Terbebas dari perbedaan

1.7K 26 0
                                    

Betapa sakitnya hati ku. Diakhiri oleh orang yang aku sayangi. Tapi, memang aku sudah pernah bilang. Aku tak akan pernah mengakhiri hubungan duluan. Karena aku tau bagaimana sakitnya diakhiri. Bagaimana perih nya merasa sunyi. Bagaimana menyesal nya menyia-nyiakan orang yang mencintai. Ya, aku pernah merasakan nya. Cinta lama ku yang membuat ku sadar dengan hal itu.

Membicarakan tentang cinta lamaku. Waktu itu dia pernah komentari DP BBM ku. Foto hujan. Dia bilang 
"Ciyee punya pacar baru"
"Wkwk."
"Siapa namanya?"
"HUJAN" (disamarkan)

Dengan bangga aku mengetik nya dengan capslock. Iya.. aku bangga memiliki orang seperti hujan. Tapi ternyata dia begitu. Dia mengecewakan ku.

Aku tidak sedih terlalu dalam. Tidak, tidak seperti tersayat silet. Tapi, aku merasa sedih karena kecewa. Ternyata memang dia tidak benar-benar menyayangi ku. Kalau iya, dia tidak akan semudah itu mengakhiri hubungan kita. Lagi-lagi air mata ku jatuh karena hati yang terluka. Lagi-lagi aku menangisi hal bodoh yang tak perlu untuk ku ingat kembali. Lagi-lagi aku terjebak dalam sakit nya jatuh cinta.

Bukankah aku pernah mengatakan kalau aku tak ingin lagi jatuh cinta? Karena aku sudah berulang kali merasakan sakit nya jatuh cinta. Kenapa aku harus jatuh lagi? Kenapa harus jatuh pada orang yang berbeda? Kenapa pula aku harus menggantungkan banyak harapan untuknya?

Dulu aku sangat yakin akan cintanya. Entah kenapa dia tiba-tiba seperti itu. Aku tak mengerti apa yang dia pikirkan. Yang aku tahu hanya satu. Aku masih ingin bersama dengannya. Aku masih ingin merasakan dicintai oleh nya. Aku ingin merasakan genggaman tangan besar nya walau  hanya sekali saja. Karena dia tak pernah menggenggam tangan ku.

–Kau tak pernah membuat ku merasakan hangatnya pelukan mu–

Bukannya aku ingin dipeluk. Bukan.
Tapi aku hanya ingin tau seberapa besarkah cinta mu untukku.

Hujannn.. aku tak tau harus mengatakan apa untuk mu. Haha.. aku hanya ingin tertawa karena kebodohan ku. Kenapa aku bisa percaya?

Jangan tertawa kan aku hujan aku tau aku memang bodoh. Tapi kau penyebab kebodohan ku ini. Hujan kesayangan ku.. Apa kau dapat tidur lelap malam ini? Mungkin saja kau tidak akan bangun pagi, besok . Karena kau tidur dengan nyenyak. Kau berbeda dengan ku. Ya, benar-benar beda. Bukan hanya soal faham. Tapi, kasta kita pun sepertinya berbeda.

Mengapa aku katakan kita berbeda? Sekarang pasti kau sudah tidur. Sedangkan aku? Masih menulis tentang masa lalu kita. Bukannya aku masih ingin mengingat tentang dirimu. Bukan.. tapi aku hanya ingin menulis apa yang kurasakan waktu itu. Sungguh lucu bukan?

Hujan.. ini sudah malam. Aku sudah tidak kuat membuka mataku untuk menulis semuanya. Yang pasti sekarang aku sedang meneteskan air mata.
Hujan.. apa kau tau pribahasa
"Jodoh pasti bertemu"
Kalau kita berjodoh besok kita dapat bersama lagi. Tapi kalau tidak, bisa saja esok kita bersama namun akan terpisah lagi.
Kita tak pernah tahu rencana Tuhan ..
Hujan.. Aku hanya berharap kalau nanti kita dapat bersama lagi. Kau jangan berbuat egois seperti tadi yaa.. Kau jangan lagi mengakhiri hubungan tanpa alasan yang jelas.
Ya, itu juga kalau aku mau kau ajak bersama kembali.
Karena saat ini aku benar-benar takut akan perbedaan. Aku takut jatuh terlalu dalam.
Aku sayang dengan mu hujan..
Walaupun sudah berakhir pun aku tetap sayang.

Aku akan menunggu kembali nya dirimu. Bukan untuk menyakiti ku kembali. Tapi, untuk menyembuhkan luka ku. Panggil aku 'sayang' lagi hujan. Agar aku mau memaafkan mu.
Sepertinya tidak juga.

Aku berbagi cerita ini dengan gingsul. Aku bilang
"aku dan dia telah berakhir"
Ya, gingsul hanya bilang satu kata
"sabar"
Apa kata sabar itu tepat untuk orang yang sedang patah hati? Bagaimana aku harus sabar. Ini hati loh:').
Gingsul kau yang dapat membuat ku agak baik sedikit dibanding tadi. Kau yang menghibur ku dengan candaan yang 'krik' . Tapi itu cukup membuat ku merasa tidak sendiri. Terimakasih yaa..

Ridhara
18-09-2016

Terbawa Angin dan Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang