10

6K 432 7
                                    

Pagi ini shila merasa paginya menjadi lebih hangat daripada biasanya.

Sejujurnya shila merindukan kasih sayang kedua orang tuanya, namun kali ini malah hanya ada orang tua dari vano dan vero. Bukan kedua orang tuanya.

Disaat hendak menyendokkan makanan kedalam mulutnya, tiba tiba suara seorang gadis yang paling shila benci mulai terdengar ditelinganya.

"Pagi om, pagi tan," sapa laura kepada kedua orang tua vano dan vero.

"Eh pagi laura," ujar poppy.

"Mana papa kamu? ga diajak masuk?" Tanya Fery -ayah vano dan vero- kepada laura.

"Eh enggak om, papa tadi buru buru jadinya ga sempat deh kesini, papa juga tadi titip salam buat om sama tante." Ujar laura menampilkan  senyuman sok manisnya, batin shila.

"Kalau gitu kirim salam balik ya." Ujar fery sambil melahap makanannya santai.

"Oke om," ujar laura dan kemudian mengarahkan pandangannya kearah shila, "Eh hai shil, ternyata vano bener, gue kira bohong." Sambungnya.

"Oh iya, ini shila sama michel sengaja tante suruh tinggal disini biar tante ga kesepian lagi, dan juga kemaren rumah mereka--"

"Iya tan, aku tau kok. Semalam vano udah cerita semua sama aku." Ujar laura sambil melirik licik kearah shila.

Apa cuma gue disini yang ngeliat dia lebih kaya nyampein "gue kemaren chat bareng vano loh." Huaaa mamaa dia jahat. Boro boro di chat, di add sama al aja  gue gapernah.

"Ayo." Ujar vano tiba tiba bangkit dari kursinya dan menyandang tasnya sebelah, "Ma, pa, vano pergi ya." Sambung vano.

Ayo? Dia ngajak gue ya?? Yes yes!! Gue bisa pergi bareng vano.

Shila pun bangkit dari kursinya, namun disaat hendak menyalam tangan kedua orang tua vano, tiba tiba laura mendahuluinya.

"Kalo gitu aku pamit ya om, tan." Ujar laura.

"Eh iya, hati hati ya." Ujar popy.

Setelah laura selesai barulah giliran shila yang berpamitan.

*****

"Lo ngapain ngikutin gue?" Tanya vano yang kini menghentikan langkah menuju mobil sportnya.

"Ya kan lo ngajak gue buat berangkat bareng kan?"

"Gue ngajak laura. Bukan lo." Ujar vano datar.

"Hah?" Ujar shila tak percaya, "Em-- Ya ya terus gue pergi bareng siapa dong?" Sambungnya.

"Ya terserah lo." Ujar vano dingin.

"Al, please, lo anterin gue aja ya? Lo kan tau sepeda gue kebakar kemaren. Please."

"Gabisa. Gue udah janji sama bokap laura buat nganterin dia setiap hari."

Seketika semangat shila pun menghilang entah kemana.

"O--oh, ya--yaudah." Ujar shila pasrah sambil menahan  sesak didadanya dan mundur satu langkah membiarkan vano melewatinya.

Secara ga langsung lo bilang "Gue lebih milih nganterin laura dari pada lo." Iyakan al? Lo pengen ngomong gitu kan? Haha, gue bego ya, gue fikir lo bakal milih gue. Tapi nyatanya gue cuma orang yang gapernah lo sadari keberadaannya.



PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang