Kaget

2.3K 329 14
                                    

"Bego! Kenapa lo apus make up nya?!"

Mingyu yang merasa kepanasan mulai mengusap-usap wajahnya dengan tissue basah dan tanpa sadar perbuatannya itu dapat menghapus make up-nya.

"Lah? Sorry ... Gue nggak sadar, beneran dah! Lagian ini gatel terus panas juga!" keluh Mingyu dan langsung ditatap sinis oleh Seokmin.

"Aduuh ... Mingyu! Lo nyebelin banget siiih!" Irene memukuli badan Mingyu dengan gemasnya.

Saat Seokmin puas tertawa dan Mingyu masih dipukuli oleh Irene, telepon genggam milik Irene tiba-tiba saja berdering.

Dengan sangat terpaksa Irene berhenti menyiksa Mingyu dan langsung mengangkat teleponnya.

Setelah berbincang sebentar di telpon, Irene tiba-tiba saja panik dan langsung membereskan barang-barangnya.

"Gue udah di cariin Mino, lo berdua gue udah dandanin ya. Seokmin! Saran gue lo yang jadi mamahnya Kiyong, soalnya make up lu udah fix banget dan tadi udah gue bikin natural kan? Oke. Sekarang tinggal terserah kalian mau yes atau no. Tapi kalo aku sih yes ya. Oke sip. Gue pergi dulu!"

Setelah berbicara panjang kali lebar, Irene langsung buru-buru menyeret tasnya keluar.

"OIYA JAN LUPA BAYARAN GUE!"

Dan Irene benar-benar pergi.

Seokmin merenung sedangkan Mingyu tersenyum penuh kemenangan.

"Oho, nyonya Kim. Ayo bantuin tuan Kim untuk membersihkan sisa make upnya." dengan unsur kesengajaan Mingyu memberikan kapas dan sebotol penuh pembersih make up pada Seokmin yang tengan menatapnya dengan kesal.

Seokmin menoyor kepala Mingyu dengan kejam, "Nih, makan tangan gue Kim bangke!"

Mingyu pun tertawa puas di sofanya sambil menunjuk wajah kesal Seokmin.

Seokmin pergi memasuki kamarnya, untuk memakai gaun yang telah mereka beli dan mempersiapkan dirinya.

Seokmin menghela nafas, "Apes .. Apes ... "

≧ω≦≧ω≦≧ω≦

Mingyu mematikan mesin mobilnya sesaat setelah mereka sampai di depan gedung sekolah Kiyong dan dengan sembarangan memarkirkan mobilnya.

Chan menolak ikut dengan mereka. Alasannya cukup simple, ia tak ingin merasa malu.

"Bagus. Kita kepagian banget." sindir Seokmin dan tak di gubris oleh Mingyu yang sudah terburu-buru menggotong Kiyong digendongannya untuk memasuki gedung.

Mereka sudah benar-benar terlambat.

Seokmin yang merasa keki pun ikut memasuki gedung sambil menghentak-hentakkan kakinya. Tak lupa ia membenarkan gaun dan riasannya lalu berlari kecil mengikuti Mingyu.

Pintu ruangan terbuka lebar dan semua tatapan mata menuju ke arah orang yang telah membuka pintu dan membiarkan cahaya matahari memasuki ruangan.

Mingyu—orang yang baru saja membuka pintu— sedang menggendong Kiyong hanya tersenyum kaku, di susul oleh Seokmin yang langsung tersenyum konyol karena mereka menjadi bahan sorotan ibu-ibu.

Dengan perlahan mereka berjalan menuju kursi yang telah di sediakan untuk mereka dan sialnya tempat itu berada persis di paling depan.

Entah imajinasi siapa, mereka berasa sedang menuju altar dan orang-orang yang melihat ke arah mereka seakan takjub melihat kedua mempelai yang sedang menggendong seorang malaikat kecil ditangannya, bunga bunga bertaburan mengiringi mereka.

Seokmin menarik baju Mingyu dan membuat Mingyu menggelengkan kepalanya beberapa kali, Kiyong menatap Mingyu dengan wajah polosnya.

"Kelewatan bego! Ini kursinya!" Seokmin mendesis lalu menduduki kursinya dengan gerakan pelan.

"Daddy nggak papa?" tanya Kiyong setelah ia duduk diantara orangtua gadungannya.

Mingyu tersenyum kecil dan hanya mengangguk.

Gila! Khayalan tingkat apa tadi? Njir ..

Tanpa sadar, Mingyu memukuli jidatnya sendiri. Seokmin yang merasa ada sesuatu yang janggal dari Mingyu langsung menyolek pundak Mingyu. Mingyu menoleh ke arahnya.

"Kenapa lo?" tanya Seokmin dengan nada berbisik, Mingyu mengerutkan dahinya dan meminta Seokmim untuk mengulang pertanyaannya.

Seokmin pun mengulang pertanyaannya, karena lagu yang sedang di putar oleh pihak sekolah benar-benar nyaring di telinga mereka dan Kim Mingyu masih tak dapat menangkap apa yang ditanyakan oleh Seokmin.

Seokmin yang merasa gemas pun mencubit pinggang Mingyu, membuat yang di cubit terkejut dan langsung menatap nyalang ke arah Seokmin. Namun, Seokmin dengan tanpa merasa bersalah membuang mukanya ke depan, ke arah panggung.

Mingyu menunduk sambil menggerutu.

"Wah! Kakak cantik!" pekik Kiyong sembari melompat-lompat kecil dikursinya dan Mingyu nampak tak peduli dengan semua itu. Yang terpenting sekarang, ia bisa cepat pulang. Karena ia baru saja teringat, bahwa ia mempunyai janji dengan seniornya hari ini.

Seokmin menikmati semua acara yang di suguhkan oleh pihak sekolah dan yang satu ini membuat Seokmin melotot ketika tahu siapa yang berada di atas panggung saat ini. Dengan sadis, Seokmin memukul pundak Mingyu yang membuat Mingyu emosi dan langsung melotot ke arah Seokmin.

Seokmin memberikan kode dengan melirik-lirikkan matanya ke arah panggung, membuat Mingyu mengerutkan dahinya dan langsung melihat ke arah panggung.

Saat itu, Kim Mingyu menahan nafasnya.

Jung Eun Ha, sedang tersenyum manis sambil menyanyi dan menari bersama beberapa anak kecil di sana.

"Hancur udah."

≧ω≦≧ω≦≧ω≦

Bel apartement meneriaki Chan berkali-kali, awalnya Chan terlalu malas untuk menerima tamu tersebut dan berniat membiarkannya pergi dengan sendirinya.

Kenyatannya si tamu tersebut benar-benar gigih dan terus saja memencet tombol belnya, jujur saja Chan menjadi keki sendiri dibuatnya.

Dengan langkah gontai ia membuka pintu.

Dengan nada malas Chan berbicara, "Maaf yang punya rumah lagi ... "

Chan menahan nafasnya.

"Oh? Adeknya Mingyu ya? Eh, gue katingnya di kampus, hari ini kita ada janji. Mingyunya ada kan ye?"

Chan menatap wajah sang tamu dan membuat si tamu mengerutkan dahinya, heran.

"Lo lupa ama gue?"

"Hah?"


TBC

Vote gak ampe 50+ gak update. Ohohohoho /tawa jahat.g
Dan maaf banget bahasa acak adul wkwk

Muah≥3≤

[✔️] The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang