ARTI NAMAKU?

329 21 3
                                    

Setelah perkenalan yang cukup seru ini, aku dan Rita makan bersama di depan kelas. Ternyata Rita membawa nasi dan perkedel kesukaanku. Tante Widia sering memasakkan perkedel untuk Rita, dan Rita sering berbagi kepadaku. Aku membawa singkong rebus asin, kesukaan kakekku. Kakek pernah cerita kalau dia pernah seharian makan singkong rebus asin terus. Hmm, kalo dipikir-pikir aku tidak sanggup makan singkong rebus asin seharian.

Di depan kelas, aku dan Rita melihat Amal, teman sekelasku. Ia makan sendirian. Amal memang sepertinya pemalu, bahkan saat tadi perkenalan mukanya sangat gugup dan keringat melewati pelipisnya. Lalu aku dan Rita menghampirinya dan mengajaknya makan bersama.

"Hai Mal, makan bareng yuk," kata Rita.

"Iya, ayo makan bareng! Rita lagi bawa perkedel yang enak banget, lho," kataku.

"H-hai, juga. Ayo makan bareng," jawab Amal tanpa senyum dan kaku.

Setelah beberapa lama kita makan, kami hanya diam saja. Lalu aku bertanya kepada Amal.

"Mal, kenapa kamu sendirian? kok kamu ga nyari teman?" tanyaku.

"Aku malu," jawabnya.

" Kamu ga usah malu Mal, kamu percaya diri saja. Kalau begitu mulai sekarang kita temenan ya!" kata Rita dengan penuh semangat.

"I-ya, a-ku mau," jawabnya sambil tersenyum malu. Lalu tiba-tiba bel berbunyi, dan kami lalu masuk kelas.

•••••

Sekolah hari ini sangat seru. Aku senang sekali walaupun hari ini belum banyak belajar, setidaknya aku sudah mendapat banyak ilmu dari sekolah. Saat pulang ke rumah, aku pun ditemani oleh Rita dan Amal sambil mengobrol dan bercanda tawa.

"Cie Rita, kamu banyak yang suka ya di kelas?" kataku padanya.

"Hahaha. Bisa aja kamu, Di. Kataku sih si Nila lebih cantik dari pada aku, soalnya hidungnya mancung banget," jawabnya..

"Iya sih dia cantik juga ya," kataku.

"Ohh, gitu ya," kata Rita dengan nada yang terkesan tak suka.

"Iya, hehe," kataku dengan sedikit heran.

Saat berjalan pulang, Amal tidak banyak bicara dan kupikir sepertinya dia pendiam. Lalu kami sampai di rumah Amal. Ternyata rumahnya cukup dekat dengan sekolah.

"Dah, Amal" kataku dan Rita.

"Dah," jawab Amal lalu masuk ke rumahnya.

•••••

Sore ini, aku menyempatkan waktu untuk bertanya kepada kakek tentang arti namaku. ku mendapat tugas sekolah untuk mencari arti namaku.

"Kakek, aku mau tanya sesuatu."

"Mau tanya apa?"

"Apa arti namaku, Kek?"

"Hm, coba kakek ingat-ingat dulu," muncul keheningan beberapa saat, " Oh iya, arti namamu adalah kode, semacam password jika..."

"Tunggu sebentar Kek, aku sedang menulisnya."

"Wah, tulisannya rapi sekali. Kamu diajari oleh siapa?" kata kakek dengan heran.

"Mama," kataku sambil menulis.

"Oh begitu.  Oke kakek akan lanjutkan, ya.  Jika ingin membuka sesuatu, perlu sebuah kunci. Jadi arti namamu adalah pemecah masalah yang misterius dan unik."

"Apa itu misterius kek?"

"Sesuatu yang dapat membuat orang penasaran, terkadang sesuatu itu hal yang aneh."

"Oh begitu. Aku baru pertama kali mendengarnya. Terima kasih kek!"

"Ya sama-sama, cucuku," ucap kakek sambil mengelus kepalaku.

•••••

Seperti kemarin, hari ini aku berangkat dengan Rita. Karena aku penasaran dengan arti namanya, aku lalu bertanya.

"Rita arti namamu apa?" tanyaku.

"Hmm kata ayah, ayah terinspirasi dari teknik gitar yaitu ritardando dan rallentando yang berarti tempo yang pelan. Ayah ingin aku menjadi orang yang pelan-pelan dan berhati-hati, tetapi cermat." jawabnya.

"Oh begitu. Bagus sekali."

"Haha, terima kasih ya Odi," ucap Rita sambil menampilkan senyumnya yang hangat.

Lalu kami sampai di depan rumah Amal, ternyata dia sudah siap pergi bersama.Memang kemarin kita membuat janji untuk pergi bersama. Lalu kami pergi ke sekolah bersama-sama dan mengobrol. Walaupun Amal masih belum terlalu banyak bicara.

"Amal, apa arti namamu?" tanya Rita.

"Namaku Amal Wijayakusuma. Amal berarti beramal kepada orang lain dan juga berbagi kasih. nama Wijayakusuma itu nama keluargaku." kata Amal.

"Oh begitu..." sahutku dan Rita.

"Sangat indah ya," tambahku

The Lonely ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang