Hari ini adalah hari pertama di Minggu ini. Aku bersiap menuju sekolah dan setibanya disana kami langsung melaksanakan upacara bendera. Aku bertemu dengan gingsul. Gingsul yang ku sebut kakak. Gingsul yang selama ini aku tau sedang menunggu. Menunggu aku putus dengan hujan. Sekarang mungkin dia sudah tidak lagi menunggu. Hanya saja mungkin dia sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya.
-Bagaimana dengan hujan?-
Tidak tau. Aku merasa ada yang kurang pagi ini. Seperti orang yang belum makan. Tidak lengkap. Apa yang kurang? Aku pun tidak tau. Mungkin sebuah ucapan selamat pagi dan semangat dari orang yang ku sayang. Hari ini tak ada lagi yang mengucapkan nya. Tidak, aku tidak boleh bersedih. Masa hanya karena ucapan saja membuat ku tidak bersemangat? Jangan begitu.
Itu tidak penting.Aku jugaa tidak boleh mengatakan tidak penting. Karena memang ucapan itu kurasa penting. Tapi tidak terlalu penting. Ntah memang kata hati jarang ada yang dapat menebak nya.
Setelah masuk ke kelas dan belajar, tiba jam pulang. Akhirnya aku pulang dan mengecek handphone ku.
"Yoko"
Dari hujan. Hujan mengirim ku massage. Langsung ku jawab
"Iyaa, kenapa?"
"Sebenernya aku masih sayang sama kamu"
"Terus kenapa semalem kamu begitu?
"Aku kira kamu mau mutusin aku, abisnya kamu nanya nya menjurus ke situ"
"Gimana emang? Aku cuma nanya doang kok"
"Iyaa gituu lahh.. Balikan yuk?"
"Tapi kan kita beda. Kan kamu tau. Bukannya kamu yang ngomong?"
"Semua masih panjang, masih banyak yang bisa berubah"
"Yaudahh okee.."
"Beneran nih?"
"Iyaaa.."Sebenarnya aku tidak lagi ingin hanyut dalam hati mu, hujan. Aku ingin berhenti sampai sini. Tapi kata-kata manis mu itu membuat ku menjadi tidak lagi memikirkan perbedaan kita. Aku sayang dengan mu. Aku percaya padamu. Aku yakin kau tak akan menyakiti hati ku untuk yang kedua kalinya. Aku yakin kau kembali untuk mengobati luka ku semalam.
Hujan, jujur saja. Memang aku masih menyayangimu sangat sayang padamu, hujan ku. Aku rindu kamu. Aku ingin bertemu dengan mu hujan. Tidak apa bertemu sebentar pun. Aku hanya ingin melihat dirimu. Hujan, Semoga kau benar-benar mengatakan nya. Aku hanya berharap jika nanti terjadi hal seperti tadi malam. Aku hanya ingin kau tidak egois lagi.
Hujan, kalau nanti kau bosan dengan ku. Tolong katakan itu. Jangan kau acuhkan aku, kau cukup bilang "aku sudah bosan dengan mu" kau hanya harus mengatakan itu. Atau kalau nanti kau tidak sayang lagi denganku, kalau rasa cinta mu sudah memudar dan hilang, kalau rasa sayang mu sudah kadaluwarsa. Tolong katakan padaku hujan. Karna aku tak akan mengakhiri cinta mu. Aku tak ingin lagi memutuskan hubungan. Tidak hujan, walaupun nanti aku masih sayang padamu, tapi kau meminta ku untuk berhenti mencintai mu seperti semalam. Aku akan tetap melakukan nya. Karna aku tak akan mau bertahan dan memperjuangkan sesuatu yang bernama cinta lagi.
Ridhara
19-09-2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbawa Angin dan Hujan
Non-FictionLepaskanlah.. kalau pun bertahan kau akan tetap terluka. jangan biarkan hatimu patah untuk kesekian kalinya. Buanglah, buang segala rindu yang tersisa. Buatlah dirimu tetap bahagia bersama sepi yang kau rasa. Kau akan tetap hidup walau tak bersama...