Tok, tok... Kau dapat mendengar ketukan yang berasal dari jendela kamarmu. Kau yang saat itu tengah berada di ranjang membaca komik tampak terganggu dengan suara tersebut. Kau mendengus. Ini sudah malam, dan lagi orang macam apa yang berani mengetuk jendela kamarmu yang berada di lantai dua. Dengan jengah, kau pun memeriksa keluar.
Matamu terbelalak ketika melihat sosok Karma di balik jendela tersebut. Ternyata Karma menggunakan pepohonan untuk menggapai jendela kamarmu. Secepat mungkin kau membukakan jendela kamarmu. "Karma? Kenapa kau ke sini? Mau apa kau?" Tanyamu terperangah.
Karma tersenyum tipis, sukses membuatmu berdebar. Tangannya pun terulur memegang pipi halusmu. "(Name), apa pun yang terjadi... Tetaplah berada di sampingku," kata Karma membuatmu heran.
"Apa maksudmu, huh? Apa ini cara penjebakan baru?" Tukasmu curiga.
Karma menggeleng. Dengan tampang memelasnya ia pun berkata, "Aku hanya cemas, itu saja."
"Jangan melantur," timpalmu spontan menepis tangan Karma yang semula berada di pipimu.
"(Name), kumohon... Dengarkanlah aku sekali saja," kata Karma dengan nada keputusasaan "Tak apa jika aku tak bisa memilikimu, tapi... Kumohon... Tetaplah bahagia... Tetaplah tersenyum... Demi diriku."
Kau terdiam. Karma tampak putus asa. Kenapa dengannya? Kenapa dengan mimpi ini? Kenapa seakan kau merasakan ada pertanda buruk?
Begitu kau pergi dari dunia mimpi, kau mendapati dirimu tengah tertidur tak nyaman di meja belajarmu. Kau mengerjap. Sungguh mimpi yang aneh. Bahkan lebih aneh lagi ketika kau bangun dan sadar sudah ada sepucuk surat tepat di depan wajahmu. Kau mengernyit alis. Sambil mengucek mata, kau baca surat tersebut.
Di saat cahaya terbesar padam, seorang malaikat yang suci akan muncul dari balik kegelapan. Datang kepada harta berharga sang pendosa. Merampas untuk membersihkan dosa-dosanya.
Bulu kudukmu segera berdiri secara serempak. Ada banyak pertanyaan timbul di kepalamu. Siapa pengirim surat ini? Bagaimana surat ini bisa berada di atas mejamu? Apa maksud dari surat tersebut? Kenapa rasanya, firasat burukmu itu akan menjadi nyata? Apa yang akan terjadi padamu nanti? Sungguh, kau jadi tak dapat menutup mata malam hari ini.
.
.
.
Dark Side
.
.
.
"(Name)?" Panggil seseorang membuat lamunanmu buyar. Kau menoleh dengan cepat dan segera menangkap sosok Asano menghampirimu.
"Asano, selamat pagi," sapamu sambil sedikit membungkukan badan.
"Ada apa? Kau duduk sendirian di taman ini? Dan apa itu? Kantung matamu tebal?" Tanya Asano penuh perhatian.
Kau mendengus lesu "Ada sedikit masalah," katamu.
Asano memasang tampang simpatinya, "Ada apa? Sampai kau tak bisa tidur artinya masalahmu berat, kan?" Sekali lagi Asano mencoba bersikap perhatian.
Rautmu tampak tenang setelah perkataan lembut Asano barusan. Asano memang sangat berbeda dengan Karma, pikirmu. "Asano... Bagaimana kau bisa hidup bersama Karma mengingat dia punya sikap yang menyimpang begitu?" Tanyamu mengalihkan topik utama.
Asano tak keberatan, malah sekarang ia sedang memikirkan jawaban atas pertanyaanmu. "Yah, karena aku saudaranya, kan? Aku lebih mengenal dirinya. Sisi baik maupun sisi buruknya. Kelemahannya dan kebiasaannya," jelas Asano.
KAMU SEDANG MEMBACA
OverProtective
FanfictionBukankah melindungi hal yang berharga itu sangatlah penting? Warning : Karma Akabane x Readers Saya hanya pinjam karakter... Alur, profesi, dll tidak mengikuti canonnya, maaf 😭