Joy keluar dari ruang radio. Gadis itu berhenti di ambang pintu, menghela nafas berat melihat Hanin duduk di depan ruang radio menggigiti sedotan di kotak susu milonya.
Joy diam sejenak, memastikan para anggota radio benar-benar sudah menjauh. Ia kemudian mendekat, duduk di samping Hanin yang melamun jauh tanpa arah.
"Elo udah siap denger kesimpulannya?" tanya Joy membuat Hanin mengerjap tersadar, lalu melirik.
Hanin melepaskan gigitan dari sedotan, "hm," gumamnya hanya mengangguk.
Joy memandangi Hanin lekat. Mata sembab gadis itu masih terlihat, setelah tadi pagi jelas merah dan bengkak. Coba ditutupi dengan kacamata bulat beningnya.
Hanin yang jarang meneteskan air mata dan selalu terlihat kuat itu menangis semalaman.
Joy menarik nafas, duduk di samping Hanin menyenderkan punggung ke dinding ruang radio di belakangnya.
"Virgo babak belur. Kalau gelang yang Virgo ambil itu ada di tangan Ryan, berarti Virgo sendiri yang ngaku ke Ryan. Dan kemungkinan besar mereka memang berantem," kata Joy membuat Hanin terdiam. "Kenapa sampe sekarang Virgo masih bego? Dia nantang harimau."
Hanin menggigit bibir, memandangi meja di depannya dengan tatapan merenung.
"Dari Bams, gue tau sesuatu. Tapi, lo jangan shock," kata Joy memperingatkan,menyebutkan teman radionya dari kelas IPS 5 yang juga sering bersama Aryan dan kawanannya.
"Ada cewek yang namanya Siska. Paling sering ada di Red Club, tempat anak-anak nongkrong. Dia 'ceweknya' Ryan," kata Joy menekan kata, membuat Hanin mengangkat alis. "Ryan sering nginep di rumah Siska. Dan Siska, yang paling sering jajanin Ryan selama di club."
Tangan Hanin yang memegang kotak susu terjatuh lemas di atas meja. Menoleh sepenuhnya menatap Joy tertegun dengan pandangan nanar.
"Kalem kalem, masih lanjut," kata Joy mencoba menenangkan. "Karena itu, anak-anak pada becandain kalau Siska itu sugar mommy Ryan. Lo tau kenapa Erin nggak suka Ryan deketin lo? Karena Erin tau tentang Siska. Juga waktu Virgo bilang sama lo kalau Ryan punya cewek lain, itu Siska."
Hanin makin membeku. Raut wajahnya makin mengeruh, membuat Joy jadi tak tega karena wajah gadis ini sudah lusuh sejak pagi. Karisma 'The Mean Girl' khasnya benar-benar luntur. Yang ada jadi cewek peran utama sinetron picisan yang hobi nangis karena cowoknya direbut si antagonis.
"Tapi dari Bams, gue tau ini," Joy menarik nafas sejenak, "Ryan nggak pernah nyentuh Siska. Ryan bahkan nggak pernah tidur di kamar Siska. Dan Ryan pun selalu nolak saat Siska coba nyium dia di club," katanya membuat Hanin terkejut. "Cuma anak-anak di club yang tau ini. Lo tau kan temen-temennya Ryan mulutnya kayak sampah? Mereka becandain itu seakan benar terjadi sampai Erin sama Virgo pun mikir selama ini Ryan emang sebejat itu. Bahkan yang lain pun juga, termasuk gue dan kelas gue. Intinya, cuma orang-orang kayak Yuta, Jeka, June, Bams, Hoshi, Bobi, atau komplotannya Ryan doang yang tau kebenarannya itu apa."
Bibir Hanin terbuka tak percaya. Gadis itu diam sejenak, jadi mengkerutkan alis. "Kenapa sih lo semua sejahat itu?" katanya tiba-tiba membuat Joy terkejut. "Cuma gara-gara becandaan anak cowok, kalian ngejudge dan labelin Aryan bejat?" katanya tak terima.
Joy menarik nafas dalam, menghembuskan pelan dan menipiskan bibir. "Nin, lo tau sendiri Aming gimana. Dia masa bodoh. Dia bahkan nggak pernah coba baikin image apa yang udah ada di dia. Jadi selama ini Ryan nggak pernah ngelak kalau ada yang nyeletukin Siska ke dia. Ya lo pikir aja sih kita-kita jadi percaya aja gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Attention ✔✔
Ficção AdolescenteKetika yang dijuluki Mean Girl idaman para cowok ketemu si Bad Boy pujaan hati para cewek. Pasti bakal rame banget ya? Apalagi yang satu kasar, yang satu galak. Seperti harimau ketemu macan. Si cowok arogan, sementara si cewek keras kepala. Mereka i...