part 18

1.6K 112 1
                                    

Jace yang sedang menikmati makan siangnya dengan Erlyn, sesekali melirik ke arah Riko yang asyik berbincang dengan Elya di sudut kantin, walau wajah pemuda itu terlihat tenang dan datar, tapi dada lelaki itu kini bergejolak dengan hebatnya, saat melihat kebersamaan mantan kekasihnya itu dengan pemuda lain.

"Jace kau kenapa?" tanya Erlyn khawatir, gadis itu bermaksud menyentuh lengan Jace, tapi pemuda tersebut langsung menepis tangannya kasar, dan beranjak pergi meninggalkan Erlyn begitu saja.

+++
Jace mondar-mandir dengan gelisah di dekat gudang olahraga, dia baru saja mengirim pesan pada Elya untuk menemuinya di tempat ini dengan sedikit memaksa, saat gadis itu menolaknya.

Jace
Temui aku di gudang olahraga segera.
Send

Elya
Maaf, aku tidak bisa.
Send

Jace
Coba saja, aku akan memutuskan saudaramu hari ini juga.
Send

Elya
Brengsek kau Jace!
Send

Jace
Dalam 15 menit kau sudah harus berada disini.
Send

Jace menatap kembali jam di pergelangan tangannya dengan resah, sepuluh menit sudah terlewat dari waktu yang ditentukan, namun gadis itu belum juga menampakkan dirinya.

Sial! Kenapa Elya belum datang juga, apa dia mau bermain-main denganku, lihat saja kau Elya, aku akan benar -benar melaksanakan ancamanku itu.

Tapi kekesalan Jace tidak berlansung lama, saat dia melihat sosok Elya dari kejauhan, yang melangkah dengan tenang, menuju tempatnya berada.

"Cepat katakan, apa yang ingin kau bicarakan," ucap Elya tidak sabar saat sudah berada di hadapan Jace.

"Aku ingin kita balikan lagi," jawab Jace lansung ke pokok masalah.

"Apa!? Kau sudah gila," pekik Elya kesal.

Jace menggeram marah mendengar perkataan Elya, pemuda itu langsung mencengkram kedua bahu Elya kasar dengan sorot tajam.

"Ya, aku sudah gila, kau telah memenuhi otakku dengan dirimu, membuatku tidak bisa berhenti memikirkanmu, sampai kapan kau membuatku menjadi kacau seperti ini Elya, sampai kapan hah!" ucap Jace gusar.

"Kau bicara apa Kak Jace," jawab Elya tak kalah gusar.

"Tolong jangan minta aku untuk melepaskanmu lagi Elya, aku tidak perduli walau pada kenyataannya kau tidak pernah mencintaiku, aku mohon tetaplah disisiku, aku benar-benar sangat mencintaimu," mohon Jace dengan tatapan prustasi.

"Dan kau akan memutuskan saudaraku? Apa kau lupa Jace, aku terpaksa datang menemuimu karna ancamanmu itu," ucap Elya kembali dingin.

"Aku tidak akan memutuskan saudara kembarmu, jika itu yang kau mau, kita akan tetap berhubungan tanpa sepengetahuan Erlyn,"

"Jadi kau ingin memacari kami berdua?" tanya Elya sinis.

"Kau yang memintaku untuk bersama dengan gadis itu,  padahal kau tahu pasti, siapa yang kuinginkan," jawab Jace kesal.

"Itu karna aku tidak mencintaimu," dusta Elya.

"Aku tidak perduli!" balas Jace keras kepala.

"Kalau aku tidak mau," tantang Elya dingin.

"Akan kuputuskan saudaramu itu, dan mencari gadis lain sebagai penggantinya," jawab Jace tak menyerah.

"Kau.... " ucap Elya geram.

"Semua keputusan ada di tanganmu Elya, kuberi kau waktu seminggu untuk memikirkannya, selama kau tidak memberikan jawabanmu, maka aku akan bersikap dingin pada Erlyn," ucap Jace tenang. "Satu lagi, jangan terlalu dekat dengan Riko, aku tidak suka," ucap Jace lagi, sebelum pemuda itu melangkah pergi meninggalkan Elya.

Menggapai cinta Jace (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang