Chapter 10: Warm Heart

4.8K 745 184
                                    

Overprotective

Karma meringkuk lesu di atas ranjangnya. Matahari sudah lama menyapa bumi, namun tidak dengan kamar Karma yang masih tampak gelap. Semua cahaya terhalang sempurna karena korden yang menutupi di setiap jendela.

Karma sangat malas untuk beraktivitas hari ini. Bahkan untuk bangkit saja ia malas. Selepasnya Karma minum-minum dengan sebotol anggur berakohol, ia kini terbaring tak berdaya. Kepalanya pusing dan berdenyut dahsyat. Karma tak pernah menyangka ia lemah terhadap 'alkohol'. Yah, Karma memang belum cukup umur untuk meminum alkohol, sebenarnya.

Karma tak akan pergi ke sekolah hari ini. Sambil terus memandang kosong ke penjuru ruang kamarnya sendiri, mungkin Karma juga akan mengenang kembali masa lalunya untuk menghabiskan waktu hari ini.

.

.

.

Warm Heart

.

.

.

Karma's 6 years Old

"Karma, kami membelikan kucing peliharaan untukmu. Rawatlah yang benar, ya?"

Karma tersenyum dengan lebar menerima peliharaan pertamanya dalam hidup. Kucing gemuk berbulu lebat dan halus. Sangat lucu dan menggemaskan. "Karma pasti akan merawatnya dengan baik. Karma janji."

Namun, seminggu setelah itu. Karma cemas karena ia tidak juga menemukan kucing peliharaannya. Sudah sejak kemarin malam Kucing Karma menghilang. Karma terus menelusuri setiap penjuru rumah, termasuk halaman, taman belakang rumah, dan tempat-tempat paling terpencil di rumah besarnya ini.

"Niko... Di mana kamu?" Karma mencari tanpa kenal lelah. Ia tidak memperdulikan panggilan beberapa maid yang terus mengikutinya.

Hingga akhirnya Karma menapakan kaki pada sebuah pohon besar yang berdiri di tengah taman belakang rumah. Karma membatu di sana. Ketika maid menghampirinya, maid itu tampak terkejut. Ia segera membawa Karma untuk kembali masuk ke rumah.

Sedangkan Karma, sambil membiarkan dirinya di tarik untuk masuk ke rumah, kepalanya masih menoleh ke arah pohon. Lebih tepatnya mengarah pada Niko--kucing Karma--yang telah menjadi bangkai.

***

Karma's 10 years old

"Karma, kau mau jadi pacarku, tidak?"

Pertama kalinya Karma ditembak. Oleh seorang gadis tercantik di angkatannya saat ini. Pipinya tirus, senyumannya seindah malaikat, dan modis untuk ukuran anak SD. Karma sudah cukup lama memperhatikan gadis yang barusan menembaknya sejak mereka sekelas tahun ini.

"Aku mau," jawab Karma tanpa segan lagi.

Kala itu Karma sungguh senang. Sebagai anak SD, Karma dan gadis itu hanya dapat bergandengan, bersahutan lewat ponsel, dan kencan.

Kencan pertama Karma setelah seminggu pacaran pun tiba. Karma dan gadis tersebut telah memutuskan untuk pergi ke taman bermain.

Sebagai hari istimewa, Karma telah memakai baju terbaiknya yang paling mahal. Ia ingin tampil baik di kencan pertama ini. Namun sesampainya Karma di tempat ketemuan, yaitu stasiun, Karma tak hanya melihat kekasihnya. Ia juga melihat kawan-kawan kekasihnya.

"Hinano-chan... Ada apa sebenarnya ini?" Tanya Karma.

"Ehh? Karena kita akan ke taman bermain, Hinano ajak saja teman-teman Hinano. Tidak apa-apa, kan, Karma-kun?"

OverProtectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang