Acara kelulusan Kiyong berjalan dengan lancar, tanpa ada yang curiga maupun Eunha tahu bahwa mereka ada di sana dan tengah menyamar sebagai orang tua gadungan untuk seorang bocah bernama Kiyong.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Seokmin melepas paksa wig yang ia kenakan sebelumnya membuat beberapa helai rambut palsu berwarna hitam tersebut rontok dan bertebaran dimana-mana.
Mingyu menggerutu dan tak dihiraukan sama sekali oleh Seokmin yang tengah asyik melepas seluruh rambut-rambut palsu yang di pasangkan Irene padanya.
Heol, bulu mata pun ada yang palsu. Setahu Seokmin, teman palsu yang banyak dimuka bumi ini dan ia baru saja mengetahui bahwa bulu mata wanita pun ada yang palsu.
Entah ini Seokmin yang terlalu polos atau memang Seokmin bodoh, yang jelas bulu mata palsu yang tadinya menempel pada kelopak matanya kini telah berpindah tempat, menempel di dashboard mobil milik Mingyu dan tentu saja itu membuat sang empu mobil mengomel tidak terima.
"Seok, itu apaan anjir buang, heh!"
Bukan Seokmin kalau ia menuruti perkataan Mingyu, dia malah asyik menghiasi mobil Mingyu dengan tissue bekas. Mau tak mau Mingyu hanya menahan amarah, karena bocah polos yang duduk di jok belakang tengah tertidur pulas.
Tiga puluh menit perjalanan pulang, akhirnya keluarga gadungan itu kembali ke habitat mereka. Dengan Seokmin yang berjalan sambil menenteng semua peralatan wanitanya dan Mingyu yang menggendong Kiyong.
Dengan tergesa-gesa Mingyu membawa Kiyong memasuki apartemen mereka dan tentu saja dengan melewati Seokmin terlebih dahulu, tak lupa Mingyu pun menyenggol tubuh Seokmin dengan berat badannya, membuat Seokmin limbung, nyaris terjatuh.
Mingyu benar-benar cari mati rupanya. Jika saja Kiyong tidak berada dalam gendongan Mingyu, sudah dapat dipastikan bahwa Mingyu akan segera menyelenggarakan hari pemakamannya saat itu juga.
Mingyu langsung memasuki apartemen mereka dan mendapati seniornya tengah asyik meminum teh hangatnya.
"Hyung?!"
Puah!
Chan menutup mulutnya, sesaat setelah sang senior tadi memuncratkan tehnya, karena kaget.
Sang senior dengan gemas menoleh ke arah suara si jangkung kampus itu.
"Apa sih? Ganggu orang lagi nge-teh aja!" sembur sang senior yang diketahui bernama sepuluh lewat sepuluh.
"Soonyoung hyung! Ayo buruan, kita kan mau ngadain konser amal!"
Dengan kurang ajarnya Mingyu memberikan Kiyong pada Chan yang tengah melongo, menyaksikan acara senior-junior versi si jangkung dan si sipit di depannya.
"Lu aja telat, napa tetiba gue yang mau lu semprot? Btw, yang ketua BEM itu siapa? Gue apa lu?!"
Mingyu hanya tersenyum kecut dan langsung pamit untuk mengganti pakaiannya.
Seokmin masuk ke dalam rumah dengan bekas make up yang benar-benar telah merubah wajahnya nampak seperti zombie.
Soonyoung yang baru saja akan meminum tehnya, sekali lagi harus memuncratkannya keluar.
Chan hanya terkikik geli melihat ekspresi kesal kakaknya dan wajah lebay kelebihan spot jantung milik Soonyoung.
Tak lama setelah Seokmin menghentakkan kakinya dan berlalu pergi, Soonyoung membisikkan sesuatu pada Chan.
"Yang punya rumah, mantan pasien RSJ semua ye?"
Dan langsung di-iyakan oleh Chan.
Soonyoung pun mengganguk paham.
Oh pantes ...
Tbc
Sorry banget, gue lama gak update. Sibuk ngurus masuk kuliah dulu heuheu.
Makasih ya buat vote-nya, padahal gue cuman iseng doang wkwk
Coba deh ampe 65 kalo bisa heuuuuu
Makasih muah ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] The Baby
FanfictionGimana kalo Seokmin dan Mingyu harus menjadi orang tua dadakan untuk bocah berumur lima tahun yang dititipkan kakaknya Mingyu ke apartement mereka dan udah hampir satu minggu nggak balik-balik buat jemput anaknya. "Dia lulus tk besok, lo harus danda...