Sudahlah~

3.7K 59 3
                                    

     Sudahlah, semua sudah berakhir aku sudah pergi melangkah jauh dari kenangan yang telah ku kubur. Aku sudah tidak ingin lagi berurusan dengan hati. Aku lelah dengan semua yang sudah terjadi. Aku ingin memulai lagi saat hatiku sudah sembuh nanti. Jika suatu saat akan ada yang menjadi milikku lagi aku akan tetap bertahan untuk hubungan ku. Aku tidak lagi ingin mengakhiri suatu jalinan. Sebab, aku tau rasanya disudahi. Biar hanya aku saja nanti yang merasakan lukanya karna diakhiri. Hampa-nya berada dalam kesepian. Sakit-nya merasa-kan kerinduan. Ya, biar hanya aku yang merasakannya. Karna aku mencintai dia. Walaupun telah berakhir pun, tetap saja aku pernah mencintai nya.

      Sat ini aku akan diam ditempatku. Tidak akan ku hampiri siapapun lagi. Biar jika nanti ada yang menginginkan ku, dia akan datang ketempat ku.

        Sekarang tinggalkan urusan hati dulu. Aku akan mendaftar ke sekolah yang bukan tujuan ku. Tapi tidak masalah. Yang terpenting sekarang aku bisa melanjutkan sekolah ku. Setelah aku mendaftar aku langsung packing baju untuk berlibur ke Puncak bersama keluarga ku. Sebenarnya aku yang meminta untuk kepuncak dengan alasan 'liburan'. Padahal alasan sebenarnya aku ingin melepaskan beban ku disana. Aku ingin menghirup udara yang benar-benar milikku. Aku ingin melepaskan sejenak luka yang terasa.

    Disini aku merasa lebih tenang dalam kesunyian. Karna tak selamanya sendiri itu menyedihkan, terkadang kita hanya perlu jeda untuk mengobati luka.

      Diujung lembah luka ini aku bisa mengeluarkan apa yang aku rasakan. Aku bisa teriak sekencang nya. Aku bisa bercerita pada angin dan dingin nya udara disini. Saat aku mengeluarkan keluh kesah ku pada angin, hujan pun turun. Hujan seperti tau apa yang kurasakan. Bagaimana air mataku jatuh saat melihat apa yang tak pernah ingin ku lihat.

        Angin ini menerpa buih-buih rambutku, mataku terpejam sesekali aku membayangkan sebuah kehangatan. Rindu? Bagaimana tidak, aku benar-benar merindukan dia. Entah siapa yang ku sebut dia. Aku ingin dia disini tepat berada di samping ku saat aku sendiri. Pasti kau juga menginginkan seseorang berada disamping mu saat kau berada di tempat impianmu.  Bukan begitu? Kenapa tmpat impian ku seperti ini? Sepi hanya ada angin yang tersisa. Sebuah tempat di kaki gunung yang ku inginkan  kesini bersama nya.

         Aku sangat ingin memelukmu erat dengan kehangatan. Disini sangat dingin, sama hal nya dirimu. Aku memang pernah mencintai dirimu bahkan aku juga sangat menyayangi mu.. tapi perlu digaris bawahi ' aku memang pernah '.  entah apaa itu tapi aku sudah lupa semua kenangan. Mungkin tak ada kenangan bagi mu. semua hanya angin tapi, aku?... ahh tidak aku sudah lupa, benar-benar lupaa. Tidak masalah bukan bila yang aku bilang barusan berbohong.

"Baiklahh..
aku akan diam bersama luka yang telah ku kubur di tempat aku berdiri ini"

   Aku memang pernah mencintai mu, aku pernah meninggalkan mu, dan kita juga pernah kembali jatuh bersama kedalam lembah cinta ini. Ya, aku dan kamu. Tapi kenapa kamu kembali dengan singkat? Apa pernah terlintas dipikiran mu? Bagaimana patahnya diriku  ? Sungguh teganya dirimu. Kamu hanya ingin kebahagiaan untuk mu sendiri.

        Tapi yang perlu kau tahu. aku masih bisa  melangkah walau setiap langkah ku duri, walau aku berjalan dengan tertatih tatih.. Bahkan dengan kaki ini aku  bisa berlari, tapi aku bukan pengecut yang sengaja  meninggalkan masalah. Disini aku masih berdiri dan tetap bertahan, terkadang aku berjuang sendiri. Menerpa angin yang tertiup kecang. walau terkadang aku diterjang hujan dan angin.  tapi pijakan ku tetap kuat, tulang ku tidak lemah sama seperti jiwa ku. Tapi tidak seperti hati ku. Karna hati sering kali goyah.
Aku tidak akan  menggunakan kaki ku untuk mengejar, karna dia sudah lelah berdiri untuk bertahan.
 
Walau perih yang tersisa
walau sakit yang kurasa
walau sepi yang memaksa
Aku akan tetap hidup walau terluka. Karna semua akan terus berjalan. Rasakan saja seperti saat aku belum mengenal Cinta. Bagaimana bahagia tanpa pura-pura.

     Aku selalu ingin sendiri dengan kesepian. Berdiam di malam hari aku benar-benar suka. Membayangkan mu masih bersama dengan ku. Mengingat lagi apa yang pernah terjadi. Pada malam yang dingin di kaki gunung ini, aku masih mengharapkan mu ada di sampingku. Aku masih menghayal berada dalam dekapan mu. Ya. Mungkin ini bentuk rindu yang kurasakan.
       
           Aku telah membiarkan angin membawa luka. Tidak, aku tidak mau membiarkan mu  terbawa angin. Aku tidak bisa merasakan rindu lagi bila aku pindah. Untuk saat ini aku akan tetap singgah disini. Tidak, aku sama sekali tidak akan mengganggu mu.  Biarkan aku melihat mu dari jauh saja. Biarkan aku tersenyum dalam rindu yang selalu menghantui ku. Mungkin kau tak mengerti apa yang ku rasakan, apa yang ku inginkan. Aku tahu kau tak lagi peduli. Tapi sudahlah..
Aku senang pernah bersama dengan mu.

Ridhara 
25-07-2016

Terbawa Angin dan Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang