part 2

2.9K 200 2
                                    

Jace mengendap-endap menuju mobilnya, dia tidak ingin Erlyn dan Elya tahu kalau dia ada kelas pagi ini, bisa-bisa kedua cewek kembar yang tinggal di sebelah rumahnya itu, akan menumpang dengan mobilnya ke sekolah, dan membuat otak Jace berputar-putar gaje, karena mendengar ocehan mereka yang jauh dari kata normal. Sebenarnya sih lebih tepat di sebut ocehan Erlyn saja, karna Elya adalah gadis yang pendiam.
Tapi karna ulah saudaranya Erlyn, membuat Elya menjadi gadis yang menyebalkan juga dengan terus menguntitnya ke manapun Jace pergi.

Jace segera melempar tas kuliahnya di jok belakang, setelah mulai memasang seatbelt dan menstater mobilnya.

"Huh ... Aman," desah Jace lega setelah berhasil melewati gerbang rumahnya.

Tapi ketenangannya tidak berlangsung lama, ketika mendengar suara ketukan di kaca, di susul oleh wajah menyebalkan Erlyn yang tiba-tiba muncul di balik kaca mobilnya, membuat Jace kembali memberengut kesal.

Jace bermaksud tancap gas untuk kabur, tapi Elya sudah berdiri angkuh di depan mobil dengan seringai kejamnya.

Jace membuka kaca mobilnya kesal, menatap jengkel Erlyn yang sedang tersenyum lebar ke arahnya. Kedua sisi rambut pirangnya di jepit ketengah memyerupai huruf silang, tampak manis dan imut.

"kalian betdua bisa gak sih, bikin hidup aku tenang sehari aja," ujar pemuda itu putus asa.

"Kita berdua cuma mau numpang ke sekolahan aja kok, kampus kak Jace kan searah sama sekolahan Erlyn," ucap gadis itu manja.

"Gak bisa! kalian bareng kak Fredo aja, aku buru-buru." Jawab Jace ketus.

"Kak Fredo kan ke kantornya jam delapan, kak Jace gimana sih," jawab Erlyn sebal.

"kalo gitu, bareng kak Fanya," balas Jace cepat.

"Kak Vanya kan lagi liburan ke Solo sama Anya dan Dara, kak Jace pikun ya?" tanya Erlyn polos.

"Oh iya, tapi tetap aja kalian gak boleh bareng aku, naik grab car aja sana, nanti aku yang bayarin, gimana?" rayu Jace, dengan senyum manisnya.

"Ogah, kita udah hampir telat. Dua puluh menit lagi bel, ayo Elya," panggilnya pada saudara kembarnya, yang masih berdiri di posisi yang sama.

Elya mengangguk senang dan segera ngacir ke sisi pintu satunya di sebelah kemudi, duduk dengan cepat di samping Jace yang terlihat tidak suka.

"Eeeeh ... Lo ngapain duduk di depan? ' tanya Jace gak terima, dengan kembali menggunakan panggilan kasar lo pada Elya.

"Bosan di belakang," jawab Elya cuek, sambil memejamkan matanya dengan bersedekap.

Jace menatap sebal Elya sebelum melajukan kembali mobilnya meninggalkan area kompleks perumahan tersebut, sekilas Jace melirik ke arah Elya yang nampak asyik mendengarkan musik lewat headphone, dengan kelopak mata yang masih terpejam, terlihat cool dan manis di mata Jace.

+++

"Jace mana mah?" tanya Fredo yang sedang menikmati sarapan paginya beserta secangkir kopi hitam dengan sedikit gula.

"Adikmu ada kuliah pagi, jadi udah berangkat lebih dulu," ucap Tania sambil menyerahkan sepiring omlet keju yang masih mengepulkan asap di hadapan Nash yang sedang mengetik pesan di layar handphone miliknya.

"Terimakasih sayang," ucap Nash lembut, sambil meletakkan kembali handphone miliknya di samping piring, dan mulai memakan omlet yang di sajikan istrinya tadi.

"Hmmm ... omlet buatan mama selalu nikmat seperti biasanya," puji Nash, setelah menikmati sesuap omlet ke dalam mulutnya.

Fredo hanya tersenyum geli melihat tingkah mesra kedua orangtuanya yang biasa di pertontonkan setiap pagi, terlebih ketika melihat wajah mamanya yang langsung bersemu merah, akibat pujian ringan dari papanya.

Menggapai cinta Jace (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang