Hanin menggigit bibir, kembali melongokkan kepala. Mengintip ke arah tangga menuju koridor IPS di lantai atas. Gadis itu mengernyit, tapi mendesah mencoba sabar dan duduk di bangku depan kelas.
Ia merogoh hape. Namun terdiam sendiri tersadar bahwa sampai sekarang ia dan pemuda itu tak pernah saling berkomunikasi melalui chat.
Hanin menggigit bibir. Jadi khawatir. Kalau ada yang terjadi pada Aryan, bagaimana?
Hanin diam sesaat, lalu segera mengangkat hape mengetikkan sesuatu.
Hanin: bob, Aryan dimana?
Bobi: di hati mu
Hanin: BOB
Bobi: huhuhu iya maaf :(
Bobi: gak tau, emang gue emaknya :(
Hanin mendecak, segera mencari kontak lain.
Hanin: Na, Aryan dimana?
Yena: loh?
Hanin: kenapa?
Yena: gue pikir dah sama lo
Yena: tadi motornya udah gak ada pas gue ke parkiran
Hanin tersentak. Gadis itu terdiam begitu saja. Ia kembali menoleh pada tangga IPS, berharap sosok jangkung itu memunculkan diri. Tapi sampai sekolah sepi dan langit mulai mendung pun, Aryan tak pernah datang.
. . .
Jeka duduk di pinggir lapangan, menatapi pemuda itu yang terus menembakkan bola ke dalam ring. Ia berlari sambil memantul-mantulkan keras bola, melemparnya kasar dan sudah terengah-engah. Junaid dan Bobi berdiri di pinggir lapangan, mengusir adik kelas yang mencoba melewati lapangan.
"Mau kemana lo?" tahan Junaid saat melihat sosok Cakra mendekat.
"Mau ke ruang olahraga. Kenapa? Mau ikut?" tanya Cakra polos.
Bobi mendecih, "udah sana sana!" usir mendorong Cakra menjauh paksa.
"Dih, apa sih lo? Minggir! Pangeran mau lewat!" kata Cakra melawan, ingin maju tapi Junaid dan Bobi kompak mendorongnya menjauh.
"Lo mau mati njing!? Itu liat Aming ngamuk!" kata Bobi menunjuk kecil Aryan yang terus bermain basket sendirian di lapangan dengan wajah mengeruh menakutkan.
"Waduh, kenapa tuh?" tanya Cakra langsung kepo.
Junaid mendengus, menabok pemuda itu membuat Cakra merintih. "Kalau lo lewat, dia pasti bakal manggil lo dan nyuruh lo buat tanding sama dia. Jadi biar cari aman, pergi sana."
Cakra merenggut kecil, "kebanyakan gaul sama lo tuh, Bob," katanya menuduh membuat Bobi mengumpat kasar.
Sementara di lapangan basket, Aryan sudah terengah dan lelah. Pemuda itu melempar keras bola basket sampai membentur tiang ring. Membuat suara dentuman keras sampai tiang agak bergetar dengan bola yang terlempar jauh ke pinggir lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Attention ✔✔
Ficção AdolescenteKetika yang dijuluki Mean Girl idaman para cowok ketemu si Bad Boy pujaan hati para cewek. Pasti bakal rame banget ya? Apalagi yang satu kasar, yang satu galak. Seperti harimau ketemu macan. Si cowok arogan, sementara si cewek keras kepala. Mereka i...