Seokmin memberikan segelas teh hangat pada Mingyu yang kini tengah menatap kosong ke arah TV.
Mingyu tersenyum dan menyambut gelas tersebut, melirik sahabatnya yang kini mendudukkan bokongnya di samping Mingyu.
"Ngelamunin apa lo? Biasanya kan lo ngomong sendiri, nggak diam kayak gini," tegur Seokmin sambil meniup pelan tehnya.
Mingyu berdecak malas, "Kayak lo nggak tahu aja,"
"Eunha?" tebak Seokmin.
Mingyu mengangguk,
Seokmin terkekeh, "Yha ... Seenggaknya lo lebih waras lah, ngelamunin doang nggak kayak gue dulu."
Mingyu langsung ketawa dan naruh gelasnya di atas meja yang ada di depan mereka.
"Lo tau nggak? Muka lo udah absurd banget waktu itu, mana gue dikira Yuju lagi hadehhh ..."
Darah Seokmin berkumpul memenuhi pipi dan juga telinganya menyebabkan perubahan warna pada wajah tampannya.
"Sialan! Gue desperated banget waktu itu. Gue pikir gue sama Yuju bakalan nikah, karena itu gue setengah mampus nahan diri buat nggak nidurin dia, ampw cium aja gue rasanya takut banget khilaf,"
"Yhaa, seenggaknya lo kan pernah memiliki. Lha, gue?"
"Nggak ada harapan," ucap Seokmin dengan sadisnya.
Mereka bedua pun tertawa bersama.
Seokmin menghela nafasnya,
"Gue jadi kepikiran sama si Chan."
Mingyu menatap kearah Seokmin,
" ... Itu anak kok bisa-bisanya coba hamil? Gue pusing setengah mampus mikirnya. Nah, gimana juga coba itu lubang punya dua saluran gitu, hah? Lagian si Chan juga mau maunya di sodok, goblok emang. Harusnya dia yang nyodok," kesal Seokmin.
"Lo tuh ya kalo udah ngebacot emang yang paling panjang ama super lama, mana isinya ngatain orang doang lagi, kayak emak gue persis." komentar Mingyu yang dihadiahi pukulan sayang dari Seokmin.
"Diem lo!"
Hening di antara mereka, teh yang tadinya masih mengeluarkan asap tipis pun sudah terasa dingin.
"Seok, kita minum yuk." ajak Mingyu,
"Gila lo ya? Si Kiyong gimana, kalo lo mau minum, minum aja sana gue nggak." tolak Seokmin, dalam lubuk hatinya yang paling dalam pemuda Lee itu hanya khawatir, ia bukan peminum yang baik, takutnya ... Ia akan melakukan hal yang bodoh dan berakibat fatal untuk dirinya sendiri.
Mingyu berdecak kesal.
"Yaudah, gue keluar dulu,"
Mingyu pun langsung pergi keluar setelah mengambil jaket tebalnya.
Seokmin hanya menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
Sebelum pergi tidur, Seokmin menilik ke arah kamar Mingyu yang kini tengah digunakan oleh Kiyong untuk beristirahat.
"Udah tidur," bisiknya.
Menghela nafas, Seokmin pun langsung menuju kamarnya untuk tidur.
Seokmin mengumpat dan mengutuk siapa saja yang dengan kurang ajarnya bertamu pada subuh hari begini.
"Siapa lagi ini bangsat yang namu jam segini," maki Seokmin yang berjalan sempoyongan ke arah pintu, maklum ia baru saja bangun dari tidurnya yang hanya berdurasi dua jam.
Membuka pintu dengan kasar, Seokmin langsung ternganga dengan wajah penuh liur dan juga kotoran mata yang kering di depan seorang wanita yang berpakaian super minim dan sialnya berwajah cantik yang kini tengah membopong sahabatnya, Kim Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] The Baby
ФанфикGimana kalo Seokmin dan Mingyu harus menjadi orang tua dadakan untuk bocah berumur lima tahun yang dititipkan kakaknya Mingyu ke apartement mereka dan udah hampir satu minggu nggak balik-balik buat jemput anaknya. "Dia lulus tk besok, lo harus danda...