Seokmin ngedumel sambil berjalan menuju kamar Mingyu, dibukanya pintu kayu berwarna hitam tersebut.
Seokmin menyembulkan kepalanya di celah pintu yang ia buka, "Woi! Cep- Wadaw!"
Buru-buru Seokmin menutup pintu kamar Mingyu, pipinya memerah setelah tanpa sengaja melihat kemaluan Mingyu barusan.
Sementara itu Mingyu buru-buru mengikat handuk pada pinggangnya untuk menutupi burung kesayanganya, lalu keluar dari kamarnya dan melihat Seokmin yang tengah memukuli pipinya sendiri, "Lain kali kalau masuk kamar gue ketuk dulu, baru masuk."
Mingyu langsung jalan ke arah kamar mandi, meninggalkan Seokmin yang sedang mengomeli dirinya sendiri.
"Mamah, Seokku gamau jadi homo, hiks."
++++
Malam sudah larut, malam ini Kiyong tidur bersama Mingyu atas permintaan bocah itu sendiri dan mau tidak mau Mingyu harus meng-iyakan permintaan keponakannya tersebut.
Seokmin bersorak dalam hati, ia bahkan menciumi pipi Kiyong sejak tadi karena anak itu benar-benar membuat malamnya akan terasa sangat berharga.
Percayalah, pas kemarin-kemarin Kiyong tidur sama Seokmin, permintaan Kiyong banyak sekali. Dari minta temani buang air kecil hingga menangis tersedu-sedu ditengah tidur indahnya yang membuat Seokmin harus terjaga di tengah malam untuk sekedar menenangkannya.
Seokmin telah mengarungi dunia mimpi saat ketukan brutal pada pintu kamarnya terdengar sangat tidak berperike-pintuan sama sekali di telinga Seokmin, membuatnya secara mau tidak mau harus membukakan pintu untuk si tamu kurang kerjaan yang mengetuk pintu kamarnya.
Dengan muka bantalnya Seokmin membukakan pintu, "Ap-"
"Huwaaaaaaaa!"
Seokmin menatap datar wajah frustasi Mingyu dan wajah basah penuh air mata Kiyong.
"Seok, anak lo nih dari tadi nangis mulu gue kasih susu nggak mau, gur kasih air juga nggak mau. Ditanya mau pipis apa enggak dia malah tambah nangis, pusing gue Seok!" omel Mingyu sambil menjambak rambut hitamnya dengan gemas.
Seokmin menghela nafas lalu menggendong Kiyong dan memeluknya, menepuk punggungnya pelan, menimangnya dengan lembut.
Mingyu menatap tak percaya pada keponakkannya tersebut, Seokmin menghapus jejak air mata Kiyong sesaat setelah pemuda itu membaringkan Kiyong di kasurnya. Setelah itu Seokmin keluar dari kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan gerakan super duper pelan.
Mingyu menganga melihat kejadian yang baru saja ia lihat, mata dan ekspresi wajahnya seperti tidak percaya dengan apa yang telah terjadi.
Seokmin memukul pelan pipi Mingyu, "Gue numpang tidur, ye?"
Lalu dengan seenak hatinya, Seokmin memasuki kamar Mingyu.
Mingyu mengerjap lalu berteriak, "Wei! Tapi kan-"
Sebelum kalimat Mingyu selesai, Seokmin telah menyambarnya dengan bisikan berunsur ancamannya.
"Sst! Bisa diem nggak? Kiyong bisa bangun kalo lu teriak-teriak kayak di hutan gitu! Cepetan tidur, besok lu nguli kan?"
Seokmin pun menarik tangan Mingyu yang masih nge-blank dan menuruti semua apa yang di suruh oleh Seokmin.
Jadilah mereka tidur berdua dengan Mingyu yang terus saja tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.
Seokmin dengan kalemnya menidurkan Kiyong yang super rewel dalam sekejap sedangkan ia? Jangankan diam, Kiyong bahkan memperkeras suara tangisannya.
Mingyu menatap wajah Seokmin yang tengah tidur, "Pake jurus apa lu? Ilmu apa yang lu punya?"
Abaikan Mingyu dengan pikiran bodohnya dan selamat tidur semuanya.
Tbc
Hbd wujiiiiiiiui semoga jadi tinggi ya .yyyy
Semua yg terbaik untuk uri wujii, kiyowonya cancie:(Btw
Sumpah gue pikir tadi ini tuh jungkook, eh ternyata si seokmin u..uOiya, wdyt about this book, guys?
Jangan lupa vomment-nya, thanksss💞💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] The Baby
FanfictionGimana kalo Seokmin dan Mingyu harus menjadi orang tua dadakan untuk bocah berumur lima tahun yang dititipkan kakaknya Mingyu ke apartement mereka dan udah hampir satu minggu nggak balik-balik buat jemput anaknya. "Dia lulus tk besok, lo harus danda...