Dokyeom terbangun tepat pukul lima pagi dan ia terkejut mendapati seorang bocah laki-laki tengah tertidur sambil memeluk lengannya.
"Beruntung lo, dek, jadi orang pertama yang tidur bareng gue. Yeilah, Yuju ae nggak pernah."
Secara perlahan, Dokyeom membangungkan Ki Yong dari tidur nyenyaknya.
"Yong, Ki Yong. Bangun woi, dah pagi ni, berangkat ke sekolah. Ayoo!" Dokyeom menggoyang-goyangkan badan anak itu sambil berharap ia akan bangun.
Namun respon yang di berikan hanyalah, lenguhan dan pergerakan kecil, lalu ia kembali tidur lagi.
Dokyeom pun menciumi pipi Ki Yong dengan gemas.
"Hm, bangun nggak. Hm, Ki Yong~ Banguun!"
Karena merasa pipinya telah di nodai oleh paman-paman berwajah mirip kuda, Ki Yong terbangun dengan wajah cemberut.
"Ayah, kenapa mencium Ki Yongie?" keluhnya sambil menggosok-gosokan tangannya pada kedua pipi tembamnya.
Dokyeom jadi gemas sendiri, pasalnya anak yang di hadapannya ini sangat manis.
"Gue nggak tega buat marahin lo." sungut Dokyeom.
"Kamu hari ini sekolah, 'kan? Ayo mandi, terus sarapan dan kita berangkat. Nanti siang mamah kamu bakalan jemput pasti." ujar Dokyeom dengan wajah ceria.
Ki Yong memiringkan kepalanya, "Tapi kata mamah, Ki Yongie akan tetap tinggal di sini satu bulan."
Senyuman cerah Dokyeom perlahan-lahan sirna.
"Apa?" cicitnya.
"Kata mamah, Ki Yongie akan disini sampai mamah kembali dari Jepang dan itu satu bulan lamanya."
Dokyeom langsung tersenyum pada Ki Yong, "Baiklah, ayo, Ki Yongie pergi mandi dulu, ayah mau membangunkan ba- ah, daddy maksudnya."
Ki Yong pun mengangguk lucu lalu menuju kamar mandi.
Sementara itu, Dokyeom telah melesat ke dalam kamar yang berada di seberang kamarnya.
×××
"KIM MINGYU!"
"Allahu akbar!"
Mingyu terbangun secara tiba-tiba dan ia melihat Dokyeom, membuat hatinya kesal saja.
"Mingyu bangun nggak lo!" Dokyeom menerjang tubuh Mingyu, mendudukinya dan mengguncang tubuh itu dengan gerakan bar-bar.
"Woi! Pusing anjir! Apaan sih?!" Mingyu menahan kedua lengan Dokyeom yang mengguncang tubuhnya, jujur saja ia merasa mual sekarang akibat guncangan tadi.
"Kenapa lo nggak bilang kalo noona lo itu nitipin anaknya di sini selama satu bulan?" tanya Seokmin setengah menjerit, ia bisa gila sekarang.
"Gue ... Bisa jelasin ini semua."
"Nggak butuh!"
Seokmin pun beranjak dari tubuh Mingyu dan langsung keluar kamar pemuda bergigi taring dan berkulit gelap tadi.
Mingyu mengusak rambutnya gusar dan langsung bangkit untuk mandi.
×××
Mereka sedang sarapan dan suasana hening mencekam terjadi. Dimana Seokmin memakan sarapannya sambil menatap tajam ke arah Mingyu dan Mingyu yang menunduk pilu sambil mengunyah makanannya.
Oh, tak lupa seorang anak laki-laki berpipi gembil yang tengah menatap heran ke arah keduanya, dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Tapi, yang ia tahu, saat ini orang gua gadungannya itu baru saja bertengkar.
"Ki-Kiyong mau kiwi, ayah." cicit anak itu sambil menatap polos ke arah Seokmin yang kini tengah balas menatapnya.
Mingyu sontak berdiri, "Kiyongie, minta kiwi ya? Sama daddy aja ya?"
Seokmin ikut berdiri, "Nggak perlu, biar gue aja." ujar Seokmin yang langsung melesat mengambil kiwi di dalam lemari.es di belakangnya.
Perlahan, Mingyu menyeret tubuhnya untuk kembali duduk di kursinya.
"Daddy sedang dimarahi ya?" tanya Kiyong pelan, ia berbisik pada Mingyu.
Mingyu menahan tawanya, "Enggak kok, cuman, yeah. Ayah kamu lagi badmood." lalu ia mengusak rambut anak kecil itu dan menyuruhnya untuk cepat-cepat menghabiskan sarapannya.
Hingga akhirnya Seokmin kembali dengan satu piring penuh potongan kiwi.
"Ini buat Kiyongie~" ujarnya sambil menyodorkan piring penuh muatan itu pada bocah di hadapannya.
Mingyu kembali menundukkan kepalanya, masih tak berani menatap lurus ke arah Seokmin.
Mata Kiyong berbinar-binar, ibunya tidak pernah memberikan kiwi sebanyak itu padanya. Lagi pula, kiwi adalah buah kesukaan Kiyong sendiri. Selesai sarapan bocah itu langsung memakan lahap buah kiwinya.
Sementara Ki Yong sedang asyik menikmati kiwinya, Seokmin menatap tajam ke arah Mingyu lagi.
"Kalo udah jam pulang sekolah, Ki Yong langsung di jemput. Kalo perlu setengah jam sebelum dia pulang, lo udah di sana nungguin dia. Sekarang lagi marak penculikan anak-anak, apalagi usia se-Ki Yong itu udah sasaran paling empuk buat mereka. Bla bla bla ... "
Seokmin terus saja mengoceh tentang tindak kriminalitas pada anak di bawah umur, sejak mereka selesai sarapan, sampai saat akan berangkat.
Mingyu lama-lama jengah, ia pun lantas mencubit bibir Seokmin dengan kejamnya.
"Sakit goblok!" umpatnya sambil mengelus pelan bibirnya yang telah di cubit tangan tidak bertanggung jawab milik Mingyu.
"Cerewet lu ngalahin emak gue! Dah ah, yuk Ki Yong, kita berangkat."
Selepas berpamitan pada Dokyeom, Ki Yong melambaikan tangannya pada pria berparas tampan itu dan di balas lambaian perpisahan dari Seokmin.
Lambaian itu pun perlahan-lahan turun dan menjadi sebuah kepalan tangan.
"Gak tega gue."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] The Baby
FanfictionGimana kalo Seokmin dan Mingyu harus menjadi orang tua dadakan untuk bocah berumur lima tahun yang dititipkan kakaknya Mingyu ke apartement mereka dan udah hampir satu minggu nggak balik-balik buat jemput anaknya. "Dia lulus tk besok, lo harus danda...