"Lo... ada apaan sama Amir?" tanya Joy penuh selidik, sampai memajukan diri menatap Hanin penasaran.
Memang, di kalangan IPS Aryan lebih sering dipanggil Amir karena Pak Jay si wali kelas IPS 1 sekaligus guru PKN dan Penegak Disiplin di sekolah itu memanggilnya begitu.
Kata Pak Jay, dari nama Aryan Amir Malik nama tengah Amir yang paling indah. Karena dalam Islam artinya penguasa atau pemimpin.
Kata Pak Jay juga, ini bentuk kasih sayang Pak Jay pada Aryan. Yang membuat seisi kelas menahan tawa dan Aryan hanya bisa meringis-ringis iya iya saja.
Hanin yang asik menusuk-nusuk potongan chickenpop jadi mengangkat sebelah alis, "paan?" tanyanya tenang.
"Rame banget loh!" sosor Erin di samping Hanin. "Pada ngomongin elo sama Aryan," ucapnya memainkan garpu di kotak kertas mie goreng miliknya.
"Kok nggak ngomong-ngomong sih? Nggak ada angin nggak ada ujan," kata Joy agak sewot. "Bukannya yang nyepik lo si Jeka?"
"Si Jeka mah Mbak Indah aja disepik," celetuk Erin asal menyebutkan penjaga UKS sekolah mereka.
"Nin, kok lo deket sama buaya-buaya mulu sih? Jeka, Kak Nino, sekarang Amir," kata Joy agak memundurkan diri kini, menyerah dengan sikap masa bodoh Hanin.
"Emang Amir buaya?" tanya Erin membulatkan mata.
"Ha? Eh nggak tau sih," jawab Joy sama polosnya. "Amir jarang keliatan punya pacar. Dan seingat gue nggak ada cewek yang deket intens gitu."
"Tapikan anak basket terkenal suka main cewek," kata Erin berargumen.
"Rin, kan itu temen kelas lo kok nanya gue sih?" tanya Joy sewot. "Bukan main cewek, tapi emang kerdus semua mulutnya pada manis."
Erin agak memajukan bibir, mengangguk-angguk kecil. "Mending anak futsal ya, Nin," katanya pada Hanin yang mengunyah chickenpop.
"Anak futsal siapa?" tanya Hanin tak mengerti.
"Lah si doi kan anak futsal," ucap Erin membuat alis Hanin terangkat. "Eh btw besok kata Jelo mereka mau tanding lagi loh," katanya menyebutkan si kapten futsal sekolah.
"Eh dimana? Ikut dong!!!" cicit Joy sudah kegirangan.
"Kayaknya dia nggak ada deh," kata Hanin memain-mainkan garpu. "Udah kelas dua belas, mau ujian."
"Ah, iya juga sih," ucap Erin mengangguk. Walau berikutnya ia jadi tersentak. Erin yang duduk di kursi menghadap pintu utama Mixme, menegak melihat pintu bening itu terbuka. "Woi, woi, orangnya datang!" kata Erin menggoyangkan lengan Hanin.
Hanin mengernyit, kemudian mengangkat wajah. Begitupula Joy yang jadi berbalik.
"Elahhhh kirain," protes Hanin langsung badmood, menoleh kesal pada Erin yang menyeringai.
"Eh, Erinda!" sapa Jeka riang, datang mendekat dengan senyum lebar. Di sampingnya, Aryan melirik Hanin namun tak banyak bicara.
"Wih, bertiga aja nih? Boleh gabu-"
"Nggak," potong Hanin segera membuat mulut Jeka langsung kicep.
"Ke sana, di sini nanti digigit macan," kata Aryan menarik paksa Jeka yang mencoba kembali membujuk.
Hanin hanya mendengus tak peduli, melirik cowok itu yang menuju meja bar untuk memesan.
"Heran deh. Manusia kayak Amir mau aja melihara anak kayak Jeka," celetuk Joy menggeleng tak percaya.
"Apalagi June. Pawang dari segala pawang," kata Erin segera. "Dari tingkat kewarasan ya, menurut gue June masih normal. Baru deh Aryan, Jeka, Yogi, Yuta."
"Nggak, Jeka paling akhir," kata Joy meralat.
Hanin mencibir, "Junaid kalau ketemu Bobi sama Hanna juga sableng kok," katanya yang memang sudah biasa melihat Junaid bersama dua temannya itu, ditambah si adik kelas Cakra.
"Erin nih beruntung sekelas sama kelas Pangeran!" bisik Joy tak ingin Jeka dan Aryan dengar. Memang, di sekolah 11 IPS 1 tuh dijuluki Kelas Pangeran karena isinya cowok-cowok jangkung ganteng nan keren. Sementara Kelas Bidadari adalah tetangganya, 11 IPS 2.
"Pangeran monyet?" protes Erin sebal. "Pada nggak bisa diatur pusing gue sebagai ketua kelas."
"Padahal kan kelas lo kelasnya si Ketos ya," kata Joy memainkan sedotan esnya. Lalu tersadar sendiri, "eh oh ya ngomong-ngomong Ezra elo tahu nggak?"
Erin langsung maju, semangat menyimak. Sementara Hanin merunduk meraih hape yang baru saja bergetar. Ia mengangkat alis, tersenyum samar dan membalas chat dari cowok sekolah depan si anak futsal itu.
Hanin mengangkat kepala, tepat ketika Aryan dan Jeka melewati mereka. Ia mengangkat sebelah alis cowok itu sama sekali tak menoleh, malah Jeka yang melambai ramah dan tersenyum. Mau tak mau Hanin membalas senyum singkat. Kan kasian kalau nggak ditanggepin.
Kedua cowok itu keluar ke arah balkon depan. Duduk berdua berhadapan. Hanin tanpa sadar melirik memerhatikan. Aryan merogoh sesuatu, mengeluarkan sebatang dari bungkus rokok putihnya. Pemuda itu menggigit di ujung bibir, merunduk menyalakan korek api.
"Nin?"
"Eh ya!"
Joy dan Erin sama-sama terloncat kecil, kaget tiba-tiba sahabat mereka ini menyahut nyaring. Hanin sendiri ikut terkejut menepuk mulutnya dengan tangan.
"Eh, sorry. Apa? Apa?" tanya Hanin linglung.
"Itu, hape lo," tegur Erin menggerakkan mata ke arah hape di atas meja.
Hanin tersentak, segera mengambil membuka pesan baru. Diam-diam ia mengerjap dan menggeleng mencoba mengenyahkan pikiran ngawurnya.
Aryan tuh keren juga ya?
a/n:
AKU JUGA KAGET TAU GAK PAS ISENG NYARI ARTI NAMA ARYAN AMIR MALIK
ARYAN: KEKUATAN PENUH, AMIR: PENGUASA, MALIK: YANG MEMILIKI
MANTAB ANJIR PENGUASA YANG MEMILIKI KEKUATAN PENUH GILA WOY KAK ARYAN SEKALI KAN HUHUHUHUHU AKU MEMANG HEBAT
btw lupa insert CP IG Attention(?) >>> @ hayunggi.h & @ a.mirmalik
ayo kenalan!
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Attention ✔✔
Roman pour AdolescentsKetika yang dijuluki Mean Girl idaman para cowok ketemu si Bad Boy pujaan hati para cewek. Pasti bakal rame banget ya? Apalagi yang satu kasar, yang satu galak. Seperti harimau ketemu macan. Si cowok arogan, sementara si cewek keras kepala. Mereka i...