Yeol Ahop

585 65 1
                                    

Siang yang terang dengan langit berwarna biru cerah. Benar-benar bersih, tanpa guratan awan sedikitpun. Cocok sekali menggunakan cuaca seperti ini untuk beraktivitas di luar. Cahaya matahari tidak terasa panas. Bersinar dengan tenang dan menenangkan. Banyaknya orang yang berlalu-lalang lebih dari biasanya membuktikan bahwa eksistensi cuaca siang hari itu benarlah menarik perhatian.

Sosok dengan tubuh kurus namun tegap itu mengetuk-ngetuk permukaan meja kayu dengan jari telunjuknya. Mata tajamnya menatap pemandangan langit di luar jendela. Bersitatap dengan matahari tanpa takut merasa silau.

Beberapa kali kedua netranya memicing. Benaknya penuh dengan berbagai macam pikiran yang hanya menjurus pada satu kata;pilihan. Dihadapkan pada sebuah pilihan yang sulit tengah menerpa dirinya saat ini. Sebuah pilihan yang kedua-duanya sama beratnya.

Ia berdiri. Tangannya menarik tirai hingga ruangan tempatnya berada kini gelap. Terasa suram. Terlihat lebih menyedihkan daripada suasana gelap gulita.

Benaknya terus berpikir.

Iya atau tidak.

Jujur saja, ia jauh lebih tergoda untuk menetapkan "iya" sebagai jawabannya.

Tapi....

Kriiiiing

Suara telepon kabel di ruangan itu berdering. Membuatnya mengangkat gagang telepon dan bertanya-tanya siapakah yang menelepon.

"Aegi-ya, apa kau sudah bertemu dengannya?"

'Bertemu? Ya. Tidak. Aku sudah melihatnya.'

"Hm. Sudah."

"Baiklah. Tidak ada yang perlu dipikirkan lagi."

Salah satu alisnya terangkat. Merasa bahwa sesuatu yang tengah dihadapinya ternyata cukup lucu juga jika dilihat-lihat. Ada sesuatu dalam dirinya yang tiba-tiba menguarkan jauh perasaan ragu. Sisi lain dirinya yang tidak terbantahkan perlahan menggantikan keraguan yang abu-abu.

*
*
*

Minggu pagi yang cukup menyenangkan di dorm NCT Dream.

Hari ini mereka bebas dari latihan. Meskipun hanya satu hari. Rasanya benar-benar menyenangkan karena mereka bisa bersantai seharian penuh di dorm. Entah bermain game, mengobrol, menonton film, tidur, atau bahkan tidak melakukan apapun.

Haha.

Renjun baru saja selesai membuatkan susu untuknya dan untuk Jisung ketika terdengar suara gaduh dari ruang depan. Pintu dorm mereka seperti baru saja dibuka dan ditutup dengan keras serta pekikan terkejut Jaemin yang membuat perhatian para penghuni dorm tersita karenanya.

"Hyung! Kau ini ingin bertamu atau mengajak kami berkelahi? Tidak santai sekali sih." Jaemin mengomel sembari mengelus dadanya, efek terkejut yang disebabkan oleh Mark, sang tersangka kegaduhan pagi ini.

Mereka semua sama sekali tidak mengerti kenapa hyung tertua Dream itu datang tiba-tiba, dengan cara tidak santai pula.

"Ah maafkan aku Nana-ya. Aku hanya ingin menyampaikan sebuah kabar." ujar Mark di tengah kegiatan menetralkan nafasnya. Melihat Mark yang begitu panik dan tergesa-gesa begitu membuat member Dream lain merasa khawatir. Memangnya kabar apa yang dibawa oleh Mark?

Renjun meletakkan kembali gelas susunya sedangkan Jisung tetap membawa gelasnya ke ruang depan. Bibir yang sudah belepotan karena susu pun tidak menghentikan member termuda itu untuk ikut mendengarkan kabar yang dibawa oleh Mark. Bahkan di dalam pikirannya ia menerka jika Mark berlari dari dorm NCT 127 ke dorm mereka. Meskipun, yah, sepertinya tidak mungkin begitu.

Stay;Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang