"Aw! Aduuuh!" Ayla terlihat kesakitan sambil memegangi kepalanya.
Saat ini posisinya terduduk di lantai tepat di depan pintu ruangan Pak Randi. Alvin yang berniat akan menutup pintu dengan keras mengurungkan niatnya. Penasaran dengan apa yang terjadi di hadapannya.
"Siapa Lo? Kenapa Lo ada disini?" tanya Alvin agak membentak karena kaget akan kehadiran seseorang yang tiba tiba ada di depan ruangan Pak Randi sambil duduk di lantai.
Ayla masih menunduk sambil memegangi kepalanya.
"Aw! Lo yang nutup pintunya sampai keras kan? Lo gak tau apa kalau gue..." perkataan Ayla terhenti karena melihat seseorang yanng akhir akhir ini membuat jantungnya berdebar tak menentu.
"Alvin?" Ayla terlihat terkejut saat mendongakan kepalanya untuk melihat siapa yang membuat kepalanya menjadi sakit begini.
"Loh? Kok ada elo sih? Perasaan pas gue tutup tuh pintu kok gue ga liat lo?" ucap Alvin tidak bersalah.
"Ya iya lah lo ga liat, kan lo nutup pintunya dari dalem. Dasar ganteng ganteng bego" maki Ayla karena kesal kepada Alvin.
"Pas lo nutup tuh pintu dari dalem, gue ada di luar mau ngetuk pintu. Eh taunya pintu didorong dari dalem sampe bikin gue jatoh gini. Mana kena jidat gue lagi! Sakit banget nih!" lanjut Ayla yang masih kesal pada Alvin.
"Udah sini gue bantu bangun, jangan marah marah mulu!" Alvin menyodorkan sebelah tangannya untuk digapai oleh Ayla. Ayla yang salah tingkah dan tidak mengira Alvin akan melakukan ini hanya terdiam menatap Alvin.
"Lo tuh ya susah banget disuruh berdiri juga!" Alvin langsung saja membangunkan Ayla dengan lmengangkat tubuh Ayla sampai Ayla berdiri. Ayla yang masih kaget dengan perlakuan Alvin terlihat gugup dan tidak tau harus berbuat apa.
"Eh mm... makasih" ucap Ayla malu malu.
"Yoi! Eh btw sorry ya gue gatau di luar ada lo jadi yaa gue tutup tuh pintu keras keras deh. Sorry ya bikin lo jatoh" ucap Alvin dengan tulus.
Ayla hanya tersenyum menanggapi perkataan Alvin."Eh itu itu jidat lo kenapa? Kok merah? Itu itu..." ucapan Alvin terpotong oleh Ayla yang penasaran dengan apa yang terjadi pada keningnya.
"Kenapa?" Ayla langsung saja memegang keningnya yang terasa basah.
"Da... Darah" suara Ayla melemas di akhir seiring dengan tubuh Ayla yang kehilangan keseimbangan dan hendak jatuh. Beruntung Alvin menangkap tubuh Ayla sehingga Ayla tidak jatuh ke lantai lagi.
"Woy! Oy! Oy! Bangun woi!" Alvin menepuk nepuk pipi Ayla agar Ayla bangun. Namun nihil, ternyata Ayla tak kunjung bangun.
"Ya elah ni orang, pake acara pingsan segala lagi. Gaada orang lain apa nih? Yakali gue harus gendong dia ke UKS?"
Lorong itu memang sudah sepi, mengingat sekarang adalah jam pelajaran terakhir. Dimana semua siswa masuk kelas dan belajar. Dan akhirnya karena tidak ada jalan lain, Alvin menggendong Ayla sampai ke UKS.To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Tak Seharusnya
TienerfictieAyla tidak pernah mengira rasa yang selama ini dipendamnya sendirian akan terbalaskan. Harapan yang semula hanya angan angan kini berubah menjadi kenyataan. Sebuah rasa yang selama ini dipendamnya untuk seseorang yang bahkan mungkin tak mengenalnya...