Mingyu pulang dengan langkah lunglai, Kiyong dan Seokmin yang tengah bermain di ruang tamu pun menoleh ke arahnya.
"Daddy?"
Seokmin hanya diam. Entah mengapa, ia merasa atmosfer di sekitar Mingyu kini agak gelap, tidak tepat untuk menganggunya.
Mingyu hanya tersenyum seadanya untuk menanggapi panggilan keponakan kesayangannya itu, ia bergegas pergi ke kamarnya lalu menutup pintunya rapat-rapat.
Kiyong menatap kearah ayah gadungannya dengan wajah polos yang menuntut jawaban, ayolah, Seokmin juga tidak tahu apa yang terjadi dengan si hitamnya tuan Kim itu. Karena permintaan buah kiwi di cafe tadi, Seokmin tidak kembali ke depan dengan segera dan saat dia kembali cafe telah dipenuhi orang-orang, tidak ada Mingyu maupun Eunha.
Seokmin tersenyum, "Mungkin daddy kamu lagi capek, banyak tugas kuliah. Nah, Kiyongie sekarang makan malam dulu ya? Ayah sudah nyiapin nasi goreng buat kamu. Ayah mau kebelakang sebentar."
Kiyong hanya mengangguk lalu pergi ke dapur, Seokmin pergi ke kamar Mingyu. Mengetuk pintu berwarna gelap tersebut pelan, "Ming, Mingyu?"
Tidak ada jawaban.
Seokmin mengerutkan dahinya. Sekali lagi dia mengetuk pintu tersebut, tanpa di duga keluar sang oknum yang di cari.
"Sa-"
"Eunha mau nikah sama Jungkook."
Keduanya terdiam. Seokmin bingung mau bilang apa, dia sedih sih cinta yang dikejar-kejar sama Mingyu malah mau nikah sama orang lain. Sedangkan Mingyu masih betah melamun di depan kamarnya.
"Dia bilang pas di cafe tadi, dia ngasih gue surat undangan. Dia juga minta maaf sama gue karena gak bisa balas perasaan gue ke dia."
"Sakit, Seok."
Seokmin memeluk Mingyu, "Cup-cup, udah nangis aja. Nggak papa, itu namanya nggak jodoh, Gyu." menepuk pelan punggung kawan seperjuangannya itu.
Mingyu hanya mengangguk dalam pelukan Seokmin, membalas pelukannya. Tapi, ia tidak menangis, rasanya sangat sesak tapi air matanya enggan keluar. Bisa dibilang, Mingyu berhasil bersikap tegar saat ini.
Mereka berpelukkan cukup lama disana, Seokmin masih betah mengelus punggung Mingyu dan yang di elus pun tidak melepaskan pelukkannya.
"AYAAH, ADA KECOA!"
Seokmin yang tersadar pun langsung mendorong tubuh Mingyu hingga yang di dorong terjengkang kebelakang, Seokmin bergegas ke dapur guna melihat anak gadungannya yang berteriak cukup kencang barusan.
"Dimana?! Dimana kecoanya?" tanya Seokmin yang sudah siap.siaga dengan sendal rumahannya di tangan,
"Itu ... "
Anak itu menunjuk lantai putih gading yang kini tengah tergeletak jasad kecoa gepeng disana.
Seokmin melongo, "Kiyongie tidak sengaja meninjaknya, ayah." dengan wajah sedihnya anak itu mengerucutkan bibirnya.
Seokmin gemas sendiri jadinya. Mingyu datang sambil mengelus pantatnya yang terasa cukup sakit karena terjatuh di dorong Seokmin.
"Mana kecoanya?" tanyanya to the point.
"Udah mati," jawab Seokmin yang lagi ngambil kecoa mati itu dengan tissue lalu membuangnya ke tempat sampah.
Kiyong melihat daddy-nya, "Daddy ... "
Mingyu tersenyum, lalu menggendong keponakan menggemaskannya itu.
"Mama, kangen mama."
"Ayo kita telpon mama kamu, siap-siap pesawat meluncuur~"
Mingyu membawa tubuh Kiyong pergi dengan setengah berlari ke kamarnya.
"Eh, Mingyu awas ya kalo anak.gue jatoh. Gue patahin terong lo!" teriak Seokmin dengan galak. Dan tentu tidak di perdulikan oleh Kim Mingyu.
Seokmin tersenyum, "Yuju apa kabar ya?"
Seokmin menampar pipinya pelan, "Lailah, jadi keinget mantan kan."
"Ah, coba aja dulu gue nggak bego, ck!"
Akhirnya dia malah ngomong sendirian di dapur, kayaknya ... virus suka ngomong sendirinya si Mingyu nular deh karena mereka tadi pelukan cukup lama.
Haiii sorry lama update :"(
Menurut kalian cerita ini gimana sih?
Gaje?
Seru?
Biasa aja?
Jelek abis!
Butuh banget pendapat kalian :") thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] The Baby
FanficGimana kalo Seokmin dan Mingyu harus menjadi orang tua dadakan untuk bocah berumur lima tahun yang dititipkan kakaknya Mingyu ke apartement mereka dan udah hampir satu minggu nggak balik-balik buat jemput anaknya. "Dia lulus tk besok, lo harus danda...