0.26 - Good Luck

98.1K 14K 2.9K
                                    




Hanin melirik, melihat pemuda itu berdiri di ujung tangga dengan santai. Gadis itu mendengus, mencoba tenang. Dengan tak peduli ia terus berjalan tak menoleh sama sekali melewati pemuda itu.

Aryan yang baru saja menegakkan tubuh ingin menyambut jadi mendelik. Refleks ia maju mengambil lengan Hanin menghentikan gadis itu.

"Ck. Apasih?"

Aryan agak menarik wajah, cukup terkejut disemprot mendadak begitu. "Ngapain buru-buru?"

"Mau pulang." Hanin menepis tangan Aryan, kembali berjalan pergi.

Aryan baru akan menyusul, tapi terhenti karena Hanin jadi mengurungkan niat dan berbalik menghadapnya. Belum juga membuka mulut, pemuda itu jadi mengernyit Hanin menyampirkan ransel ke depan dan membuka mengeluarkan sesuatu.

"Gue balikin," kata Hanin menyodorkan sweater abu-abu Aryan, memaksa pemuda itu menerimanya. "Makasih."

"Hm?"

Hanin berbalik, langsung pergi begitu saja.

"Gue salah apa lagi sih astaga...." gumam Aryan menurunkan kedua bahu melemas. Ia melengos panjang, segera berlari dan berhenti ke depan Hanin menghentikan langkah gadis itu.



"CIE RAHUL ANJELI LAGI KEJAR-KEJARAN!!!"



Hanin langsung menoleh, melotot melihat Hanbin yang sudah berheboh ria bersama geng Taman Sari-nya (Jay dan Yoyo). Apalagi ada Haylie, Lisa, Hanna, Juan, Theo, dan Miya mengekor di belakang.

Yang waras cuma Theo. Lisa juga kalau lagi kumat udah setara kayak Rosi sama Jevon.


"GAS MING GAS! KALAU DAH JADI JANGAN LUPA PEJE BROWNIES GUA!"

"WAW MAU DONG DIKEJAR KAK ARYAN!"

"UGH GOALS BANGET SAMA-SAMA TINGGI GINI HUHUHU ANDAI SAJA AKU BISA..."

"WOI JANGAN LUPA ENTAR ENDORSE BARANG COUPLE GUE SEBAGAI COUPLE HITS 2017!"

"YOI KAN JADI ATTENTION SATU SEKOLAH IHIY!"

"ARYAN HANIN PANUTANKU!"

"KALAU BUAYANYA KUMAT JAMBAK AJA TEH SAMPE BOTAK!"


Hanin melengos, merasa lelah. Sementara Aryan malah kesenengan berasa udah dapat restu dari anak kelas 2A3.

"Jauh jauh sana! Nggak kenal gue sama lo semua," usir Hanin galak.

Hanbin dan yang lain malah bersorak menggoda makin heboh. Lalu tertawa-tawa pergi meninggalkan gadis itu yang jadi malu disudutkan begitu.

Aryan memandangi gadis itu, kemudian tersenyum. "Ayo pulang," katanya meraih lengan Hanin tapi gadis itu segera mendecak dan menepisnya.

"Bisa nggak sih berenti gangguin gue?"

Aryan mendelik, kemudian menarik nafas dan menghembuskannya. Menatap gadis itu serius. "Sekarang apa lagi sih?"

"Apalagi apanya?"

"Lo marah? Kenapa?" tanya Aryan mencoba terlihat sabar. "Gara-gara tadi gue ngomongin Mbak Indah?"

Hanin makin merenggut, "kenapa gue harus marah cuma gara-gara Mbak Indah?"

"Ya terus apa?" tanya Aryan menuntut.

2A3: Attention ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang