ULANG TAHUN

147 7 0
                                    

"Odi, ayo siap-siap, sebentar lagi kita berangkat." seru mama memanggilku.

"Iya mama..." kataku, lalu aku masuk ke mobil.

Sampai di tempat sebuah pesta, teman-teman lamaku menyambutku, terutama Aurel, dia teman baikku. Aku merasa senang bisa bertemu dengannya karena kami dulu sangat sering bersama.

Tiba-tiba ada sebuah kue yang bertuliskan "Selamat Ulang Tahun Odi", lalu sudah ada lilin yang menyala disana.

"Tiup-tiup-tiup..." semua bersorak untuk aku meniupnya. Lalu aku menutup mataku dan mulai meniup lilin yang ada di hadapanku.

Saat aku buka kembali mataku, semua gelap. Lalu aku berteriak "Mama...! Papa...!", namun tidak ada jawaban. Lalu tiba-tiba aku melihat cahaya yang terang, lalu aku mendekatinya. Saat aku melihatnya dengan jelas, ternyata itu adalah sosok manusia, namun ia bersayap dan ada mahkota emas di kepalanya.

"Permisi pak, apakah bapak melihat ibu saya?" kataku kepada orang itu. Lalu ia menunjuk ke sebuah arah yang aku tidak tahu dimana tepatnya.

"Terima Kasih, pak." kataku kepadanya. Lalu tiba-tiba ia menghilang, lalu aku berlari ke tempat yang sudah ia tunjuk tadi...

Aku terbangun dari tidurku, aku tidak menyangka aku mendapat mimpi yang cukup aneh. Lalu aku bangun dan aku pergi ke kamar kakek.

Ternyata kakek masih tidur, mungkin karena tadi malam kita menonton sepak bola bersama sampai larut. Lalu aku pergi mandi dan mengambil handukku.

Setelah mandi, aku membuat sarapan. Dulu aku terkadang membantu mama membuat sarapan. Aku pun mengambil dua lembar roti dari kantungnya yang ada di atas meja. Lalu aku mengambil selai coklat yang ada di dekatnya lalu aku oleskan isinya menggunakan sendok ke kedua roti. Lalu aku melipat kedua rotinya dan aku taruh di piring yang tadi aku sudah sediakan sebelumnya.

Lalu aku pergi ke kamar kakek sambil membawa sepiring roti isi.

"Kakek bangun..." bisikku ke kuping kakek. Lalu kakek terbangun, lalu terduduk di kasur.

"Wah kakek bangunnya kesiangan... Hoaaam..." kata kakek sambil menguap.

"Ini kek, aku sudah buatkan roti isi untuk kakek." kataku sambil memberikan piring tersebut kepada kakek.

"Terima kasih ya Odi, kamu sangat baik..." kata kakek sambil mengusap kepalaku.

"Sama-sama kek." kataku lalu aku mengambil piringku yang tertinggal di dapur dan kembali ke kamar kakek, lalu kami makan bersama di kamar.

•••••

Besok ada pr matematika, siang ini aku akan mengerjakannya. Aku membuka buku cetak dan juga buku tulisku. Lalu aku mulai mengerjakan pr. Ketika aku baru selesai menulis tanggal...

"Odi..." teriak beberapa orang dari luar rumah.

Lalu aku pergi ke depan rumah. Ternyata ada Rita dan juga ada Amal.

"Hai kalian, ada apa? Kok tiba-tiba datang?" tanyaku kepada mereka.

"Kerjain pr bareng yuk..." seru Amal, tumben dia semangat sekali semenjak satu minggu yang lalu kita berkemah.

"Ayo..." seruku. Lalu kami mengerjakan pr bersama.

Malamnya, aku berbaring di tempat tidurku lalu melihat kalender yang ada di meja yang ada di dekatku. Ternyata besok aku ulang tahun, aku senang sekali, aku tidak sabar untuk hari esok.

•••••

Hari ini hari Senin, aku bersiap-siap ke sekolah dan mengambil tasku. Hari ini kakek tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku atau pun memberikan aku hadiah, tapi aku tidak ingin ulang tahunku diadakan sebuah pesta, karena aku tahu aku pasti akan merepotkan kakekku. Sepertinya kakek tidak tahu bila hari ini aku berulang tahun.

Sesampainya di sekolah, teman-temanku juga tidak memberikan selamat kepadaku. Lalu ketika aku baru mau mau duduk setelah aku menaruh tasku, tiba-tiba Nila datang disaat kelas sedang sepi karena masih sangat pagi.

"Hai Odi..." katanya sambil menjulurkan tangan.

"Hai juga." kataku sambil menjulurkan tanganku juga.

"Selamat ulang tahun yang ke enam..." katanya sambil bersalaman denganku dan merogoh sesuatu dari sakunya. "Ini buat kamu..." katanya sambil memberikan sebuah bungkus kado mungil untukku berbentuk kotak.

"Terima kasih yaa..." kataku kepadanya lalu memasukan bungkus kado tersebut ke dalam tasku.

"Kok kamu tahu aku ulang tahun?" tanyaku kepadanya yang hendak ingin pergi.

"Iya... jumat kemarin aku tidak sengaja melihat data murid kelas, lalu aku membacanya dan menemukan datamu lalu aku melihat hari ulang tahunmu, dan kebetulan sekali aku adalah orang yang suka mengumpulkan tanggal ulang tahun teman." jelasnya padaku.

"Oh begitu." kataku lalu tiba-tiba bel berbunyi dan banyak anak berlarian masuk, lalu beberapa menit kemudian guru datang dan pelajaran pun dimulai.

•••••

Saat aku pulang sekolah, seperti biasa aku pulang bersama Amal dan Rita. Di perjalanan mereka bercanda tawa bersama-sama. Lalu aku memikirkan tentang kejadian tadi disaat Nila memberikan kado untukku. Sepertinya aku suka padanya, namun aku juga suka sama Rita. Walaupun Rita adalah cinta pertamaku, namun aku hanya bisa menganggapnya sebagai sahabat karena aku lebih menyukai Nila karena Nila adalah anak yang baik, pintar, dan juga cantik.

"Odi kok kamu melamun?" tanya Rita kepadaku.

"Ah..., gapapa..." jawabku kepadanya.

Pada malam harinya, aku membuka kado yang diberikan oleh Nila. Ternyata isinya sebuah boneka kecil yang berbentuk kelinci berwarna putih dengan pita biru dilehernya. Aku tidak terlalu suka dengan kelinci, namun aku tetap akan menyimpan hadiah ini sebagai kenang-kenangan. Aku menyimpan boneka kecil ini di laci meja yang berada di dekat kasurku.

Sampai sekarang, kakek tidak mengucapkan ulang tahun. Lalu aku melihat sebuah kotak emas kecil di dekat jendela kamar. Aku mengambilnya, dan melihat tulisan "Odi Pratama", lalu aku membuka kotaknya. Isi kotaknya sangat menyentuh karena ternyata isinya dari kedua orangtuaku, namun kok bisa kotak ini ada disini ya? Isi kotaknya terdapat fotoku bersama kedua orangtuaku dan aku senang dapat melihatnya. Lalu aku menyimpan foto itu beserta kotaknya di laci, lalu aku menarik selimut dan tidur.

The Lonely ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang