PERINGATAN !

39 7 0
                                    

MEMORY 6 : PERINGATAN !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MEMORY 6 : PERINGATAN !

Malam itu rintik hujan mengetuk jendela. Leonidas bergegas mempersiapkan diri. Malam ini ia harus menjalankan rencananya. Bukan tanpa alasan ia mempercepat tindakannya. Alat penyadap yang ia pasang membeberkan semuanya. Ia sampai tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Dalam beberapa hari pengintaiannya alat penyadap itu memberikan jawaban. Ia memasang headphone dan melihat kembali kedalam teropong. Ia melihat kedalam jendela rumah Mariana. Seseorang sedang menelfon. Samar-samar ia mendengar suara dua orang yang saling berbicara.

"Batas wanita itu untuk tetap hidup telah habis. Departemen tidak bisa menyembunyikan aib mereka  terus menerus. Mereka ingin menghapus aib yang telah hidup selama 12 tahun ini." Seseorang dari seberang telfon bernada serius. Leonidas yakin itu adalah si serigala berbulu domba . Psikiater pendamping Mariana. Ia telah mendapatkan informasi tersebut dari beberapa warga sekitar. Leonidas menjadi sangat serius mendengarkan acara telfon diantara dua orang yang munafik itu.

"Lalu apa yang harus kita lakukan. Aku tidak mau mengotori tanganku dengan membunuhnya." Wanita yang disebut Gretha itu bernada rendah. Leonidas tau sejak awal tidak ada keikhlasan yang terpancar pada wanita paruh baya itu kepada Mariana. Ia memberi keramahan demi uang. Ada hal baru yang Leonidas sadari. Siapakah Departemen yang mereka maksud. Ia berpikir keras.

"Aku yang akan melakukannya. Kita akan buat ini semua benar-benar seperti bunuh diri karena aku yakin nona kecil itu juga telah bosan dengan hidupnya." Nada suara psikiater itu tajam. Jantung Leonidas berdegup semakin kencang. Ia merasa cemas sesaat. Kenapa ada orang lain yang ingin menggagalkan pembalasan dendamnya. Ia melepas headphone nya dengan kasar dan mengumpat beberapa kali. Malam ini juga ia harus menjalankan rencananya. Menculik Mariana.

***

Rintik-rintik hujan menjadi semakin lebat turun malam itu. Semakin gelap menyatu dengan malam. Dingin menusuk tubuh Leonidas. Namun ia tak menghiraukan hujan yang turun. Di otaknya hanya bekerja untuk satu tujuan. Ia mengintai rumah Mariana dari balik hutan pinus. Jendela kamar Mariana tertutup rapat. Ia berjalan dengan santai bersama  derasnya hujan. Suara langkah kakinya tertutupi gemuruh petir. Ia siap membalaskan dendamnya.

***

LOST IN PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang