Haaaai everybody😙 Sorry banget buat update yang sangat sangat telat. Dikarenakan authornya sibuk ngurusin ujian *maklum mau lulus yuhuu* jadi update nya sering telat deh. Special for this chapter, ini chapternya panjaaang kok:v Plus ada scene yang ngebaperin hahaha. So, enjoy this story! Happy reading guys! Jangan lupa vote & comment yaap 😁
"Lo cape gak?" tanya Rasya
"Haha enggak kok, seru banget malah" jawab Ayla dengan wajah bahagia.
Mereka berjalan berdampingan dan menghiraukan keberadaan Alvin.
Alvin yang berjalan di belakang mereka merasa seperti obat nyamuk diantara orang pacaran. Merasa tidak nyaman, akhirnya Alvin berjalan cepat dan memposisikan diri ditengah Ayla dan Rasya."Ras, pulang yuk! Gue capek nih!" seru Alvin sambil menengok ke arah Rasya. Rasya yang ditanya diam saja dan memandang Alvin heran.
"Ayla! Lo gak cape seharian ini naek wahana kaya gituan? Pulang aja yuk!" sambung Alvin yang kini menoleh ke arah Ayla.
"Emm, gimana ya Vin. Gue masih betah disini" jawab Ayla.
"Tau lu Vin gaasik! Kalau lo mau pulang duluan aja kali jangan ngajak ngajak kita" Rasya menimpali.
"Gue kan numpang mobil Lo. Gimana gue mau pulang? Lagian mau sampe kapan coba kita disini? Bukannya hampir semua wahana udah dicobain?"
"Vin, lo tuh kenapa sih kita kan..." ucapan Rasya terpotong oleh Ayla yang mengakhiri perdebatan Alvin dan Rasya.
"Udah deh, mending kita pulang aja"
"Tapi kan..." Rasya berniat membantah.
"Udah ayo! si Ayla juga mau pulang kan. Ayo La" ucap Alvin sambil menarik tangan Ayla dan meninggalkan Rasya.
Deg. Rasa ini. Bagaimana rasanya saat tanganmu digenggam oleh orang yang selama ini kau sukai? Orang yang diam diam kau perhatikan dari kejauhan. Entahlah. Ini terlalu membingungkan.
Kuharap waktu bisa berhenti walau hanya sesaat. Merasakan getaran aneh yang mengalir dalam diriku. Merasakan betapa cepatnya jantungku berdetak. Merasakan betapa lambatnya otakku mencerna. Merasakan kekakuan yang mendera tubuhku secara perlahan.
Akankah ini berlangsung lama? Apa aku bisa merasakan ini untuk waktu yang lama? Jika ini akan berakhir secepatnya, izinkan aku untuk mengenang rasa ini. Mengenang sesuatu yang tak akan pernah terjadi lagi.
Mencintai memang misteri, semua bersumber dari hati, walaupun terasa menyakiti, namun sulit untuk berhenti.
"Ayla! Lo kenapa ngelamun terus? kita udah nyampe di parkiran nih"
Perkataan Alvin bagaikan alarm yang mengingatkan Ayla untuk kembali ke dunia nyata. Meninggalkan segala khayalannya dan tidak berharap lebih dengan perasaannya. Perasaan yang Ayla rasakan sendirian.
Miris memang karena pada kenyataannya. Mana mungkin Alvin bisa jatuh hati kepada Ayla? Salah satu perempuan diantara beribu perempuan penggemar Alvin. Tentu saja tak mungkin bagi seorang Alvin untuk menyukai gadis seperti Ayla. Alvin bisa mendapatkan yang lebih dari Ayla bukan? Perempuan yang lebih cantik, lebih kaya, lebih pintar daripada Ayla. Apa yang tidak mungkin Alvin dapatkan? Dengan segala kesempurnaannya.
Sementara Ayla, hanya seorang perempuan yang tak memiliki keberanian untuk menunjukan perasaannya. Mengidolakan Alvin saja secara diam diam, bagaimana Alvin bisa menyukainya. Sepertinya itu mustahil.
"Hey Ayla! Lo gapapa kan?" Alvin bertaya dengan volume agak keras agar Ayla bisa lebih mendengarnya
"Gue gapapa kok" jawab Ayla dengan senyum yang dipaksakan.
Alvin hanya mengangguk menanggapi itu.
"Kalian yah! Tega banget ninggalin gue! Kenapa tadi pake lari segala? Gue kan capek ngejarnya!" Rasya berbicara terengah engah karena kelelahan berlari.
Lari? Jadi dari tadi Ayla berlari? Bahkan Ayla tidak menyadarinya karena terlalu memikirkan perasaannya. Belum lagi keterkejutannya karena Alvin menggenggam tangannya.
"Hahaha rasain lo Ras! Payah banget si lo. Dia aja cewek gue bawa lari biasa aja. Alay lo" ucap Alvin disela tawanya. Wajah putihnya memerah karena terlalu banyak tertawa.
"Yeh elu yah Vin! Gue kaga bawa balik rasain loh!" balas Rasya kesal.
"Hehe jangan dong Ras, gue numpang mobil lo yaah" Alvin memohon sambil cengengesan.
"Dasar loh! Yaudah yuk kita pulang sekarang aja" Rasya mengakhiri perbincangan mereka.
Mereka pun memasuki mobil Rasya dan meninggalkan arena taman bermain yang menjadi tempat pertama kalinya Ayla merasakan hal yang menurutnya tidak mungkin akan terjadi. Hal yang indah tentunya, saat tangannya digenggam oleh orang yang dicintainya.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Tak Seharusnya
Teen FictionAyla tidak pernah mengira rasa yang selama ini dipendamnya sendirian akan terbalaskan. Harapan yang semula hanya angan angan kini berubah menjadi kenyataan. Sebuah rasa yang selama ini dipendamnya untuk seseorang yang bahkan mungkin tak mengenalnya...