[y/n POV]
Pagi ini hujan. Sama seperti kata mamaku yang menceritakan kalau akhir-akhir ini hujan turun di pagi hari. Membuatku malas bangun saja. Rasanya aku ingin menutup mata lagi.
LINE!
HuangR: "Putri kodok."
"Cepat bangun."Hah.
Selain merasa heran dengan cuaca yang akhir-akhir ini tidak menentu, aku juga merasa heran dengan Renjun ge.
Orang itu menjadi aneh.
Sejak aku pulang ke Indonesia, ia menjadi aneh. Aku tidak tahu kenapa karena pada hari itu aku juga tidak bertemu dengannya. Sejak pagi aku berada di Seoul Market lalu kebetulan bertemu dengan Mark oppa dan Haechan oppa. Aku mengobrol dengan mereka sampai sekitar pukul 9, lalu aku pulang ke hostel dan beristirahat sebelum jam 12 nanti aku akan pulang ke Indonesia.
Pada hari itu Renjun ge juga tidak menghubungiku.
Lalu tiba-tiba, ketika aku baru saja sampai di rumah, ada sebuah pesan dari Renjun ge yang entah kenapa membuatku beranggapan bahwa ia sedang marah padaku.
Tapi marah kenapa coba? '-'
'Ada di mana kau sekarang?'
'Di rumah.'
'Oh.'
'Ada apa?'
'Istirahat sana.'
'Iya.'
'Gege kenapa?''Tak apa.'
'Sudah. Matikan ponselmu. Tidur sana.'Aneh. Mungkin saja ia sedang lelah? Atau sakit? Atau kesal karena sesuatu? Atau kenapa?
Dan sekarang, kenapa ia memanggilku Putri Kodok?
-.-Aku: "Sudah bangun."
"Aku bukan putri kodok
-.-"HuangR: "Ohh sudah bangun."
"Suka-suka aku mau manggil kamu apa :p"Okay. Aku benar-benar yakin jika ia sedang sakit saat ini. Aku akan memberi saran padanya untuk pergi ke dokter secepatnya.
*
*
*"Y/n!!"
"Hoi!!"
Aku yakin saat ini sudah cukup terlambat untuk berangkat ke sekolah. Meskipun begitu, yah...sudah bisa ditebak sejak awal jika suasana pagi ini akan berbeda. Anggapan bahwa hukuman bagi siswa yang terlambat tidak akan berlaku di musim penghujan seperti ini memang benar adanya.
"Gimana???" tanya salah satu teman dekatku, Jihan, yang langsung memberiku tatapan super antusias dan penuh harapan.
Oh my.
"Nggak gimana-gimana kok." aku mengerling jahil padanya.
"Heleh. Nggak mungkin. Udah ketemu sama siapa aja di sana??"
"Ketemu staff, ketemu pelatih, ketemu mbak-mbak fansite...."
"Woy!"
"Huahahaha :v"
Perjalanan menuju kelas yang memang jauh itu memakan waktu yang lumayan karena aku harus bercerita perihal masa awal traineeku pada Jihan. Tidak sepenuhnya kuceritakan juga sih.
Tidak mungkin juga kan kalau aku sampai menceritakan soal Renjun ge?
Sudahlah y/n....
"Wahh nggak bisa bayangin kalau aku jadi kamu."
"Hehee. Yaudahlah han. Cepetan yuk jalannya. Perasaan dari tadi gak sampai-sampai."
"Maklum lah....hujan-hujan gini tuh mager banget rasanya."
Hmm. Benar sekali.
Tapi bagaimanapun belajar tetaplah hal yang utama :)
Semangat!
*
*
*[Renjun POV]
"Ayo berangkat."
"Berangkat kemana?"
"Sekolah, pabo."
Oh iya. Sekolah. Baju seragam, dasi, kaos kaki, sepatu, bahkan tas, sudah menempel di tubuhku sejak tadi. Bagaimana bisa aku lupa kalau aku akan berangkat ke sekolah?
Jisung menepuk bahuku lalu menunjukkan sebuah soal matematika yang ada di buku prnya. Aku menjelaskan bagaimana cara mengerjakan soal itu sambil terus berjalan menuju mobil bersama member yang lain.
"Terima kasih banyak hyung." aku mendengar Jisung mengucapkan terima kasih, namun tetap saja aku tidak melihat ke arahnya.
"Hyung?"
"..."
"Hyung kau baik-baik saja?"
"Renjun-a kau kenapa?"
"Hei bro."
Aigoo. Sekarang semuanya tengah mengguncang-guncang bahuku sambil menatapku dengan tatapan khawatir.
"Heii aku tidak apa-apa." aku berusaha tersenyum dan menenangkan mereka. Karena yah...sebenarnya aku memang tidak kenapa-kenapa dan hanya sedang merasa absurd hari ini.
Hahah.
"Bagaimana acaramu dengan Lami?"
Aku tersentak. Baru saja mobil berjalan dan kepala Haechan sudah muncul begitu saja dari arah belakang.
Acaraku dengan Lami katanya.
Apa-apaan.
"Biasa saja."
"Aku tidak percaya."
"Lalu kau mau jawaban yang seperti apa?"
Suaraku meninggi. Hanya sedikit sih...tapi cukup membuat Haechan mengerutkan dahinya.
"Kau absurd bro."
"Memang iya."
"Untuk hari ini?"
"Dari kemarin sebenarnya."
Haechan mengangguk-anggukkan kepalanya. Sepertinya ia paham.
Eh, paham soal apa?
"Sudahlah bro."
"Sudahlah bagaimana?"
"Jalani dan pilih."
"Hah?"
Aku merasa diacuhkan oleh Haechan setelah itu. Ia lebih memilih untuk meneriaki Jaemin yang baru saja mengambil permen karet dari dalam tas sekolahnya.
Merasa jengah, aku memilih untuk melihat pemandangan luar. Jalanan Kota Seoul masih termasuk lengang menurutku. Apakah ini karena Cina jauh lebih padat daripada Korea?
Tidak tahu. Aku tidak tahu.
LINE!
Putri Kodok: Semaumulah -.-
Dasar. Anak ini benar-benar.
Membuatku marah, tetapi juga tidak bisa berlama-lama marah padanya. Aku juga tidak tahu pasti apa alasanku sampai harus marah pada anak itu.
Lagipula ia juga tidak salah.
Aku yang salah.
*
*
*Tebece :)
Oh iya.
Ada yang tambah tua ya hari ini?? :v
HAPPY BIRTHDAY HUANG RENJUN!!!!!!! ♡♡♡♡
Semoga kebaikan, kesuksesan, dan kebahagiaan selalu menyertaimu :)Vommentnya ya guys :v
Jangan lupa minta pajak ultah ke renjun :vLuv yaaa***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay;Huang Renjun
Fanfiction"Lagu apa yang ketika kau dengarkan, kau langsung mengingatku?"-Renjun. "Blackpink - Stay."-y/n. "Kenapa lagu itu? Bukankah lagu itu lagu sedih ya?"-Renjun. "Aku tidak melihat maknanya saat pertama kali mendengarkan. Yang kutahu, musiknya menenangka...