Hanin duduk di meja bazaar. Mencoret-coret buku di sana mengabaikan teman-temannya yang sibuk menyusun stan bazaar kelas mereka.
Tak ikut serta dalam rusuhnya Theo yang mencoba menangkan Bobi, Jesya, Wondi, dan Rosi yang ribut-ribut (entah berantem karena apa lagi). Yena sibuk dengan kamera, loncat sana sini merekam kegiatan. Hanbin berteriak-teriak promosi brownies (padahal bazaar belum dibuka). Jay dan Jiyo memimpin dan mengatur. Miya di meja kasir ditemani Juan, Jevon membantu Jane membungkus barang jualan, sampai Yoyo yang memotongkan pizza mini dan memisahkan paprikanya pada Hanna yang menunggu.
Mata Hanin berbinar, dengan garis wajah cerah seakan punya dunia sendiri. Ia membaca tulisan yang ia coret-coret tadi. Kemudian tersentak sendiri.
Gadis itu panik, melirik kanan kiri dengan segera mencoret tulisan Hanindya Malik di kertas itu dengan cepat. Pipinya memanas, merutuki diri kenapa jadi begitu norak begini.
"Hanin."
"Eh iya!" Ia terperanjat, dengan cepat membalik buku catatan dan duduk menegak memandang Theo yang juga jadi ikut terkejut cewek ini tiba-tiba latah.
Theo mendecak dan memberi tanda, membuat Hanin meringis kecil. Segera berdiri bergabung dengan yang lain. Hanin memperbaiki penampilan sesaat, berdiri di meja stand menoleh kanan kiri mencari kerjaan. Walau perhatiannya jadi beralih ke teriakan rusuh Rosi di depan stand.
"MARI MARI BELEEEE!" teriak Rosi dengan speaker pinjaman di tangan dengan nada menyanyi. "Alat tulis ada minuman ada pizza ada stiker ada aksesoris ada—"
Hanbin merebut speaker di tangan Rosi dengan paksa, "BROWNIES ADA! HARI INI SPESIAL 15 RIBU SATU KOTAK WOW KAPAN LAGI GAESS???"
Rosi dengan kesal menarik kembali speaker, berebut dengan Hanbin yang masih berusaha berteriak. Yang entah dari mana muncul Bobi di sisi lain Rosi, ikut merebut speaker menariknya ke depan mulut.
"MIMI PERI MERAS KEDONDONG, MAMPIR KE KELAS KAMI DONGGG!" ucap Bobi keras.
Rosi, Hanbin, dan Bobi jadi saling tarik-tarikan untuk merebut. Walau berikutnya ketiganya berteriak heboh bersamaan saat Miya datang membawa buku di tangan menepuki mereka satu-satu, membuat ketiganya berlari kabur masuk ke dalam stand. Membuat kericuhan makin jadi dengan omelan Jesya dan umpatan kasar Jevon. Lisa yang ada di sana malah sibuk menarikan koreo dari lagu Despacito yang diputar Jane.
Hanin melengos, menjauh perlahan tak mau dekat-dekat. Hatinya sedang berbunga, ia tak mau ada kebaran dengan mengomeli mereka kalau dekat-dekat.
"WOI RUSUHNYAAA!"
Pekikan nyaring khas Haylie membuat Hanin menoleh. Gadis jangkung itu mengangkat alis, melihat beberapa pemuda melangkah di belakang Haylie yang berlari ke arah stand mereka. Ada Nino di sana, dengan tiga lain pasukan bandnya pengiring penampilan mereka dengan Haylie nanti.
"Hanin," sapa Nino mengangkat telapak tangannya menyapa, membuat Hanin refleks membalas. Sementara Haylie melewatinya dan tak mau ketinggalan bergabung memperebutkan speaker di tangan Rosi yang sudah mencoba menyanyikan lagu Bang Jono dengan lirik diubah menyebut jualan mereka.
"Kapan stand kakak dibuka?" tanya Hanin mengerutkan kening melihat Nino belum bersiap, tapi masih sibuk tampil. Lagian juga Nino ini kebanyakan gaul sama Hanbin Jay, nggak mau ngalah untuk buka lapak. Bukannya dia sibuk nampil band ya?
"Entar sore. Ini masih bazaar anak sini, yang buat umumnya sore," kata Nino berdiri di depan Hanin.
"Eh Nin kok nggak pernah nonton kita lagi? Waktu itu doang," celetuk salah seorang teman Nino.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Attention ✔✔
Fiksi RemajaKetika yang dijuluki Mean Girl idaman para cowok ketemu si Bad Boy pujaan hati para cewek. Pasti bakal rame banget ya? Apalagi yang satu kasar, yang satu galak. Seperti harimau ketemu macan. Si cowok arogan, sementara si cewek keras kepala. Mereka i...