part 8

1.8K 127 1
                                    

Elya menatap  Jace yang duduk santai di kantin berkonsep cafetaria, pemuda tampan itu tampak sibuk membaca buku sambil menikmati jus alpukat dalam gelas plastik sekali pakai dengan seporsi bakmi goreng.
Sesekali tangannya menyuap mie dengan pandangan yang masih terpokus pada buku bacaan di hadapannya.

Walau ragu gadis itu tetap menghampiri Jace yang masih fokus dengan kegiatanya, tapi baru beberapa meter ia melangkah Erlyn sudah lebih dulu menghampiri pemuda itu dari arah samping.

"Kak Jace lagi ngapain," sapa Erlyn riang, sambil bergelayut manja di lengan Jace.

"Lagi disco," jawab Jace asal.

"Ah kak Jace mah, Erlyn serius tau," jawab Erlyn dengan muka cemberut, gadis itu nampak celingak celinguk mencari mang ujang pemilik kantin bakso, hingga tanpa sengaja bertemu pandang dengan Elya yang masih berdiri terpaku di tempatnya.

"Elya sini," teriak gadis itu kencang, sampai-sampai Jace terpaksa menutup telinganya yang berdengung sakit.

Elya yang tersadar dari lamunannya segera tersenyum tipis, sebelum melangkah menghampiri saudara kembarnya itu.

"kamu ngapain berdiri ngelamun di situ El?" tanya Erlyn begitu Elya sampai di hadapannya.

"Gak pa pa,  aku cuma lagi mikir, mau pesan makanan apa tadi," dusta Elya pelan, mata gadis itu melirik sekilas ke arah Jace yang masih tetap cuek dengan obrolan mereka berdua.

"Kalau gitu samain ama pesenanku aja ya, aku mau makan bakso hari ini, gimana?" tanya Erlyn dengan nada ceria.

"Boleh juga," jawab Elya singkat membalas pertanyaan Erlyn.

"Ya udah kamu tunggu sini dulu temenin kak Jace, aku mau pesen bakso buat kita berdua, minumannya kayak yang biasa kan," ucap gadis itu lagi. Tanpa menunggu jawaban Elya, Erlyn segera melangkah menuju kantin bakso yang terletak paling tengah diantara stand makanan lain, lumayan jauh dari tempat duduk Jace dan Elya.

Sepeninggal Erlyn keduanya masih tetap diam, Jace yang masih tetap pokus membaca kembali meraih sendok mienya, tanpa sengaja jemari Jace menyenggol gelas minumannya sendiri hingga hampir terjatuh ke bawah.

"Awas kak," repleks tangan Elya meraih gelas minuman tersebut agar tidak terjatuh,  tapi karna cengkraman tangannya yang terlalu kencang, isi gelas tersebut malah muncrat dan membasahi buku yang di baca Jace.

"Dasar gadis bodoh, lo udah buat buku gue jadi rusak kayak gini," teriak Jace murka, hingga mengeluarkan kata-kata kasar, saat melihat separuh isi bukunya sudah lepek dengan cairan jus alpukat miliknya.

"Ma ... Maaf kak," ucap Elya sambil tertunduk,  airmata gadis itu sudah hampir tumpah menahan malu dan rasa sedih akibat bentakan kasar Jace.

"Ada apa ini?" tanya Erlyn yang baru saja sampai dengan dua mangkok bakso beserta dua gelas es kelapa dalam nanpan plastik yang di pegangnya.

'Saudara kembar loh nih,  udah numpahin jus ke buku gue," jawab Jace kesal.

"Tolong maafin Elya ya kak, dia samasekali tidak bermaksud kayak gitu," jawab Erlyn berusaha menenangkan Jace yang masih tersulut emosi.

"Males gue deket-deket saudara loh, dia selalu bawa sial," ucap Jace dingin, dengan cepat jace meraih gelas jus dan buku miliknya yang telah lepek dan melangkah pergi sambil melemparkan kedua benda tersebut ke tempat sampah.

"Elya tenang ya,  kamu jangan ambil hati kata-kata kak Jace tadi, dia sedang emosi kalau sudah reda dia pasti bersikap baik lagi padamu," ucap Erlyn berusaha menenangkan isak tangis saudaranya. Erlyn segera mengambil lima lembar tisu untuk mengusap meja yang sedikit kotor karna terpercik jus tadi.

Menggapai cinta Jace (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang