Net

2.1K 266 14
                                    

[Renjun POV]

Eh? Anak ini? Sedang apa dia di depan ruang latihan kami? Tatapannya juga aneh.

Ah! Apakah ia heran dengan keributan di dalam ruang latihan kami? Jika iya, huahahahaaha(ketawa evil :v).

'Bukannya latihan, malah rusuh sendiri -.-' -Author.

'Ya! Ini membuktikan bahwa kami adalah seorang laki-laki/?' -Renjun.

'Gak ada hubungannyaaaa. Dasar cogan gajelas -.-' -Author.

'Ciee bilang aku cogan. Kode nih?' -Renjun.

'Otw kabur nih mas -.-' -Author.

"Hei. Mau sampai kapan mematung seperti itu? Kau trainee baru kan?" tanyaku padanya yang kini tampak terkejut dan wajahnya memerah.

Oww. Lucu sekali.

"Mmm...iya aku trainee baru. Sa-salam kenal ya." jawabnya. Kelihatan sekali kalau ia sedang gugup saat ini.

Tiba-tiba ia seperti ingin beranjak. Reflek aku menarik tangannya.

"Mau kemana?" tanyaku sambil masih menggenggam tangannya.

Blush.

Dia tersipu? Aaaa :v

"Mau ke ruang latihan." jawabnya. Aku tersenyum melihatnya gugup seperti itu. Kulepaskan genggamanku pada tangannya dan tanganku mengusak kepalanya.

"Baiklah. Saat break kedua nanti kita bisa bercakap-cakap lagi. By the way, siapa namamu?"

"y/n."

"Aku Huang Renjun. Apakah kau sudah mengenalku? Kkk."

"I-iya. Aku sudah mengenalmu. Oh iya. Aku ke ruang latihan dulu ya."

"Okay. Break kedua nanti kita bertemu di pantry ya."

"Baiklah."
.
.
.
[y/n POV]

Huah. Apa-apaan tadi? Seorang Huang Renjun memegang tanganku? Ia juga mengusak kepalaku?

Aaaaaaaaaaa :"v

Jadi, ruang latihanku satu lantai dengan ruang latihan NCT Dream?

Huwee bolehkah aku berteriak dan menangis terharu sekarang? :"v

Sudahlah. Terima kenyataan saja. Lagipula bukankah menyenangkan bisa berteman dengan idola?

Oh iya. Omong-omong...chocolate lava cake ku sudah tidak ada di meja makan pantry. Kira-kira siapa ya yang memakan kue buatanku? Jangan bilang NCT Dream yang memakannya. Kalau benar mereka yang makan, komentar seperti apa yang mereka berikan? Atau bahkan jangan-jangan mereka tidak memberi komentar? -.-

"y/n! Kau datang lebih cepat kkk. Ayo kita mulai latihan lagi."

"Ya Tuhan! Kau mengagetkanku sunbae."

Kulihat Changmin sunbae tertawa kecil. Aku mengikutinya yang sekarang sudah duduk di depan piano.

Ya. Selain berlatih terus-menerus dalam membuat lirik lagu, aku juga harus belajar membuat musik dasar untuk laguku sebelum aransemennya disempurnakan oleh komposer.

Selain piano, aku juga akan dilatih bermain gitar, biola, cello, harpa, dan flute. Lumayan banyak juga. Tapi...bukan trainee namanya jika tidak dituntut untuk bekerja keras. Semangatlah y/n!

"Kau mulai bisa menghafal kuncinya? Cukup cepat juga. Jika begini mungkin saja kau hanya akan ditrainee selama satu tahun. Kkk." ujar Changmin sunbae ketika aku selesai memainkan nada yang dipintanya.

"Sunbae bisa saja. Mungkin aku mudah dalam menghafal kunci di piano, tetapi entah nanti di biola, gitar, atau yang lainnya. Bisa-bisa aku ditrainee 4 tahun. Hahaha."

"Kalau begitu kau harus bersemangat y/n. Kemampuanmu dalam mengolah lirik sudah bagus kan? Seperti tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Jadi kau harus lebih bersemangat saat mempelajari alat musik. Arraseo?"

"Ne! Arraseo sunbaenim!"

"Baiklah. Saatnya break kedua. Setelah itu kita akan berlatih sekali lagi sebelum kau diperbolehkan pulang. Okay? Sunbae keluar dulu ya."

"Iya, sunbae."

Changmin sunbae sudah keluar dari ruang latihan sedangkan aku masih berdiri mematung di dalam. Aku masih ingat dengan kata-kata Renjun yang mengatakan kami akan bertemu di pantry. Itu artinya aku harus kembali ke pantry. Tapi...aku gugup sekali sekarang :"v

Ah iya. Rasanya tidak enak jika aku hanya menyebut Renjun dengan namanya saja. Kalau begitu...Renjun oppa? Renjun gege? Kak Renjun? Mas Renjun?

:V

Oppa sajalah :v Walaupun sebenarnya panggilan 'Kak' sepertinya akan terdengar lebih keren.

'Selamat pagi Kak Renjun.'

'Hai Kak Jeno! Kau mau kemana?'

'Hahaha! Kak Haechan lucu sekali.'

'Ah, Kak Jaemin bisa saja.'

'Kak Chenle, bisakah kau mengatakan sesuatu dalam bahasa Cina?'

'Kak Mark...'

Eh, Kak Mark? Kok aneh ya? :v

'Kak Jisung..."

Eh, untuk apa aku memanggilnya kakak? Kami kan seumuran :v

Sudahlah. Sebaiknya aku ke pantry sekarang sebelum imajinasiku semakin liar. Jika tiba-tiba mereka masuk kesini dan melihatku tersenyum-senyum sendiri, mau kutaruh di mana wajahku? :"v

Cklek.

Pintu terbuka dan aku mencoba untuk mengintip ke arah pantry. Ya Tuhan...mereka benar-benar ada di sana.

Okay. Tidak perlu gugup. Mereka memang tampan. Aku bahkan mempunyai bias di antara mereka. Tapi bagaimanapun mereka, mereka hanyalah anak-anak smp dan sma yang akan rusuh jika sudah berkumpul.

Iya, sungguh, mereka rusuh sekali. Tidak ada bedanya dengan anak laki-laki yang ada di kelasku :v
.
.
.
[Renjun POV]

Waktu break kedua sudah tiba. Aku berkata pada teman-temanku jika si trainee baru, eh maksudku y/n, akan pergi ke pantry lagi. Aku juga sudah janjian dengannya.

Tetapi ini sudah 10 menit sejak break kedua tiba. Kenapa ia belum juga keluar dari ruangannya?

Ah...apakah aku harus menyusulnya?

Cklek.

Aku mendengar suara pintu dibuka. Sepertinya teman-temanku tidak mendengarnya karena mereka berisik sekali -.-

Pintu yang terbuka itu adalah pintu ruang latihan y/n. Aku melihat ke arah ruangan itu dan mendapati y/n tengah mengintip ke arah pantry.

Anak iniiii. Kenapa dia terlihat menggemaskan eoh? Sepertinya ia tengah gugup sekarang.

Tanpa sadar aku tengah berjalan ke arahnya. Lalu dengan perlahan aku membuka lebar-lebar pintu ruang latihannya, dan ia tersentak karena apa yang aku lakukan.

Aku melemparkan senyum padanya. Ia membalasnya dengan gugup.

"Kenapa masih di dalam? Ayo keluar. Kami sudah menunggu dari tadi lho. Apa kau juga tidak ingin melihat komentar kami soal kue yang kau buat?"

Kali ini ia terlihat lebih terkejut.

*
*
*

Tebeceh sayaang :v
Btw, aku gabut banget nih :"v Gak ada yang tanya? Bodo amat :v

Vommentnya ya guyyss
Salam cintahh
*diiiba88

Stay;Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang