Overprotective
Perlahan serpihan-serpihan kesadaranmu terkumpul menyatu pada dirimu. Kau dapat merasakan rasa pening yang semula tak kau rasakan disusul dengan matamu yang terbuka. Kau mengerjap. Mencoba menyamankan penglihatanmu dengan pemandangan yang tampak asing bagimu. Ini di rumah. Gelap. Dan gerah.
Kau merasa tubuhmu tak bebas dan sulit bergerak. Kau kepanasan. Dapat kau rasakan peluh membasahi sekujur tubuh. Kau merasa sesak di waktu yang bersamaan. Setelah mencoba tenang, akhirnya kau mengingat apa yang terjadi padamu hingga berakhir di tempat seperti ini. Ya, meski kau tak percaya, tapi ini semua ulah Asano. Bahkan kau menyadari bahwa kaki tanganmu diikat serta mulutmu di bekap dengan lakban.
"Wah, (Name), kau sudah bangun. Bagaimana? Tidur nyenyak?" Suara lelaki yang familiar segera menyapa telingamu. Kau bergidik lantas menoleh perlahan tapi pasti. Ia mendekatimu dan bergerak melepaskan lakban dari mulutmu
"Asano... Kenapa kau melakukan ini?" Tanyamu segera mengundang seringai brengsek di wajah Asano. "Ckk, ternyata begini sifat aslimu. Kau biadap!" Cecarmu sejurus kemudian.
Ia lantas menarik keras suraimu hingga kau memekik sakit. "Setidaknya aku tidak lebih buruk dari si brengsek Karma," kata Asano dingin.
Kau meringis. Kau mencoba menahan sengatan nyeri yang menyerang di sekujur kulit kepalamu, tapi semakin terasa percuma karena Asano semakin keras menariknya. "Lepaskan... Asano--BUK!
"AHK!" Pekikmu penuh derita tatkala Asano melayangkan tinjunya di perutmu. Asano melepaskan tangannya dari rambutmu dan membiarkanmu tersungkur lemas di lantai.
"Bagaimana? Sakit, kan? Kau pasti tak pernah diperlakukan seperti ini oleh Karma, kan?"
"Uh... Kau tak tahu apa-apa.... UHUK!"
"Oh, ya? Jadi apakah kau pernah disiksa oleh Karma? Ah, tapi kau tidak menjadi gila? Apa siksaan Karma kurang cukup?" Ucap Asano dengan nada mengesalkan "Kalau begitu biarkan aku menyiksamu sampai menimbulkan trauma berat, (name)."
Hal yang terakhir kali kau lihat adalah kaki Asano yang melangkah menjauh dan sosok gadis asing. Meski samar, dapat kau lihat gadis tersebut sangat manis. Setelah itu pandanganmu perlahan mengabur hingga akhirnya semua menjadi gelap. Rasa sakit di perutmu sangat menyiksamu kala itu.
.
.
.
Nothing
.
.
.
Kriet... Tubuhmu terlonjak mendengar suara engsel pintu yang berderit. Rautmu menegang. Tanganmu yang terikat pun memberontak minta dilepas. Kau panik. Ini sudah yang kesekian kalinya Asano mengunjungimu dan akhirnya memainkan siksaan barunya padamu. Sejauh ini, Asano sudah memberimu lebam di wajah dan luka robek di bibirmu. Dan mungkin saja kini pergelangan kaki dan tanganmu di penuhi bekas ikatan yang memerah karena sebelumnya Asano dengan sengaja menarik tali tersebut hingga memelintir erat tangan dan kakimu.
Sekarang apa lagi? Kau terlalu takut untuk membayangkan. Tanpa sadar kau sudah menunjukan ketakutanmu di depan Asano. Lelaki bersurai jingga ini menyeringai ngeri. Tampak di tangannya sebuah pisau lipat yang sedang Asano mainkan dengan memutar-mutarnya. "Heh? Apa kau mulai ketakutan, (Name)?" Tanya Asano mencekam telingamu.
Kau bernafas kacau. Jantungmu berdetak cepat karena takut. Peluh bercampur aduk dengan darah yang menggenang di sudut bibirmu. Kau menatap tajam Asano. "Kau lebih buruk dari Karma," katamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OverProtective
FanfictionBukankah melindungi hal yang berharga itu sangatlah penting? Warning : Karma Akabane x Readers Saya hanya pinjam karakter... Alur, profesi, dll tidak mengikuti canonnya, maaf 😭