"Rin nggak balik?" tanya Yogi membantu mengemasi sisa jualan bazaar mereka. Kelas 11 IPS 1 yang hanya membuka stand minuman sudah habis saat break selesai. Entah karena efek minuman mereka yang enak atau karena yang menjualnya adalah 'Para Pangeran Sekolah'.
"Nggak. Gue bahkan udah nyiapin sabun muka ke sekolah hari ini," jawab Erin memunguti sampah sekitar. "Kita emang selesai, tapi gue masih harus jaga tiket buat puncak pensi nanti malam."
"Buset sibuk amat," komentar Yogi sambil mendekat. Mengambil alih kresek besar di tangan Erin. "Udah sana istirahat dulu, ini tinggalin ke kita aja."
"Mana bisa gitu," sahut Erin menolak uluran tangan Yogi. "Eh btw Yuta sama yang lain mana? Ryan juga nggak ada keliatan dari tadi."
Yogi mengernyit, "Aming sih tadi nyari Yuta, hapenya kebawa Yuta. Yutanya dah pergi juga, Jeka nyusul tuh barusan. Mau gue cari?"
"Nggak usah," Erin menggeleng. "Ini beresin aja biar cepet selesai," ucap cewek itu. Yang kemudian mengomando teman kelasnya yang lain untuk segera mengemasi stand bazaar mereka.
Namun kemudian Erin menoleh, melengos melihat Yuta muncul. Ia sudah bersiap akan mengomeli pemuda satu itu yang sejak tadi ngeluyur entah jajan kemana.
"Ada yang liat Aming?" tanya Yuta begitu saja saat baru saja sampai. "Hapenya ketinggalan di gua."
Yogi mendelik, "tadi di koridor mau ke lobi, nyari lu."
"Si goblok," umpat Yuta mencibir. Ia beranjak lagi membalikkan badan untuk kembali mencari. Tapi diurungkan sejenak dan memandang Yogi lagi.
"Nanti kalau Aming ke sini bilangin Gi, si Siska datang."
"Oke," Yogi mengangguk. Ia kembali membantu mengemasi sampah lagi saat Yuta melangkah pergi. Yang kemudian detik berikutnya Yogi mengerjap dan menoleh kembali. "HE?! SISKA?!"
Erin di samping Yogi juga melebarkan mata. Belum sempat bersua seseorang yang ternyata sejak tadi berdiri di belakang mereka ikut menyeruak.
"Siskanya Ryan?" tanya cowok itu, Virgo, berdiri di samping Erin.
"Elu kalau gini aja cepet," kata Yogi mencibir, "ho. Siska yang anak kuliah."
Erin hanya diam. Gadis itu memandang kepergian Yuta dengan ekspresi tak terbaca. Tapi kemudian tak peduli banyak ingin melanjutkan mengemasi stand bazaarnya.
"Kenapa masih datangin Ryan?" tanya Virgo ingin tau. "Katanya Ryan udah pacaran sama anak sini?"
Erin melirik, sementara Yogi jadi berkacak pinggang sambil bergumam panjang.
"Hmm.... Entahlah. Silahturahmi mungkin," ucap Yogi mengedikkan kedua bahu. Yang kemudian jadi beranjak saat melihat Jeje dan segera menghampirinya.
Virgo mengernyit. Ia diam lama, kemudian bergumam. "Apa maksudnya?" tanyanya membuat Erin di sampingnya melirik. "Kenapa masih ada cewek yang datangin Aryan..."
Erin mengerti. Ia menarik nafas, menghembuskan berat. Gadis itu berdehem, "Go. Panggilin Jonath atau Joshua dong. Bantu angkat meja ini," perintahnya membuat Virgo mengerjap dan tersadar.
Erin menjauh, kembali mengomando yang lainnya. Mencoba tak terlihat mengerti.
Lagipula, Erin sudah memperingatkan.
**
"Udah? Gitu aja?" Joy melebarkan mata, dengan Hanin di sampingnya duduk di salah satu kursi kafetaria senja itu. Karena pensi sekolah yang sampai malam, kafetaria sampai buka jam segini.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Attention ✔✔
Ficção AdolescenteKetika yang dijuluki Mean Girl idaman para cowok ketemu si Bad Boy pujaan hati para cewek. Pasti bakal rame banget ya? Apalagi yang satu kasar, yang satu galak. Seperti harimau ketemu macan. Si cowok arogan, sementara si cewek keras kepala. Mereka i...