part 9

1.7K 119 0
                                    

"Hey kau Elya kan?" Sapa seorang pemuda antusias, yang dua tahun lebih tua darinya, kala menyapa  seorang gadis yang sedang membayar buku berukuran lumayan tebal tersebut.

Repleks Elya menoleh, di sambut senyum lebar dari pemuda berambut coklat terang yang berdiri tepat di sebelahnya.

"Kak Angga," pekik Elya senang, pemuda itu adalah kakak kelasnya dulu saat masih dudik di bangku SMP yang berbeda dua tingkatan darinya.

"Apa kabar Elya cantik, " sapa Angga masih dengan wajah ramahnya.

"Baik kak, kak Angga mau cari buku juga?" tanya Elya santai.

"Ya cari buku jugalah El, tapi barangnya lagi kosong," balas Erlangga tak kalah santai.

"Kamu sendirian El, naik apa tadi kesinimya?" tanya Angga penasaran.

"Di anter temen kok pake mobil, cuma dia nunggu di parkiran," balas Elya canggung.

"Temen kamu tega banget membiarkan seorang wanita cantik sendirian di tempat seperti ini," ucap Angga sedikit kesal.

"Kamu udah selesai kan nyari bukunya, sini aku antar sampai parkiran," ucap Angga sambil menggandeng lengan Elya untuk berjalam di sisinya.

"El aku minta nomer telpon kamu dong," ucap Angga yang masih menggandeng lengan Elya.

"Buat apa kak?" tanya Elya heran.

"Ya buat hubungin kamu lah, sekalian pin Bb sama akun sosmed lainnya juga ya," jawab Angga lagi dengan senyum merayu.

Elya tersenyum mendapati mimik lucu Angga,  gadis itu segera menulis apa yang di minta oleh kakak kelasnya dulu dan menyerahkannya kembali kr tangan Angga.

"Makasih ya," balas Angga senang,  mereka kembali melangkah setelah sejenak terhenti di emper toko yang belum di buka, sambil kembali mengenggam jemari gadis itu.

Jace menatap tajam sepasang remaja yang melangkah bersama menuju mobilnya, terlebih ketika pandangannya jatuh ke arah jemari mereka yang saling terkait.

Di suruh nyari buku, malah nyari pasangan.

"Makasih ya kak, udah nganterin," ucap Elya setelah sampai di tempat parkir.

"Gak mau di temenin sampe depan mobil nih ceritanya?" tanya Angga lagi dengan senyum merayu.

"Tidak perlu kak, lagian mobilnya udah keliatan tuh dari sini," jawab Elya santai, sambil menunjuk sebuah kendaraan yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.

"Ya udah kalau gitu, bye Elya cantik," ucap Angga, sambil mencolek pucuk hidung Elya gemas sebelum melangkah pergi.

"Udah mesra-mesraannya," ucap Jace jutek, saat gadis itu baru saja membuka handle pintu mobil Jace.

"Mana bukunya? Lo gak lupa belikan karna keasyikan pacaran," ucap Jace lagi masih dengan nada sinisnya, tanpa memberikan kesempatan Elya untuk menjawab.

"Dia cuma kakak kelas Elya waktu di SMP dulu kak," balas Elya membela diri, sambil menyerahkan sebuah kantong kresek putih berlogo, berisi buku yang baru di belinya tadi.

Jace menerimanya dengan enggan sebelum melajukan kendaraannya kembali meninggalkan tempat parkir.

Suasana kembali hening, hingga mobil itu memasuki kawasan yang bukan menuju ke arah perumahan mereka.

"Kita mau kemana kak?" tanya Elya bingung.

"Mau ke rumah temen bentar, ada perlu," jawab Jace sambil memutar arah dan memasuki jalanan yang lebih kecil, untuk menuju ke arah kompleks perumahan tersebut.

Menggapai cinta Jace (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang