[Author POV]
Malam ini awan kelabu memenuhi langit, membuat gelap semakin terlihat kelam. Kilauan bintang dan benderang bulan benar-benar menghilang. Membuat orang enggan untuk menatap. Malam itu suasana benar-benar sunyi.
Di dalam kamarnya y/n memanfaatkan waktu yang sunyi itu untuk belajar. Ia merangkum pelajaran apapun dan membacanya sampai ia benar-benar paham. Telinganya memang tidak mendengar apapun tetapi benaknya penuh dengan suaranya sendiri.
'Kekuasaan eksaminatif, kekuasaan moneter, kekuasaan-'
Tiba-tiba kegiatan hafalannya membuyar. Ia tersadar sudah membiarkan ponsel menyala dengan data internet yang ia aktifkan. Akibatnya ponsel pintar miliknya itu pun berkedip-kedip tanda habisnya energi yang ia punya dan seketika mati.
Y/n menghela nafas. Padahal ia tahu banyak sekali notifikasi yang masuk ke ponselnya tadi. Seharusnya ia mengecek ponsel lebih cepat. Bagaimana jika ada hal yang penting?
Tanpa berpindah dari tempat duduknya, y/n meraih kabel charger dan memasang kabel itu ke ponselnya. Ia mengira-ngira mungkin satu jam ke depan ponselnya itu sudah terisi cukup dan ia bisa segera mengecek notifikasi yang masuk.
Tok tok tok
Bunyi pintu kamarnya yang diketuk membuat y/n menoleh. Tanpa banyak berpikir ia segera beranjak untuk membuka pintu.
"Kenapa ma?" tanyanya pada mama yang berdiri di depan pintu.
"Fokus banget di dalem. Ngapain?" mama balas menanya dengan raut penasaran.
"Lagi ngerangkum. Enak aja suasananya buat belajar. Sepi."
"Oh...tapi besok kan libur kak. Lagian...tadi ada suara mobil kamu nggak denger?"
Y/n terdiam. Suara mobil? Memangnya ada? Kenapa ia tidak mendengar apapun? Sefokus itukah dia?
"Aku nggak denger." kata y/n sambil menggelengkan kepalanya. Mama tersenyum.
"Yaudah. Sekarang keluar dulu yuk. Ada saudara jauh baru dateng tuh. Mau nginap di sini beberapa hari."
"Saudara jauh? Siapa?"
"Ke depan aja. Lihat sendiri. Yuk."
Y/n berjalan mengekori mama yang berjalan di depannya. Mendekati ruang tamu ia mulai bisa mendengar suara-suara orang yang sedang bercakap dengan serunya.
Termasuk sebuah suara yang terdengar tidak asing di telinganya.
"Loh?"
*
*
*Jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari. Ketika sunyi merambati malam dan menemani lelapnya orang-orang, y/n justru masih membuka matanya lebar-lebar.
Bagaimana tidak?
Seorang Mark Lee tengah duduk di depannya saat ini.
"Kau tidak berniat meminum susumu?" tanya Mark kepada y/n setelah ia meneguk hampir setengah dari segelas susu yang tersaji di hadapannya. Mereka berdua sedang duduk berhadap-hadapan di kursi meja makan sekarang. Ditemani segelas susu hangat yang terletak di hadapan masing-masing.
"Aku masih...bingung..." ujar y/n setengah menggumam.
"Aku paham. Lagipula aku juga merasakannya." kata Mark sembari mengedikkan bahunya, berusaha menutupi sekilas raut kecewa di wajah tampannya.
Mark kecewa?
Karena apa?
"Kau tidak merindukan Renjun?" tanya Mark dengan wajah yang menatap ke arah lain. Y/n menoleh dan melihat wajah kakak sepupunya itu dengan lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay;Huang Renjun
Fanfiction"Lagu apa yang ketika kau dengarkan, kau langsung mengingatku?"-Renjun. "Blackpink - Stay."-y/n. "Kenapa lagu itu? Bukankah lagu itu lagu sedih ya?"-Renjun. "Aku tidak melihat maknanya saat pertama kali mendengarkan. Yang kutahu, musiknya menenangka...