Kepo

2.2K 316 48
                                    

Mingyu menatap heran ke arah Chan yang tidak pergi ke sekolah dan akhir-akhir ini selalu saja memakai pakaian double size dan juga Dokyeom terus saja mengingatkan adiknya itu untuk meminum obatnya.

Mingyu jadi penasaran, memangnya Chan sakit apa? Kenapa Dokyeom tidak pernah memberitahu? Chan pun bungkam.

Mingyu harus menghubungi seseorang.

Kalian tahu kan? Oh tentu. Minki hyung.


LINE

Kim: hyungiiee ~~

Minki: y?

Minki: najis banget typing lo

Kim: aih galak banget sih

Kim: hyungku yang ganteng ~

Minki: serius ming

Minki: kalo masih gtu, gue block lo

Kim: iya iya, sorry

Kim: mau minta tolong dong hyung

Kim: pls penting

Kim: ini masalah chan ama dokyom

Minki: dokyeom bukan dokyom bego

Kim: yaelah masalah gtu aja baru di waro

Minki: y bd

Minki: emng knp si dokyeom?

Kim: bukan dokyeom aja sih ..

Kim: chan juga

Minki: langsung intinya item

Kim: iya pantat panci baru

Minki: mau gue block apa cerita?

Kim: iya iya nih sabar dong

Minki: y

Kim: dokyeom ama chan akhir2 ini sering bisik2 tetangga. Chan udah gak pernah pergi ke sekolah lagi. Chan juga suka pusing, katanya sih kurang darah tapi gue check dia gapapa cuman kadang suka lemes. Terus juga, chan akhir2 ini suka pake baju over size gtu hyung. Terus dokyeom suka nyeplos nyuruh chan buat minum obatnya. Bego gak sih kalo gue mikir itu anak hamil?

Minki: panjang amat najis

Minki: nih ya, lu tuh jadi orang terlalu peka. Chan gak sekolah, kali aja lagi libur yekan? Nah, terus kali aja kan dia pusing karna maag, terus kan emang lagi nge trend baju gedean atau over size bego! Maklum aja gue, lo kan kampungan mana tau style/fashion jaman sekarang. Iya lu bego saking begonya lu setress ngira anak orang hamil, lah kalo cewek mah wajar, lah ini? Cowok. Sedeng lo ming

Kim: ngatain orang panjang, dianya lebih

Minki: bacot

Kim: berarti gue emang kurang kerjaan banget ya merhatiin mereka

Minki: y

Kim: ih hyung gtu amat

Minki: gw sibuk bege, pergi sono lo!

Minki blocked your id.

Inalillahi :")

"Jadi gue cuman kurang kerjaan doang ya, astaga ... Mingyu, lo kok tolol sih?" jangan heran, Mingyu memang suka sekali bermonolog dengan dirinya sendiri.

Dokyeom lewat sambil menyedot minuman dinginnya, lalu beranjak mendekati Mingyu dan tanpa merasa berdosa menempeleng wajah—tampan—Mingyu dengan tangan kanannya, Mingyu terkejut langsung menatap sengit Dokyeom yang kini tengah tertawa, lebih tepatnya menertawakannya.

"Napa lo? Kek orang gila ngomong sendiri, prihatin nih gue. Kenapa? Ditolak Eunha langsung gila lo? Kesian. Pfft, wkwk!"

Mingyu menatap malas Dokyeom.

"Udah bacot, sok tau lagi." tatapan Mingyu berubah menjadi sinis pada sahabatnya itu.

Dokyeom memegang perutnya sambil mentralkan tawanya, ia mengambil duduk di sebelah Mingyu.

Menaruh gelasnya lalu menepuk pundak Mingyu, "Napa coy? Muka lo beneran kek orang frustasi gegara skripsi di revisi mulu. Cerita sini." Dokyeom tersenyum lebar membuat Mingyu merasa mual.

"Makan apa lo tadi pagi? Obatnya Kiyong? Heh, lo tuh yang kenapa? Beberapa hari ini gue liat murung mulu, marah-marah mulu kek orang pms. Curiga gue, abis putus ma Yuju, lo frustasi terus diem-diem suntik hormon. Ngaku lo!"

Dokyeom langsung memukul kepala Mingyu dengan tangannya hingga Mingyu mengerang kesakitan.

"Gue nggak se-gila itu ya. Lagian, lo pikir Yuju itu siapa ampe gue relain burung gue buat dia? Ha-ha, sorry aja. Gini-gini gue kuat iman. Lagian gue dah gak mikirin lagi tuh, bodo amat."

Mingyu masih mengelus kepalanya yang terasa benar-benar sakit sehabis dipukul oleh Dokyeom.

"Sh, sumpah sakit, Kyeom." keluh Mingyu.

Dokyeom mengangkat sebelah alisnya, "Bo-do."

Mingyu berlagak akan membalas memukul Dokyeom, namun nyalinya menciut saat Dokyeom mengarahkan gelas kacanya ke udara dan siap untuk menumbuk wajah—tampan—Mingyu kapan saja.

Mingyu melengos. Dokyeom pun menurunkan gelasnya, lalu menepuk pundak Mingyu.

"Gausah galau lagi, besok ada acara di sekolah Kiyong dan orang tuanya wajib datang. Lo dateng gih!"

"Hah? Acara apaan? Orang tua? Harus berdua dong."

"Yaudah, bawa si Eunha sana!"

"Gak mungkin dia mau gue ajakin, bego!"

"Yaudah sih ya. Masalah elo!"

"Kyeom, temenin gue ~ "

"Najis, ogah!"

"Kyeom! Ingat! Kiyong anak kita!"

"Amit-amit, jangan ampe gue punya anak ama elo. Najis."

"Jahat banget gue di najisin mulu."

"Tabah aja."

Dokyeom mengambil majalah sport-nya lalu menutupi wajahnya dengan majalah itu.

"Lo tega liat Kiyong sedih, orang tuanya gak dateng?"

Dokyeom berdeham, hatinya terasa aneh. Seperti merasa tidak enak, memikirkan wajah kecewa Kiyong. Aah~ hati Dokyeom tidak tega.

"Yaudah, lo dandan kek cewek besok." ujar Dokyeom sambil membalikan halaman majalahnya dengan santai.

"Hah? Gak salah? Harusnya lo yang dandan kek cewek. Gue dandan jadi hot daddy. Jadi pas!"

Tiba-tiba saja Dokyeom merasa mual dan memuntahkan muntahan imajinasinya ke lantai.

"Najis. Hot daddy apaan? Ckck, nggak waras. Lagian gue ogah jadi cewek, heh! Lo yang butuh kenapa gue yang repot? No no no! Gue nggak mau."

"Gimana kalau kita suit, siapa yg kalah, dia yang bakalan dandan kek cewek!"

"Boleh! Ayo kita suit!"

"Hompimpah alaihum gambreng! Mak Ijah pake baju rombeng!"

"YEEEEEEEEY GUE MENANG! MAMPOS LO! RASAIN JADI CEWEK! WKWK!"

"HUWEEEEE! GAK! ULANG! POKOKNYA ULAANG!"

"OGAH! BYE!"

"MAMAAAH!! TOLONG —piip— !"

Tbc.

Hayo siapa yang harus jadi cewek?

Dokyeom atau Mingyu?

Hmm ( ͡° ͜ʖ ͡°)


[✔️] The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang