"Bagaimana filmnya? Bagus?" Tanya Kongpob ketika mereka berdua sedang berada di eskalator Mall untuk menuju ke lantai bawah.
Arthit hanya tersenyum sekenanya, "Hm, bagus." Ucapnya singkat. Sejujurnya, sepanjang film tadi, dia tidak bisa konsentrasi menoton. Bagaimana mau konsentrasi? Selama 2 jam durasi film itu, dia harus menahan perasaannya ketika melihat Kongpob duduk bersebelahan dengan May di bioskop. Mereka berdua juga nampaknya sangat nyambung ketika membicarakan tentang film yang sedang mereka tonton. Kongpob hanya sekali-sekali saja menoleh pada Arthit, untuk memastikan apakah Arthit tertidur atau tidak.
Sedangkan Kongpob sendiri sebenarnya sudah merasakan atmosfer tidak enak di antara mereka sejak mereka masuk ke bioskop tadi. Kongpob sudah berkali-kali menanyakannya pada Arthit tentang apa yang terjadi, namun Arthit hanya menjawabnya dengan gelengan kepala dan meyakinkan Kongpob bahwa semuanya baik-baik saja.
"Kau lapar? Disitu ada restoran yang enak sekali. Kau mau mencobanya?" Tanya Kongpob sambil menunjuk satu sudut. Sangat terlihat bahwa Kongpob masih berusaha membuat suasana di antara mereka menjadi lebih baik. Namun lagi-lagi, tawarannya itu di tolak oleh Arthit.
"Aku mau pulang saja. Aku... mengantuk." Kata Arthit lagi.
"Euh, kalau begitu... kau bisa menginap saja di apartemenku. Kalau kau menyetir sendiri sampai rumahmu dalam keadaan mengantuk, akan sangat berbahaya."
"Emm... tidak bisa Kongpob. Aku.. harus melakukan sesuatu di rumah."
Kongpob menghela nafasnya, "Kau... menghindariku ya?" Tanya Kongpob.
Arthit tertegun sebentar. Tidak menyangka bahwa pria ini merasa juga jika Arthit mencoba menghindarinya dari tadi. Pandangannya menatap lurus ke arah mata Kongpob. Sedikit timbul rasa bersalah di hati Arthit, namun perasaannya kali ini masih sangat tak menentu.
"Kau ini bicara apa Kongpob? Aku tidak menghindarimu." Ucap Arthit berbohong.
"Sebenarnya ada apa? Katakan saja padaku. Kalau kau tidak mengatakannya padaku, aku kan jadi bingung. Atau... apa benar filmnya sangat membosankan dan kau menyesal aku mengajakmu menonton?"
Arthit menggeleng, "Tidak, filmnya bagus."
"Lalu kau kenapa?"
"Kongpob, ayo kita pulang saja. Aku sudah sangat lelah." Kata Arthit sambil kembali berjalan mendahului Kongpob yang masih mematung di tempatnya.
Kongpob akhirnya juga mengikuti langkah Arthit dan berjalan berdampingan menuju parkiran mobil.
Mereka berdua berkendara menuju ke Apartemen Kongpob. Awalnya Kongpob memaksa agar dia saja yang menyetir mobilnya, namun ide itu di tolak mentah-mentah oleh Arthit. Arthit takut, jika Kongpob yang menyetir, mereka akan berakhir dengan tidur seranjang lagi malam ini. Dan Arthit sedang tidak dalam mood untuk melakukan itu sekarang.
"Kau tidak mau turun? Ini sudah sampai apartemenmu." Kata Arthit, ketika mereka berdua sudah sampai di depan gedung apartemen Kongpob. Namun Kongpob masih terdiam di kursinya dengan matanya yang menatap tepat pada Arthit yang dari tadi tidak membalas pandangannya.
"Arthit kau marah padaku?"
"Tidak." Jawabnya cepat.
"Apakah ada sikapku yang membuatmu tidak nyaman?"
"Turunlah Kongpob. Kau sudah sampai apartemenmu."
"Arthit!"
"Aku tidak ingin membicarakannya, Oke?" Ucap Arthit sedikit membentak. "Aku tidak ingin membicarakannya dulu. Turunlah!"
Kongpob menghela nafasnya pelan. Dengan terpaksa, Kongpob membuka seatbeltnya dan turun dari mobil.
"Selamat malam Ai'Oon. Hati-hati di jalan." Kata Kongpob. Arthit hanya berdeham sebagai jawabannya. Ketika Kongpob sudah turun dari mobilnya, Arthit segera tancap gas dan mengebut menuju rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA MATAHARI DATANG
Fanfiction"Arthit?" Arthit menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan, "Darimana kau tau namaku?" Tanya Arthit heran. Kongpob berjalan mendekatinya. Arthit yang sedikit risih akan tatapan pria aneh itu padanya, perlahan melangkah beberapa langkah ke belak...