OverProtective
Klek.... Sama seperti kemarin. Loker sepatumu masih dipenuhi barang-barang busuk. Bahkan bau anyir sudah menyebar hingga keluar lokermu. Kau segera menutupnya setelah membuang nafas sekali. Kau tengok gerombolan Kakak kelas yang berada di sudut loker, tengah mentertawakanmu sejak tadi. Kau mendengus diam lantas melangkah pelan menghampiri para Kakak kelas tersebut.
"Bersihkan lokerku," perintahmu sambil bersedekap. Tak ada pancaran rasa takut dari wajahmu.
Kakak kelas berambut ikal terikat yang mungkin adalah pemimpin dari geng tersebut mendecak sekali. "Wow, sekarang kau berani memerintah kami?" Pertanyaannya terdengar seperti tantangan.
Kau mengangguk dengan tampang polos. "Kalian yang mengotorinya, kalianlah yang membersihkannya," imbuhmu santai namun sukses menyulut api kemarahan para Kakak kelasmu.
"Hei, Kemarin sudah kami peringatkan. Kenapa kau malah semakin sombong? Menyebalkan sekali," kata Kakak kelas berambut ikal tadi dengan raut mengejek.
"Huh! Menyingkirlah! Mumpung kami masih baik padamu!" Kala itu salah satu anggota geng mendorong pundakmu hingga kau termundur beberapa langkah, bahkan kau hampir terjatuh jika kakimu tak cukup seimbang.
"Apa kau mau rambutmu itu dipotong? Pergi sana!"
Kau memutar bola mata. Menghembus nafas panjang sekali. Dan sekali lagi menatap tanpa rasa takut lawanmu saat ini. "Kalian sudah kuperingatkan," katamu sinis lantas langsung berlalu pergi melewati para Kakak kelas yang menatapmu sebal.
"Kenapa dia? Dasar aneh."
.
.
.
Still Care
.
.
.
"Kau tahu? Anak kelas tiga yang suka mencari masalah dengan adik kelas itu katanya jadi gila, lho?"
"Masa? Wah, kebetulan sekali. Aku benci dengan orang itu."
"Dia sepertinya dibawa ke rumah sakit jiwa?"
"Kenapa mendadak? Ini seperti siswi-siswi sebelumnya, bukan?"
"Berarti dia termaksud korban, dong?"
"Wah..."
"Sebenarnya siapa yang melakukan semua itu?"
Dua hari sejak kau memberikan peringatan pada para Kakak kelas yang mengotori lokermu. Kini pemimpin dari gerombolan Kakak kelas tersebut dikabarkan menjadi gila. Dia suka berteriak tak jelas. Meracau sembarangan dan menangis seperti orang kesetanan. Kabar itu Menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru sekolah, termaksud kau yang memang sangat rutin mendengarkan kabar sekolah seperti ini.
Namun berbeda dengan yang dulu. Di saat kau masih sedikit penasaran dengan pelaku dari semua penyebab kegilaan mendadak para siswa, kini kau duduk santai mendengarkan berbagai obrolan dengan topik yang sama sambil menyandarkan dagumu di ambang jendela. Membiarkan angin menerpa wajahmu yang terpejam damai. Sejak berita tersebut menyebar, kau tidak lagi ditindas. Inilah kedamaian, pikirmu.
"Kau sudah puas, tuan putri?" Bisik seseorang sukses membuatmu hampir terjungkal dari bangku jika saja seseorang yang mengagetkanmu tadi tidak menahan tubuhmu.
"Karma kau bikin kaget," katamu sebal. Karma tersenyum tipis sambil tangannya yang bebas mengapit gemas hidungmu.
"Ohayou, (Name)"
KAMU SEDANG MEMBACA
OverProtective
FanfictionBukankah melindungi hal yang berharga itu sangatlah penting? Warning : Karma Akabane x Readers Saya hanya pinjam karakter... Alur, profesi, dll tidak mengikuti canonnya, maaf 😭