Sekarang diamlah ditempatmu, tidak usah mendekat lagi. Aku juga akan tetap diam disini dan lebih memilih memperhatikan mu dari jauh saja. Ingat lagi apa yang sudah kau lakukan. Siapa yang kau buat kecewa. Dendamkah yang membuat mu melakukannya?
Aku memang pernah salah padamu. Namun aku fikir kau telah melupakannya sehingga kau meminta ku kembali. Sudah, jangan bahas lagi perihal Cinta. Aku sudah lelah untuk itu. Tidak, bukan aku yang lelah. Tapi hatiku. Helaan nafasku selalu saja terdengar seperti orang yang sedang melepaskan beban. Sebenarnya bukan beban, tapi luka. Yaa, beban luka yang kau beri padaku.
Setelah liburan selesai, aku kembali lagi ketempat asal ku. Dimana aku bisa mencurahkan segala prasaan ku. Aku kembali ke rumah. Ke kamar yang didominasi warna biru.
Keesokan harinya, Aku datang ke suatu tempat yang mulai hari ini harus ku kunjungi setiap hari. Ya, sekolah. sebenarnya ini bukan tempat yang ku inginkan. Karna aku menginginkan satu sekolah dengan-nya. Namun itu hanyalah impian ku. Aku tak bisa bersama dengan-nya lagi. Tak bisa lagi melihat-nya sesering yang ku mau.Tak bisa aku mendengar suara-nya lagi. Tidak lagi ada tawa bersama-nya.
Disini aku sendiri, tanpa ada teman dekat ku. Begitu pun 'Cinta lama ku' dan 'pucuk' aku dan dia benar-benar berpisah. Peluang melupakan-nya pun sangat besar. Tapi tidak dengan rindu yang terus menerus datang tanpa ku jemput diikuti Tangis kerinduan yang datang tanpa ku undang.
Seiring berjalannya waktu aku terus melangkah. Aku ingin mengatur langkah ku kembali. Menata kembali hati yang pernah pecah. Aku mulai lagi melihat duniaku. Meninggalkan apa yang pernah menjadi beban dalam diriku. Aku merasa lepas, aku bebas. Walau terkadang ada sepi yang terlintas, tapi aku memiliki cara untuk membuang rindu, melepaskan kesendirian, dan melupakan dirimu beserta kenangan tentang mu.
Aku sudah tidak lagi pernah melihat senyummu bahkan wajahmu. Memang satu-satunya hal yang memperlambat waktu adalah rindu.
Sebenarnya aku tidak ingin pindah dari mu, karna kau adalah cinta pertama ku. Namun aku harus bisa melupakan apa yang terjadi. Tapi tidak semuanya, aku tidak ingin melupakan kebahagiaan ku. Aku hanya akan lupa semua luka yang kau beri. Karna jika aku mengingat itu, aku akan menangis. Telah ku biarkan waktu memudarkan semua prasaan ku padamu.
Hari itu aku ke sekolah lama ku karna ada berkas yang masih kurang. Disana aku bertemu Cinta lamaku . Kami bercerita sedikit kejadian yang dialami saat mendaftar sekolah. Disela-sela obrolan kami, Dika bilang "kamu masih sama yaa kayak dulu" . Aku hanya menjawab dengan senyuman. Di dalam lubuk hati ku menentang sangat keras. "Tidak kaa.. aku tidak lagi sama seperti dulu. Hati ku tidak lagi untuk mu, atau pun untuk pucuk. Aku sudah melupakan kalian. Aku tak ingin seperti dulu, dipermainkan oleh bermacam-macam dilema Cinta. Aku telah meninggalkan apa yang pernah menjadi milikku. Aku telah mengubur mu jauh di kaki gunung."
Saat ini aku sudah mulai merasa tenang tanpa terganggu dengan hal yang berbau prasaan. Aku juga senang bertemu dengan Cinta lama ku. Walau hanya sebentar tapi itu sudah cukup untuk mengalirkan rindu yang terus menggenang dalam hati ku.
sebulan lagi akan ada pengambilan ijazah. Aku tau mungkin itu bisa jadi akhir dari pertemuan ku dengan cinta lamaku 'dika' . Karna kita tidak mungkin bertemu dengan disengaja lagi selain saat sekolah. Kalau pucuk dia teman sekelasku. Jadi kita mungkin saja bisa bertemu dalam reuni kelas. Tidak seperti 'dika' mungkin aku dan dia akan bertemu saat reuni akbar 10 tahun lagi.
Setelah itu aku langsung pulang kerumah, dan menjalani aktivitas seperti biasa keesokan harinya.
Dikelas baru ku.. aku memperkenalkan diri dan hobby ku, tentu saja menulis. Saat itu aku tau ada satu orang yang selalu mengintaiku. Memang aku sedikit terganggu dengan tatapannya. Tapi aku suka dengan senyum nya. setelah aku maju, sekarang tiba gilirannya . Nah, aku tau namanya dari situ. Sebut saja "gingsul".
Apa kau percaya Cinta dapat tumbuh sebelum bertemu?.
Aku kenal dengan dia di BBM. Ya, hanya lewat chat saja. Namun, aku jatuh padanya. Ntah apa yang membuat ku jatuh pada orang yang belum ku temui. mungkin perhatian dan sayang yang aku rasakan darinya. Panggil saja dia hujan. Semakin hari kami semakin dekat, aku merasakan lagi indahnya. Begitu pun rindunya.
Aku selalu ingin bertemu dengannya dan mendengarkan langsung kata-kata yang
sering kau ucapkan di bbm. Aku hanya menunggu saat kau mengatakan sesuatu yang ada di hati mu, yang mungkin sama dengan apa yang kurasakan.Ridhara
28-07-2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbawa Angin dan Hujan
Non-FictionLepaskanlah.. kalau pun bertahan kau akan tetap terluka. jangan biarkan hatimu patah untuk kesekian kalinya. Buanglah, buang segala rindu yang tersisa. Buatlah dirimu tetap bahagia bersama sepi yang kau rasa. Kau akan tetap hidup walau tak bersama...