TERSESAT

172 12 3
                                    

Sesudah kami membangun tenda, kami akan membuat perapian.

"Siapa yang ingin mencari kayu bakar?" tanya kakek.

"Aku..." seruku.

"Oke, hati-hati ya..." kata kakek sambil memberikan sebuah ransel untuk diisi kayu bakar.

"Iya kek, aku pergi dulu..." kataku dengan semangat dan mengambil tas tersebut.

•••••

Sekarang sudah sore, aku telah mengumpulkan banyak kayu bakar dan tasku ini sangat berat. Tapi tanpa sadar, sepertinya aku telah melewati batas perkemahan, karena aku tadi mengejar seekor kupu-kupu. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan? Lalu aku berteriak,

"Kakek...!!"

Namun tak ada jawaban dan sepertinya aku tersesat. Rasanya aku ingin menangis, aku takut, sangat takut. Aku tidak mau sendirian. Lalu aku berlari-lari kesana kemari sambil menangis dan berteriak nama kakek. Namun aku tidak menemukan jalan keluarnya, dan aku berhenti berlari. Lalu aku jadi teringat sesuatu.

(Flash back)

Minggu ini, aku, papa dan mama akan pergi ke sebuah karnaval. Aku sangat senang sekali, karena sudah lama papa dan mama tidak mengajakku pergi jalan-jalan.

Saat disana, aku melihat sebuah tempat yang besar yang mempunyai papan di depannya bertuliskan "Labirin".

"Mama, bolehkah aku masuk kesana?" tanyaku sambil menunjuk tempat yang bernama labirin itu.

"Boleh, pa.., papa temenin Odi ya.., mama mau beli makanan ringan dulu..." kata mama kepadaku dan papa.

"Iya, ma.., hati-hati." kata papa sambil memegang tanganku lalu masuk kedalam.

Didalam, kami membeli tiket masuk seharga Rp 10.000. Setibanya di labirin itu, tempatnya lumayan gelap dan ternyata ada banyak kaca. Lalu aku berjalan-jalan sendiri melihat kaca-kaca yang unik bentuknya dan melepas tangan papa dan tanpa sadar aku tersesat. Aku pun menangis pelan selama 10 menit tanpa henti. Tiba-tiba datanglah seseorang yaitu seorang karyawan disana.

"Adek kenapa? Tersesat ya? Sini kakak bantu keluar ya.." kata orang itu sambil mengulurkan tangannya.

Lalu aku memegang tangannya dan mengikutinya. Lalu aku melihat cahaya terang yaitu jalan keluar. Lalu aku melihat kedua orangtuaku yang sedang panik.

"Bu, pak, apakah ini anak kalian?" tanya orang itu.

" Betul pak.." kata mamaku dengan lega setelah melihatku.

"Terimakasih ya mas." kata papaku.

"Iya sama-sama pak." kata orang itu dengan senyum. Lalu aku memeluk mamaku dan papaku, lalu kami kembali ke rumah.

(Flash back end)

Aku tidak akan menyerah, akhirnya aku terus mencari jalan keluar. Lalu akhirnya aku menemukan perbatasan perkemahan dan langsung menemukan kakek yang hendak mencariku.

"Odi, kamu dari mana saja kakek khawatir..." kata kakek dengan nafas terengah-engah.

"Aku tersesat kek... tadi aku mengejar kupu-kupu, lalu aku tersesat." kataku kepada kakek.

"Oh begitu, tapi yang terpenting kamu selamat, ayo kita kembali ke perkemahan." kata kakek sambil memegang tanganku, rasanya seperti kakek tidak ingin kehilangan aku dan genggamannya sangatlah erat.

Sesampainya di kemah kami, Amal dan juga Rita sudah menunggu kami. Tiba-tiba aku dipeluk oleh Rita,

"Odi kamu kemana saja? Kita khawatir sekali nih.." kata Rita dengan cemas.

"Tadi aku tersesat..." jawabku, lalu Amal juga memelukku tanpa berkata apa pun, rasanya senang sekali bisa kembali.

Sesudah itu, kami mandi di sebuah tempat yang dikususkan untuk para pekemah, untung saja ada air hangat jadi kami tidak kedinginan.

Malam itu, kami memanggang daging ayam lalu diberi saus BBQ yang lezat sekali. Lalu kami memakannya dengan lahap sekali sampai kami kekenyangan.

The Lonely ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang