XP

2.4K 256 44
                                    

Pagi pun datang. Bright yang baru bangun, mengusap-usap matanya yang masih berat dan menengok ke arah jam dinding di kamarnya.

Masih jam 8 pagi.

Bright menguap lagi dan memaksakan matanya untuk tetap terbuka. Sebenarnya hari ini Bright sudah merencanakan sesuatu. Karena pembantu rumah tangga mereka sedang pulang kampung, akhir-akhir ini rumahnya sangat berantakan. Debu dimana-mana, dan banyak barang-barang berserakan. Tinggal berdua bersama adiknya yang malas itu benar-benar kesialan tersendiri untuknya.

Tentu saja sebagai dokter, Bright harus mengutamakan kebersihan. Maka dengan itu, Bright memutuskan untuk menjadikan hari minggu ini sebagai 'Hari Bersih-Bersih Rumah'. Ya, dia menahan Kongpob semalam bukan tanpa alasan. Bright rasa, akan lebih mudah baginya jika dia mempunyai 2 orang budak yang bisa membantunya membereskan rumah. Selain pekerjaan lebih ringan dan lebih cepat, yang terpenting adalah, 2 orang budaknya itu akan melakukan semua itu dengan sukarela, sehingga dia tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.

Bright menyeringai memikirkan hal itu.

Rencananya benar-benar sempurna.

Dia kemudian bangun dari tempat tidurnya dan meregangkan badannya yang terasa sangat kaku. Tanpa banyak berpikir lagi, Bright pun langsung beranjak pergi ke kamar Arthit.

"Ku harap mereka tidak melakukan sesuatu yang membuat mereka lelah semalam. Kalau benar seperti itu, aku dalam masalah!" Gumamnya sambil tertawa geli.

Bright sampai di depan kamar Arthit. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Bright pun langsung masuk ke kamar Arthit. Ketika dia masuk kesana, dia melihat Kongpob dan Arthit, keduanya masih tertidur dengan saling berpelukan.

Bright terhenyak. "Oh? Apa-apaan mereka? Jangan-jangan benar, mereka sudah melakukannya," Ucapnya terkejut. "Baiklah, kalian mati sekarang!!" Ucapnya geram.

Bright menarik selimut yang menutupi tubuh mereka dengan kasar. "Hey hey hey!! Bangun bangun bangun!!" Bright menggoyang-goyangkan badan keduanya, membuat mereka menggeliat.

"Enak sekali kalian ya, tidur sambil berpelukan seperti itu! Ayo cepat bangun!"

"Ohooo... P'Bright!!! Kau kenapa sih berisik sekali pagi-pagi begini??!!" Arthit protes.

"Hey, kenapa jadi kau yang protes, anak nakal? Ayo cepat bangun!" Bright menarik paksa tangan Arthit dan membuat Arthit merubah posisinya menjadi duduk. "Kau juga Kongpob! Bangun sekarang juga! Kalian berdua harus di hukum! Kalian berdua harus membantuku untuk membersihkan rumah hari ini! Ayo cepaaaatt!" Lanjutnya.

Arthit mengusap-usap matanya sambil melirik geram pada kakaknya. "Menyebalkan! Aku harus benar-benar cepat-cepat membetulkan kunci kamarku!" Dengus Arthit.

"Sudahlah, tidak usah banyak protes. Arthit, Kongpob, karena kalian sudah melakukan tindak asusila di rumah ini, maka kalian harus dihukum. Kalian harus membantuku bersih-bersih rumah hari ini. Oke?" Bright kembali mengucapkan rencananya.

"Tindak asusila apanya??!!" Arthit dengan cepat komplain. "Kami hanya tidur. Apakah itu yang kau maksud dengan tindakan asusila?"

Bright memutar matanya jengah. "Kau pikir aku tidak tau apa yang sudah kalian berdua lakukan semalam, anak nakal? Tidur dengan berpelukan seperti itu! Kau pikir aku bodoh? Tch! Hey Kong, kau setuju kan, untuk ikut membersihkan rumah ini hari ini?"

Kongpob memandang Bright dengan mata yang masih setengah menutup. "Ng..."

"Jangan mau, Kong!" Arthit menyela cepat, sebelum Kongpob menyanggupi permintaan Bright.

"Ck, kau ini! Aku tidak mau tau, kalian berdua adalah milikku hari ini! Kalian berdua tidak bisa melarikan diri,"

"Ohooo... P'Bright, kau benar-benar kejam..." Arthit masih mengomel.

KETIKA MATAHARI DATANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang