O

2.1K 305 16
                                    

Seokmin bangun setelah alarm pukul lima pagi milik Mingyu berdering dengan nyaringnya, dengan kesal Seokmin terpaksa menghentikan suara gaduh tersebut.

Setelah mematikan alarm, Seokmin lantas mengguncang tubuh Mingyu dengan kencang.

"Ming, bangun Ming ... Senin nih, katanya ada presentas- astaghfirullah! Heh! Kaget anjir!" Seokmin memukul dada Mingyu dengan kesal, pasalnya teman satu kamarnya itu langsung bangkit dari tidurnya tanpa berkata apa-apa, maka kalimat celaan pun di dapat Mingyu dari Seokmin di pagi hari ini.

Setelah membalas Seokmin dengan beberapa kalimat mencela dan saling pukul dengan Seokmin, akhirnya Mingyu benar-benar meninggalkan kamarnya untuk pergi mandi.

Seokmin yang teringat Kiyong pun langsung bergegas untuk membangunkan bocah menggemaskan tersebut. Kiyong harus pergi sekolah hari ini.

Namun, sebelum Seokmin pergi membangunkan Kiyong, ia mendatangi Mingyu di kamar mandi terlebih dahulu.

"Ming?" teriak Seokmin di depan kamar mandi.

Dibalas dehaman keras oleh Mingyu dari dalam kamar mandi,

"Lu yang masak ya pagi ini, oke? Sip!"

Lalu Seokmin pun berjalan dengan santai ke kamarnya yang tengah di tiduri oleh Kiyong. Sementara Mingyu sedang asyik mengumpat di dalam kamar mandi.

"Seenaknya aja, dasar kuda!"

***

Kiyong tengah memasang dasi kupu-kupu berwarna biru miliknya saat Seokmin baru saja memasuki kamarnya.

Seokmin menghampirinya, "Wah, dari kapan Kiyong sudah bisa bangun dan pakai baju sendiri?" tanya Seokmin sambil membenarkan letak kerah baju Kiyong yang nampak belum rapi.

Kiyong tersenyum lebar dan langsung memeluk ayah gadungannya tersebut dengan erat, "Kiyong sangat senang, ayah!"

Seokmin membalas pelukan itu dan langsung membawa Kiyong dalam gendongannya,

"Hm? Senang sekali ya? Ada apa memangnya?" tanya Seokmin yang sekarang tengah berjalan keluar kamar menuju dapur.

"Iya, kakak cantik hari ini akan datang ke sekolah dan dia berjanji akan mengajarkan Kiyong cara menari dan bernyanyi ayah!" ujar Kiyong yang bergerak denga bahagianya di dalam pelukan Seokmin.

Seokmin menatap nakal ke arah Kiyong, "Ey, bocah ini udah tahu yang mana yang cantik dan tidak, ya? Aigoo~"

Kiyong mengerucutkan bibir pinknya yang mungil dan berkilah, "Bukan karena dia cantik, ayah ... Tapi karena Kiyong senang menari sambil bernyanyi,"

Seokmin tertawa, "Oke, oke, ayah percaya. Karena hari ini Kiyong akan bernyanyi sambil menari, maka Kiyong harus makan yang banyak!"

Kiyong bersorak 'kiwi' dengan lantang, membuat Seokmin mencubit pipi tembam Kiyong dengan gemas, sementara sang empu pipi hanya mengerucutkan bibirnya untuk yang kesekian kalinya.

Aih gemas, batin Seokmin.

Mingyu datang dengan wajah kesalnya, melihat kedua orang yang telah menganggu tidur nyenyak dan pagi santainya sedang bercanda membuat Mingyu menjadi sebal.

Seokmin melihat Mingyu yang berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya di lantai, Seokmin bersuara, "Kenapa lo? Pms?"

Mingyu akan memiting Seokmin andai saja tidak ada Kiyong di sana.

Mingyu memilih diam dan bergegas menyiapkan masakannya.

Seokmin tengah menyiapkan Kiyong susu vanila dan beberapa potong kiwi untuk anak itu dan tak lupa ia membuka beberapa anggur untuk adiknya yang entah mengapa tak kunjung bangun sejak tadi.

Sup ayam dan nasi hangat adalah menu sederhana yang 'wow' dimata Kiyong dan Seokmin. Pasalnya, setiap pagi mereka hanya menyantap nasi goreng kimchi buatan Seokmin. Jujur saja, Seokmin bosan melihat makanan itu setiap hari, ia juga merasa nasi goreng tidak baik untuk di konsumsi setiap hari oleh Kiyong.

Karna itulah ia menyuruh—memaksa—Mingyu yang memasakkan mereka sarapan hari ini.

Karena Mingyu adalah koki terbaik yang pernah Seokmin kenal.

"Kenapa nggak dari dulu-dulu aja elu yang masak?" beo Seokmin sambil menyiapkan nasi untuk Kiyong dan membiarkan anak itu memakan sarapannya sendiri.

Mingyu menatap kesal Seokmin, "Yang ngebet pengen masak tiap pagi siapa? Terus siapa juga yang tiba-tiba nyuruh orang masak pagi-pagi tanpa persiapan? Untung ada bahannya di kulkas, lah kalo nggak ada?"

Seokmin yang teringat perkataannya waktu itu pun langsung memanyunkan bibirnya, "Ya maaf, gue kan lupa. Gausah gitu juga kali mukanya, nyebelin." sungutnya lalu dengan satu suapan besar nasi masuk ke dalam mulutnya.

Mingyu mencibir lalu memakan sarapannya, mereka bertiga pun sarapan dengan tenang.

***

Chan tengah menerawang langit-langit kamarnya. Ia merasa hari ini sangat menyebalkan. Ia benci perasaannya hari ini.

"Uhh" dengan kesal ia menyeka air matanya.

Chan menangis sendirian. Ia teringat seseorang yang melakukan ini padanya. Ia tak membenci orang itu, ia hanya kesal karena orang tersebut tak mengingatnya sama sekali.

Karena itulah Chan tak berani mengatakan pada kakaknya, siapa yang telah menghamilinya. Karena ia tidak ingin rasa sakit itu terulang lagi.

Karena tidak dianggap itu lebih menyakitkan ketimbang kau ditolak oleh seseorang.

Tbc

Gue pingin bikin konflik antara Mingyu sama Seokmin,enaknya diapain ya hm?

Hehe

Btw sorry kalau ceritanya gaje:(
Thanks udah baca
Lapyuh💋

[✔️] The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang