BERKEMAH

211 13 7
                                    

"Odi kamu kenapa?" kata Rita. Tanpa sadar aku melihat kebawah sambil menangis.

"Aku tidak apa-apa, o iya Rit, Mal, maafin ya gara-gara aku kalian jadi ikut terlambat." kataku sambil mengusap air mataku.

"Iya Di gapapa, kita kan teman, kita harus saling membantu." kata Rita.

"Betul kata Rita Di.., teman itu harus saling menolong satu sama lain." kata Amal.

Lalu aku membalas mereka dengan senyuman. Lalu aku melirik kearah Nila yang ada disamping kiriku yang disebelahnya pintu. Lalu dia menatapku dan tersenyum padaku, dan aku pun membalas senyumnya. Dia sepertinya anak yang baik dan manis.

Kringggggg......

Bel pun berbunyi menyatakan jam pelajaran kedua sudah selesai. Akhirnya kami pun diberi ijin masuk. Dan kami pun mengikuti pelajaran.

•••••

Pulang sekolah Rita mengusulkan kami pergi berkemah. Aku senang sekali karena selama ini aku tidak pernah berkemah di hutan. Kata kakek, dulu kakek buyut adalah pemburu dan kakek sering ikut berburu jadi kakek sudah terbiasa dengan hidup dihutan. Maka dari itu, kakek juga ikut berkemah.

"Oke, kalau begitu kita berkemah hari Sabtu ya??" tanya Rita dengan semangat.

"Oke!!" sahutku dan Amal. Karena hari ini masih hari Selasa aku cepat-cepat memberi tahu kakek agar diizinkan dan akhirnya kakek setuju.

Pada hari Jumat sore, kami mulai berkemas-kemas. Aku sudah membawa cukup banyak pakaian untuk berkemah nanti. Kakek juga sudah membeli banyak makanan dari pasar. Rasanya aku sudah ingin cepat-cepat hari Sabtu.

Malamnya aku terduduk ditempat tidurku, lalu aku menoleh kearah jendela dan melihat kolam ikan. Aku sudah menamai semua ikan yang ada dikolam dan kebetulan ikannya ada 6. Yang pertama ikan koi yang keemasan itu papa, yang kedua ikan koi yang berwarna merah dikepalanya dan sisanya putih itu mama, yang warnanya silver itu aku, yang warnanya seperti macan itu kakek, yang warnanya silver dengan garis-garis zig-zag itu Rita, dan yang terakhir yang warnanya campuran silver, merah, dan hitam itu Amal. Aku menamai semua ikan dengan nama-nama orang yang kusayang. Lalu aku tiduran, dan tidur dengan pulas.

•••••

Ayam sudah berkokok dan saatnya aku bangun untuk bersiap pergi berkemah.

Saat aku terbangun, aku langsung keluar menuju meja makan, lalu aku duduk di kursi sambil melihat punggung kakek yang gagah memasak makanan kesukaanku yaitu kangkung dan tempe goreng, makanan kesukaanku itu sangat banyak sekali, jadi hampir semua makanan aku suka.

Setelah kakek selesai memasak dan juga menyajikan makanan, kami pun berdoa sebelum makan, lalu kita makan. Aku mengambil  nasi, kangkung, tempe goreng, dan kerupuk ke piringku, lalu tak lupa aku tambahkan kecap ke tempenya biar tambah enak. Kakek memang dari dulu jago masak, kakek pernah cerita padaku bahwa kakek saat mudanya pernah membuka sebuah rumah makan kecil di pinggir jalan, namun saat kakek sudah mulai lanjut usia, kakek menutup rumah makannya. Sayangnya nenek sudah meninggal, dulu di saat nenek masih ada nenek dan kakek selalu memasak bersama dan memakannya bersama-sama.

Ketika aku selesai makan, aku mengambil piringku, lalu mengambil sebuah bangku kecil, lalu aku mencuci piringku sendiri. Papa dan mama sudah mengajariku cara mencuci piring karena papa dan mama ingin aku menjadi anak yang mandiri.

Setelah semua pekerjaan selesai dan aku sudah mandi dan juga berpakaian dengan rapih, kakek mengunci rumah, lalu kami pergi ke rumah Rita untuk menjemputnya sambil membawa barang-barang kami dengan berjalan kaki.

"Rita... Rita... ayo kita pergi berkemah...!" teriakku di depan pagar rumahnya, saat waktu yang masih pagi sekali ini. Lalu tiba-tiba pintu terbuka dan Rita keluar dari pintu rumahnya bersama keluarganya.

"Ibu, ayah, aku pergi dulu ya..." kata Rita sambil berpelukan dengan keluarganya. Saat aku melihat itu aku kembali mengingat sesuatu

(Flash back)

"Odi bekalmu ketinggalan, nak." teriak mamaku sambil berlari dari dapur ke depan pintu rumahku sebelum kami berangkat.

Aku sedang duduk manis dilantai sambil mengikat tali sepatuku.

Lalu mama memberikan bekalnya kepadaku, "Ini Odi jangan lupa lagi ya..." kata mamaku sambil tersenyum.

"Iya, maa.." kataku sambil mengikat tali sepatu yang terakhir.

"Yasudah, ayo kita berangkat." kata papaku sambil bersemangat.

"Ayo.." kataku sambil membawa ranselku. Lalu kami bertiga naik mobil ke sekolah.

(Flash back end)

"Kakek, saya titip anak saya, ya.. mohon jaga anak saya yang manis ini." kata Tante Widia sambil membuka gerbang rumah.

"Iya bu.., tenang saja saya akan menjaga anak ibu dan bapak. Kalau begitu kami pergi dulu." kata kakekku.

"Okelah kalau begitu, hati-hati sayang..." seru Om Lutfi.

"Daa.. ayah.." seru Rita.Lalu kami sampai didepan rumah Amal.

Sesampainya disana Amal ternyata sudah didepan pintu rumahnya, lalu kami langsung pergi berkemah dan tak lupa memberi salam kepada keluarganya. Amal ternyata membawa banyak makanan ringan yang enak, aku jadi ingin memakannya sekarang...

•••••

Sesampainya di perkemahan, aku sangat senang bisa melihat banyak pepohonan. Di tempat ini, cukup banyak orang yang juga akan berkemah dan di tempat ini juga sudah dilengkapi pengaman.

"Wah, kakek banyak sekali pohonnya." kataku kepada kakek dengan semangat.

"Iya, disini memang tempat yang terkenal karena banyak pohon yang rimbun." kata kakek sambil menjelaskan,

"Kalau begitu, mari kita buat tendanya..." seru kakek.

"Ayo...!!" seruku, Rita dan Amal.

The Lonely ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang