Part 9. Perpisahan

7.7K 354 5
                                    


Ini adalah dua hari terakhir bagi Dokter Fi dan tim medis. Mereka akan kembali ke Jakarta, menjalani rutinitas sehari-hari sebagai paramedis di Rumah Sakit Diponegoro.

Begitu pula dengan Kapten Davi dan Sersa Mayor Arga. Namun perbedaannya ini adalah hari terakhir mereka.

Esok Kapten Davi dan Sersan Mayor Arga akan kembali ke Jakarta untuk mengikuti latihan terakhir kali dan menerima wejangan dari beberapa Perwira Tinggi TNI.

Ini bukan hanya tentang misi biasa yang telah mereka lakukan sebelumnya. Bersama Tim Bravo mereka akan segera berangkat ke Tenesia. Melakukan beberapa misi-misi, termasuk misi perdamaian dunia.

Tim Bravo. Mereka adalah Pasukan Garuda yang akan berangkat ke Tenesia. Salah satu negara konflik yang sangat rentan akan konflik berbau SARA maupun konflik dengan negara tetangganya Felisra. Tim Bravo dan Pasukan Garuda akan ditempatkan di perbatasan Tenesia dan Felisra.

.....

Tenda Para Relawan. Malam hari.

"Aku tidak tahu alasanmu mau ikut denganku ke Sinabung. Tapi aku rasa itu karena kau menghindari undangan pernikahan mantanmu." Kapten Davi menggoda Sersan Mayor Arga, seraya mengepaki barang-barangnya yang tak seberapa itu.

"Apa maksudmu?" Tanya Sersan Mayor Arga. Langsung menghentikan aktivitas mengepak barang beberapa saat dan melanjutkannya lagi beberapa detik kemudian.

"Bukankah esok itu hari pernikahan mereka." Kapten Davi membongkar alasan Sersan Mayor Arga

"Itu sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Jangan seperti itu." Sersan Mayor Arga mengelak.

"Sersan Mayor kau itu yang jangan seperti itu, mengapa kau berbohong? Aku sudah tahu." Kapten Davi kesal karena sudah jelas-jelas ia tahu itu.

"Mmm... Dari mana Kau tahu." Usaha Sersan Mayor Arga menutupi sudah terbongkar.

"Saat kita akan berangkat kemari. Sersan Satu Fahri memberikanku undanganmu. Karena aku pensaran jadi aku baca, ternyata itu undangan pernikahan mantanmu. Maafkan aku" jelas Kapten Davi.

"Sudahlah, lupakan saja." Sersan Mayor Arga menyuruh Kapten Davi agar tak membahas masalah ini lagi.

"Aku benar-benar menunggu kata-katamu yang itu. Ehm, kapan kau akan mengajak Hilna berkencan?" Kapten Davi menanyakan perihal kapan Sersan Mayor Arga akan mendekati Letnan Dua Hilna.

"Apa-apaan kau ini, Hilna kan menyukaimu?" Sersan Mayor Arga sepertinya sensitif dengan pertanyaan Kapten Davi.

"Tapi aku benar-benar tidak menyukainya. Dia bukan tipeku. Kau tahu kan tipeku yang mana." Kapten Davi tersenyun mengingat seseorang yang spesial tentu saja Dokter Fi.

"Dekati saja Hilna. Kenapa kau kaku begini sih?" Lanjut Kapten Davi menyarankan agar Sersan Mayor Arga segera mendekati Hilna.

"Aku tidak menyukai Hilna. Sudah hentikan, tidur saja. Besok kita akan kembali." Sersan Mayor Arga kembali mengelak.

"Aku bisa merasakan betapa besarnya cintamu pada Hilna. Tapi bagaimana denganku, aku bahkan tidak punya cinta sebesar yang Sersan Mayor miliki untuk Hilna. Mengenal Sersan Mayor selama beberapa tahun belakangan membuatku sadar. Sersan Mayor itu mempunyai hati yang sangat-sangat besar." Kapten Davi berhenti melakukan aktivitasnya yang tak kelar-kelar itu. Ia mengingat betapa penuh resikonya misinya kali ini (Misi ke Tenesia).

"Kau bahkan begitu mencintai mantan kekasihmu itu. Kau memberinya segala yang kau punya. Tapi kala ia mengkhianatimu, sedikitpun tak terlihat rasa itu. Aku bahkan yang selalu bersamamu tidak bisa merasakan bahwa kau sedang patah hati." Tambah Kapten Davi melanjutkan kegiatannya kembali.

A Love Between Doctor and ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang