Empatbelas

16 4 0
                                    

Saat di dalam cafe, Ayla dan Rasya duduk di bangku yang cukup depan. Sehingga mereka bisa dengan mudah melihat bintang tamu yang tampil di panggung.

Saat Alvin menunjukkan kemampuan DJ nya di atas panggung, Ayla tak henti hentinya memperhatikan Alvin. Matanya seakan terpaku pada sosok yang sekarang sedang memainkan peralatan DJ nya itu.

"Ekhem. Serius banget" suara Rasya mengalihkan pandangan Ayla dari Alvin.

"Eh maaf maaf, gue gak nyangka aja temen SMA gue ada yang jago banget nge DJ nya kaya gitu" kilah Ayla sambil senyum dipaksakan.

Rasya hanya membalas ucapan Ayla dengan kata oh. Sementara Ayla mengalihkan pandangannya kembali ke panggung. Dan Ayla sedikit kecewa karena idolanya sudah tidak berada di panggung lagi.

"Woy Rasya!" suara itu terdengar oleh Ayla, namun pandangan Ayla tetap pada panggung tempat Alvin tadi berada.

Ayla POV

"Elo kok tau gue ada disini?" suara Rasya.

"Tadi gue liat lo kali dari panggung" suara orang yang tadi manggil Rasya.

"Ah iya, gue duduk di depan banget gini yah hahaha" suara Rasya lagi.

"Lo sama cewek Ras? Siapa? Kecengan baru yahh?"

Ini orang siapa sih? Kepo banget! Mana disini berisik lagi. Jadi gak jelas kan ini suara siapa.

Author POV

Karena rasa penasarannya, akhirnya Ayla memutuskan untuk menoleh agar bisa melihat orang yang sedang berbincang dengan Rasya. Dan...

"Alvin?"

"Elo? Lo ngapain disi..." perkataan Alvin terpotong dan berganti dengan ringisan karena kakinya diinjak oleh Rasya.

"Eh vin, lo bukannya mau minta maaf sama si Ayla yah? Kan elo udah bikin HP nya mati. Terus dia harus ngambil HP nya sendiri ke rumah lo" ucap Rasya sambil menatap Alvin tajam yang berarti 'iya in aja omongan gue'.

"Eh iya iya, sorry banget yah" ucap Alvin.

"Iya gak apa apa. Salah gue juga kok yang ceroboh nabrak lo jadi salah ngambil HP deh" jawab Ayla yang diakhiri dengan cengiran.

Rasya merasa ada sesuatu yang ganjil antara Ayla dan Alvin.

"Eh bentar bentar, kalian udah kenal akrab? Ayla, lo kok ngomong ke si Alvin pake Lo-Gue sih. Bukannya lo ngomong gitu cuma ke orang orang yang udah akrab sama lo doang?" tanya Rasya curiga.

Alvin yang tidak tahu apa apa hanya diam. Sedangkan Ayla memasang raut wajah gelisah dan berpikir keras untuk mencari alasan. Karena rasa kagum Ayla pada Alvin sudah melebihi batas menjadi rasa suka, tentu saja Ayla sudah merasa akrab dengan Alvin. Alvin kan calon masa depan Ayla. Dalam khayalan Ayla tentunya.

"Ah itu! Gue udah keburu kesel sama dia gara gara kan HP gue ketuker sama HP dia. Terus dia gak nyadar kan. Terus HP gue mati. Terus gue disuruh ngambil HP gue sendiri kan yah. Terus emmm, yah pokoknya gue terlanjur kesel lah sama dia jadi aja ngomongnya suka kelepasan gitu hehehe" Ayla menjelaskan berbelit belit dan membuat Rasya memandang Ayla curiga.

Entah apa yang ada di pikiran Ayla, saat ini hanya ide tersebut lah yang muncul.

"Hmmm oke" jawaban Rasya membuat Ayla lega karena Rasya tidak lagi mencurigai Ayla.

"Mumpung masih siang, kita ke Taman bermain aja gimana?" usul Rasya tiba tiba.

"Taman bermain?" tanya Ayla dan Alvin bersamaan.

"Maksud lo taman buat maen anak kecil gitu? Yang ada ayunan, perosotan, jungkat jungkit, sama rumah rumahan?" tanya Alvin yang disambut anggukan oleh Ayla tanda setuju.

"Bukan Vin, lo tuh gimana sih-_- maksud gue tuh yang ada roller coaster, biang lala, rumah hantu, sama wahana wahana kaya gituan lah. Entah apa namanya gue gatau" jawab Rasya menjelaskan.

"Oh itu. Bilang dari tadi dong Rasya. Yaudah yuk kita kesana aja!" ujar Ayla.

Mereka pun keluar dari cafe dan menuju tempat yang dituju.

To be continued

Rasa Yang Tak SeharusnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang