Yeol

1.1K 154 2
                                    

[Renjun POV]

Hari ini y/n akan pulang ke Indonesia. Kalau tidak salah, pukul 12 siang nanti ia akan berangkat ke bandara.

Kira-kira aku boleh ikut mengantar tidak ya?

Atau jika tidak, bagaimana kalau aku mengajaknya ke suatu tempat pagi ini?? Itu ide yang bagus!

LINE!

Aku sedikit tersentak. Baru saja aku membuka ponsel untuk mengirimi y/n pesan, tiba-tiba lineku berbunyi. Sedikit banyak berharap juga kalau yang mengirim pesan line itu adalah y/n. Kebetulan sekali.

"Eoh..."

Ternyata bukan dari y/n. Melainkan dari Lami. Dan tanpa membaca pesan dari Lami pun aku sudah tau alasan kenapa anak itu mengirimiku pesan di waktu sepagi ini.

Beberapa hari yang lalu ketika ia melihatku sedang menggambar, bukan moomin, tapi kali ini sebuah buket bunga tulip ungu yang entah kenapa sedang ingin kugambar, ia mendekat padaku dan mengatakan bahwa ia juga ingin bisa menggambar seperti aku.

Waktu itu aku hanya tersenyum dan mengatakan kalau ia bisa belajar di sela-sela jadwal latihannya sebagai trainee. Namun tidak kusangka, dengan nada merajuk, ia bilang ingin diajari langsung olehku.

Aku sempat bingung untuk menjawab bagaimana. Apakah aku harus mengiyakan atau menolaknya. Soalnya, kegiatan menggambarku ini kan hanya sekadar hobi dan pengisi waktu luang juga. Di luar itu aku selalu sibuk dengan latihan dan urusan sekolah.

Tapi, yah, salahkan diriku yang kebingungan saat itu sampai-sampai mengiyakan permintaan Lami untuk mengajarinya menggambar jika aku ada waktu luang.

Dan sialnya, waktu luang itu adalah hari ini.

Dan sialnya lagi, aku sudah berjanji.

"Aishh."

Aku mengacak rambutku sampai berantakan. Sedikit kesal juga menyadari aku tidak bisa mengajak y/n ke suatu tempat sebelum ia pulang ke negaranya. Eh, bukan sedikit. Melainkan aku memang kesal saat ini. Jika tau kalau akan ada y/n yang terus-terusan mengisi pikiranku seperti ini, pasti aku tidak akan mengiyakan permintaan Lami saat itu.

*
*
*

[Mark POV]

Aku merasa jika aku harus bangun sekarang juga ketika merasakan goncangan di tubuhku. Cukup bagiku untuk tahu siapa pelaku 'pengacauan tidur'ku yang khidmat itu.

"Hyung!! Bangun!! Ayo temani aku!!"

Heran. Suaranya itu cempreng sekali sih.

"Hoahm. Temani kemana sih??" aku berusaha untuk duduk sambil mengusap-usap mataku.

"Aku ingin seoul pancake!"

"Maksudmu kau ingin kutemani ke pasar begitu?"

"Memangnya harus ke pasar ya?"

"Haechan-ah -.-"

Aku berdiri dengan posisi tanganku menekan kepala Haechan yang kini sedang mengomel tidak jelas. Lagipula di mana para member yang lain? Kenapa seperti hanya ada aku dan Haechan di dorm?

"Di mana member lain?" tanyaku sambil menyambar handuk yang ada di bahu Haechan. Masa bodoh jika anak itu baru saja memakainya.

"Kebanyakan pada keluar dorm."

"Untuk apa?"

"Taeyong hyung, Jaehyun hyung, Taeil hyung, dan Doyoung hyung membeli sarapan. Johnny hyung, Yuta hyung, Hansol hyung, ke supermarket untuk berbelanja isi kulkas. Katanya isi kulkas sudah mulai habis. Lalu Renjun, dia pergi untuk bertemu Lami." jawab Haechan panjang lebar dengan satu nafas. Ia sampai memukul-mukul kasur karena merasa kehabisan nafas.

Stay;Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang