Double dad

3.5K 422 27
                                    

Hari minggu adalah hari untuk bermalas-malasan bagi Dokyeom dan Mingyu. Namun, minggu ini adalah rekor baru untuk mereka karena telah bangun pukul lima pagi dikarenakan seorang bocah lucu yang mengaku tengah kelaparan.

"Cha~ Hari ini kita sarapan nasi goreng kimchi, Ki Yong suka?"

Si kecil Ki Yong hanya menatap polos ke arah Dokyeom, "Eung ..., Ki Yong suka ayah."

"Hah?" Dokyeom, sekali lagi, tersenyum dengan wajah terkejut, jujur saja itu nampak mengerikan.

Ki Yong mengerjap, "A—yah." ejanya dengan wajah cerah.

Dokyeom menghelan nafas, "Ni anak kebangetan-"

"Pagi Ki Yong-ah!"

"Daddy!"

Bocah itu—Ki Yong—langsung berlari ke dalam pelukan Daddy-nya.

Dokyeom menatap dengan wajah absurd pada pasangan anak dan Daddy gadungan itu.

"Daddy?" tanya Dokyeom melemparkan pertanyaan pada Mingyu—si Daddy.

"Iya dong, Ayah dan Daddy. Keren yekan?" ujar Mingyu dengan riangnya.

Ki Yong menarik-narik celana training yang dikenakan oleh Mingyu dan dengan sigap Mingyu langsung menggendong dan membawa bocah itu ke meja makan.

"Masih waras, mas?" ujar Dokyeom sarkas,

"Alhamdulillah, waras," jawab Mingyu seadanya dan mulai menyuapi Ki Yong nasi goreng kimchi nya.

Dokyeom menatap nyalang ke arah Mingyu, berniat untuk memarahinya, namun melihat wajah polos Ki Yong yang menatap dengan mata bulatnya membuat Dokyeom lebih memilih untuk mengalah dan membiarkan sahabat sintingnya itu melakukan hal apa pun yang ia inginkan.

×××





"Noona masih di Jepang, nih."

Satu kalimat kotor Mingyu rapalkan untuk kakak tertuanya itu. Bagaimana bisa ia berlibur dan meninggalkan anaknya disini? Bersama dua orang idiot—ralat—seorang pemuda tampan dan pemuda idiot lainnya.

Hyorin noona sepertinya kurang sehat.

"Tapi, noon, aku—"

"Noona percaya, kalian bisa jaga Ki Yong. Noona masih dua bulan di sini. Noona bukan liburan, noona lagi bantuin perusahaan Jhonny yang hampir bangkrut. Kamu nggak lupa 'kan? Masalah saham yang di gelapkan waktu itu?"

Mingyu menghembuskan nafasnya, "Tapi kan mama ada, noon."

"Siapa bilang mama ada? Noona, Yeri, Jong In beserta istri dan anaknya, mama sama papa ada di Jepang sekarang."

WHAT THE

"Noona jangan bercanda, deh. Nggak lucu!" Mingyu tertawa hambar.

"Siapa yang bercanda? Eh noona tutup telponnya ya? Noona harus urusin bisnis dulu, jaga Ki Yong, noona mohon. Bilang juga, noona sayaaaaaang banget sama dia, ya? Makasih adek ku tersayang. Bye!"

"Tap—"

Terdengar suara 'tut' berulang kali di seberang sana, tandanya sambungan teleponnya di putus secara sepihak.

Mingyu melemparkan hape keluaran terbaru miliknya ke atas sofa lalu mengacak rambutnya sendiri.

Ia pikir ia bisa gila sekarang.

Okay, Ki Yong bukanlah masalah, namun Dokyeom. Cowok cerewet itu pasti akan merasa keberatan untuk tinggal bersama bocah kelewat polos dan usil seperti Ki Yong.

Kalau untuk sehari atau dua hari mungkin tak apa, namun kenyataannya mereka harus bersama selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, siapa yang tahu?

Untuk kebutuhan sehari-hari sepertinya mereka masih berkecukupan, mengingat yang nyaris bangkrut adalah kakak iparnya bukan ayahnya lagi pula Dokyeom sendiri bekerja, ia bisa menghidupi dirinya sendiri.

"Gue harap nggak bakalan terjadi apa-apa."

Mingyu pun beranjak pergi memasuki kamarnya yang berada di seberang kamar Dokyeom.

Saat akan masuk ke dalam kamarnya, ia mendengar suara tawa dari dalam kamar yang berada di seberang kamarnya. Karena penasaran, Mingyu pun membuka pintu kamar tersebut.

"Ki Yong-aah, uhh, lucunyaa~" Dokyeom menekan kedua pipi bocah itu dengan gemas, membuat rasa Ki Yong merasa geli di pipinya dan tertawa sedangkan Dokyeom ikut tertawa karena menurutnya wajah Ki Yong yang pasrah di tekan-tekan begitu sangat lucu.

Mingyu bernafas lega, perlahan ia menjauh lalu memasuki kamarnya dengan perasaan—yg cukup—tenang.








TBC

[✔️] The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang