphone di tangan mereka masing-masing.
Berusaha menekan perasaannya kembali, Elya memutuskan untuk segera meninggalkan ruangan tersebut, airmata gadis itu akhirnya tertumpah juga, membentuk anak sungai yang mengalir deras melewati pipinya dan terus turun melewati dagu, hingga jatuh mengenai pangkuannya, yang sudah duduk di balik kemudi.
Elya mengusap airmatanya kasar, sebelum melajukan kendaraaannya melewati gerbang rumah, yang sudah di bukakan oleh seorang satpam, yang kini sudah berdiri menunggu di depan pos jaga.
Terus memacu laju kendaraaannya hingga melewati gerbang komplek, menuju jalan besar di depannya.
Elya memberhentikan kendaraaannya tepat di depan sebuah kafe, gadis itu lalu turun setelah mematikan mesin mobilnya, melangkah dengan tenang menghampiri seorang pemuda yang duduk membelakanginya.
"Maaf aku terlambat,"ucap Elya datar sambil duduk di hadapan pemuda itu.
"Aku juga baru datang kok El, so kau tenang saja," ucap lelaki itu santai.
"Siapa lagi yang cemasin kamu Ga, kegeeran banget," jawab Elya ketus.
"Kamu masih aja jutek El, gak berubah. Terus, kenapa baru ngabarin aku sekarang, padahal aku udah lama ngasih nomer telponku ke kamu El," jawabnya setengah protes.
"Baru inget," jawab Elya seenaknya, membuat lawan bicaranya melengos sebal.
"Nyebelin kamu ya, jadi adik kelas," jawab Angga dengan tampang cemberut.
"Aku tuh bukan adik kelas kamu lagi tau," jawab Elya yang balik protes.
"Iye, mantan adik kelas," jawab Angga jengah, sambil memutar bola matanya sebal.
"Eh El, kamu kok gak pernah ikut reunian SMP lagi sih?" ucap Angga, setelah beberapa detik saling diam.
"Aku memang udah lama gak pernah ikutan lagi kak, males aja, lagian Elya gak begitu dekat sama mereka, berbeda dengan Erlyn," balas Elya sendu, tatapan gadis itu tampak menerawang, sambil mengaduk pelan cake di piring kecilnya.
"Kamu jangan merasa sedih atas pikiran mereka tentang diri kamu El, aku tahu pasti seperti apa dirimu, kamu itu bukan gadis sombong dan angkuh seperti apa yang teman-temanmu pikir selama ini, ya walau kata-katamu emang sedikit rada ketus, tapi aku tahu pasti, kalau hatimu itu baik dan lembut," ucap Angga lembut, sambil mengenggam tangan Elya, memberikan semangat pada gadis itu.
"Terimakasih kak Angga, kakak selalu baik sama aku, kamu adalah mantan kakak kelasku yang paling baik," jawab Elya tulus, yang di balas senyum lebar Angga.
"Mulai sekarang, jangan merasa sendiri lagi, karna aku akan terus berada di sisimu El," ucap Angga dengan wajah serius, sekarang ceritain tentang diri kamu, kitakan udah lama gak pernah ketemu dan kehilangan kontak El," jawab Angga santai, sambil menyuap puding karamel yang berada di piringnya.
Elya lalu menceritakan semuanya, termasuk tentang hubungannya dengan Jace dan Erlyn.
"Jadi, kalian berdua mencintai cowok yang sama, dan hubungan diantara kalian menjadi renggang karna hal itu," ucap Angga mengambil kesimpulan, setelah Elya menceritakan semuanya.
"Begitulah," jawab Elya pelan, "dan kini, mereka berdua akan segera menikah," ucap Elya lagi terdengar sendu, yang di balas tatapan iba dari Angga.
"El, kamu harus tabah ya."
+++
Elya sampai di rumahnya ketika jarum jam menunjukkan angka 9. Setelah dari kafe, keduanya memutuskan untuk pergi ke taman hiburan, dilanjutkan dengan acara makan malam sebelum pulang ke rumah.
Elya menarik napas sedih saat melihat rumahnya yang dalam keadaan sepi.
Bahkan tidak ada satupun orang di rumah ini yang perduli padaku.
TBC
Sorry pendek, part berikutnya di usahain lebih panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai cinta Jace (END)
Teen Fiction(sequel maafkan aku) Jace pemuda berusia 19tahun yang terkenal playboy, harus di pusingkan dengan dua cewek kembar yang sangat tergila-gila dengannya, siapakah yang akan jace pilih, erlyn yang periang dan supel atau elya yang pendiam dan polos.